Ngabalin: Waspadai Paham ISIS Gentayangan di Penolakan UU Ciptaker
Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 17 Okt 2020 00:47 WIB
https://news.detik.com/berita/d-5217021/ngabalin-waspadai-paham-isis-gentayangan-di-penolakan-uu-ciptaker?single=1
49 komentar
<https://news.detik.com/berita/d-5217021/ngabalin-waspadai-paham-isis-gentayangan-di-penolakan-uu-ciptaker?single=1#comm1>
SHAREURL telah disalin
<https://news.detik.com/berita/d-5217021/ngabalin-waspadai-paham-isis-gentayangan-di-penolakan-uu-ciptaker?single=1>
Ali Mochtar Ngabalin (Lisye Sri Rahayu/detikcom)Foto: Ali Mochtar
Ngabalin (Lisye Sri Rahayu/detikcom)
*Jakarta*-
Tenaga Ahli UtamaKantor Staf Presiden
<https://www.detik.com/tag/kantor-staf-presiden>(KSP)Ali Mochtar
Ngabalin <https://www.detik.com/tag/ali-mochtar-ngabalin>meminta
mewaspadaipaham radikal <https://www.detik.com/tag/paham-radikal>yang
bisa membuat Indonesia tercabik-cabik. Dia menyebut kelompok berpaham
radikal sedang bergentayangan dengan mengatasnamakan penolakanomnibus
law UU Cipta Kerja <https://www.detik.com/tag/omnibus-law-cipta-kerja>.
Hal ini disampaikan Ngabalin lewat akun media sosial (medsos)
Instagram-nya, @ngabalin. Dia meminta masyarakat mewaspadai kelompok
berpaham radikal.
"Jum'at, penuh berkah. Belajar dari kegagalan negara-negara berpenduduk
mayoritas muslim, maka jangan biarkan INDONESIA kita dihancurkan dan
tercabik-cabik dengan paham RADIKAL ISIS, HIZBU TAHRIR aliran yang
menolak PANCASILA & DEMOKRASI, KAUM TAKFIRI (yang mengkafir-kafirkan)
KAUM INTOLERAN," kata Ngabalin dalam keterangan di postingannya, Jumat
(16/10/2020).
"Mereka semua sedang bergentayangan atas nama penolakan UU Cipta Kerja
(Wajah Baru Regulasi Indonesia) Waspada jangan lengah! POLRI kita sedang
bekerja, berikan penguatan dengan doa dari kita semua.
#SampahDemokrasi," sambungnya.
*Baca juga:*Ngabalin: Yang Teriak Minta Jokowi Mundur dan Perusuh Sampah
Demokrasi!
<https://news.detik.com/berita/d-5212559/ngabalin-yang-teriak-minta-jokowi-mundur-dan-perusuh-sampah-demokrasi>
Ngabalin juga meminta masyarakat tetap mencintai Indonesia. Dia juga
mengingatkan masyarakat untuk menjauhi kekerasan serta mewaspadai adu domba.
"Kau boleh menghujat, mencaci maki, ngebully bahkan menusuk jantungku
kalipun, pasti aku rela untuk itu. Tapi tidak untuk INDONESIAKU.
Saudaraku jangan berhenti mencintai negeri ini. +62 antikekerasan,
anarkisme, intoleran, fitnah dan adu domba serta penyebaran kebencian
atas nama kebenaran agama," kata Ngabalin di posting-an lainnya.
*Baca juga:*Pelajar di Kota Probolinggo yang Ikut Demo Akan Dapat Sanksi
dari Sekolah
<https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5216978/pelajar-di-kota-probolinggo-yang-ikut-demo-akan-dapat-sanksi-dari-sekolah>
Sebelumnya, Ngabalin juga geram kepada para pendemo UU Cipta Kerja yang
meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mundur. Ngabalin menyebut pendemo
yang meminta Jokowi mundur dan para perusuh sebagai sampah demokrasi.
Awalnya Ngabalin mengatakan bahwa dalam mengukur kebenaran sebuah
informasi tidak hanya cukup menggunakan mata dan telinga, tapi juga
dengan hati. Dia kemudian menyinggung salah satu ayat dalam Al-Qur'an.
"Jadi, demonstrasi itu dilakukan, kalau teman-teman menyebutkan
demonstrasi itu untuk menyampaikan pandangan dan pikiran seperti yang
sekarang ini mereka teriakkan, penjelasan apa yang kurang terkait dengan
UU Cipta Kerja?" kata Ngabalin saat berbincang dengan detikcom, Selasa
(13/10).
Baru setelah itu Ngabalin menyebut pendemo yang meminta Jokowi mundur
dan para perusuh sebagai sampah demokrasi. Dia heran dengan pendemo.
Sebab, ujung-ujungnya malah meminta Jokowi mundur. Dia menduga ada yang
menunggangi aksi buruh dan mahasiswa. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada
Polri untuk mengusutnya.
"Terus demonstrasi apa yang mereka mau pakai? Berteriak atas nama
kemerdekaan mengemukakan pendapat, Pasal 28 UUD 1945 atau mereka mau
pakai UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat di
muka umum, kemudian berteriak-teriak meminta presiden mundur, sampah
namanya itu. Itu yang abang bilang sampah. Belum lagi para perusuh,"
tegas Ngabalin.
"Itu namanya sampah demokrasi namanya. Tujuan apa mereka maksud?
Berteriak atas nama UU Cipta Kerja, tapi ujung-ujungnya berteriak
presiden mundur, minta presiden mundur. Lu siapa? Mulut-mulut sampah,
mulut-mulut comberan. Lu siapa sih? Emang kau siapa, organisasi apa kau?
Mau sok-sok minta presiden mundur,' sambung dia.
*Baca juga:*Dinkes Ungkap Klaster Demo di Semarang, 11 Orang Positif
Corona
<https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5216963/dinkes-ungkap-klaster-demo-di-semarang-11-orang-positif-corona>
*(jbr/lir)*