Pakar OECD Optimis terhadap Prospek Ekonomi Tiongkok

http://indonesian.cri.cn/20190527/ea75a86b-19a7-ffe9-a12f-9def666cc5fc.html
2019-05-27 10:16:47

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) baru-baru ini merilis Outlook Ekonomi Dunia 2019. Dalam laporan tersebut, OECD menyatakan, dalam beberapa tahun mendatang, ekonomi Tiongkok akan melambat karena restrukturisasi, namun ke depannya Tiongkok akan tetap memelihara pertumbuhan yang kuat. Direktur Kantor Penelitian Kebijakan Ekonomi Tiongkok OECD, Dokter Margit Molnar belum lama yang lalu menerima wawancara wartawan CRI mengenai perekonomian Tiongkok.

Ia mengatakan, OECD memprediksi laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2019 akan mencapai 6,2 persen, dan 6 persen pada 2020.

Menurut data ekonomi yang dirilis pemerintah Tiongkok, pada kuartal pertama tahun 2019, belanja konsumsi memberikan kontribusi sebesar 65,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Dokter Margit mengatakan, peningkatan kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah arah yang tepat. Ia mengatakan: “Arah itu tepat. Tiongkok tengah berangsur-angsur berkembang menjadi negara maju, dan dalam proses itu, proporsi konsumsi harus ditingkatkan, sehingga kontribusinya pun bertambah.” Margit menyatakan Tiongkok masih sangat potensial dalam meningkatkan konsumsi domestik. Ia berpendapat bahwa pelaksanaan kebijakan restrukturisasi akan menstimulasi konsumsi untuk memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Tiongkok memiliki beberapa kebijakan penting untuk mendorong urbanisasi tipe baru, antara lain, membantu 100 juta orang pindah dari pedesaan ke kota untuk menjadi buruh migran yang dijamin akan menikmati hak dan layanan publik yang sama dengan warga kota. Kebijakan itu akan meningkatkan konsumsi sebesar 11 persen sampai pada 2029.”

Seiring dengan meningkatnya tensi perdagangan Tiongkok dan AS, masyarakat internasional khawatir bahwa modal asing di Tiongkok akan semakin berkurang. Akan tetapi, menurut data Kementerian Perdagangan Tiongkok, pada empat bulan pertama tahun ini, Tiongkok secara riil memanfaatkan modal asing sebesar 305,24 miliar yuan RMB, atau meningkat 6,4 persen. Di antaranya, modal asing yang diserap industri manufaktur meningkat 11,4 persen. Dokter Margit mengatakan, meningkatnya penanaman modal asing di Tiongkok karena prospek ekonomi Tiongkok yang cerah.

“Tingkat pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan tetap lebih tinggi daripada negara-negara lainnya, apalagi bukan hanya pada tahun ini, tapi juga untuk jangka pendek dan jangka menengah. Peningkatan penanaman modal itu akan terus berlanjut  seiring dengan diperbaikinya iklim bisnis.”

Margit mengatakan, ekonomi Tiongkok memiliki ruang perkembangan yang sangat besar, khususnya pada 10 hingga 20 tahun mendatang.



---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com

Kirim email ke