Bagi yang mempunyai kekayaan  di bawah 1000 milyar rupiah ada kemungkinan
besar tidak bisa memperoleh jabatan tinggi sebagai menteri. Jadi kalau ada
yang berhasrat untuk mendapat kedudukan tinggi harus kumpul fulus sebanyak
mungkin untuk bisa   ikut dipilih, begitulah keadaannya, uang atau fulus
menghasilkan kedudukan dan kalau terpilih bisa dijamin kekayaan akan
berlipat-lipat gandaaaaaaaa!


https://www.jawapos.com/nasional/26/10/2019/muhammadiyah-kecewa-tak-lagi-diberi-jabatan-mendikbud-oleh-jokowi/


*Muhammadiyah Kecewa Tak Lagi Diberi Jabatan Mendikbud oleh Jokowi*

NASIONAL <https://www.jawapos.com/nasional/>

26 Oktober 2019, 14:27:35 WIB





*awaPos.com* – Komposisi Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko
Widodo (Jokowi) masih menuai kritik. Seperti dari PP Muhammadiyah, lantaran
tak lagi diberi mandat untuk mengelola Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud).

Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fahmi Salim merasa kecewa atas
keputusan tersebut. Menurut dia, ormasnya layak diberi jabatan di
Kemendikbud karena urusan keagamaan, pendidikan, sosial, kesehatan dinilai
berkaitan erat dengan Muhammadiyah.

“Muhammadiyah kan jalur perjuangannya dakwahnya itu melalui 4 ini,
kesehatan, pendidikan, perguruan Tinggi, sosial dengan berbagai macam panti
asuhan, kemudian keagamaan tentu saja sebagai ormas keagamaan salah satu
terbesar di Indonesia,” kata Fahmi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10).

Fahmi menuturkan, mengelola pendidikan di Indonesia bukan hanya fokus pada
teknologi, melainkan tentang moralitas bangsa. Hal itu yang selama ini
dijalankan oleh Muhammdiyah ketika diberi kepercayaan memimpin Kemendikbud.

“Karena inti dari pendidikan itu adalah moralitas bangsa. Tujuan pendidikan
kita adalah membentuk siswa atau peserta didik yang beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlaq mulia, berkarakter,” sambungnya.

Dengan komposisi kabimet seperti sekarang, Fahmi menilai bisa menimbulkan
persepsi negatif dari rakyat kepada Jokowi. Bahkan tidak menutup
kemungkinan presiden dianggap asal dalam menyusun pembantu kerjanya.

“Nah yang jelas jangan sampai nanti di masyarakat lalu akan muncul persepsi
bahwasanya penyusunan Kabinet ini dilakukan agak serampangan gitu, tidak
memperhatikan aspirasi, tidak memperhatikan situasi kebatinan rakyat dan
stakeholder republik ini,” pungkasnya.

Kirim email ke