http://mediaindonesia.com/read/detail/206454-paus-fransiskus-kutuk-keserakahan-tanpa-batas
/*Paus Fransiskus Kutuk Keserakahan tanpa Batas*/
Penulis: *Tesa Oktiana Surbakti* Pada: Selasa, 25 Des 2018, 19:10 WIB
Internasional <http://mediaindonesia.com/internasional>
<http://www.facebook.com/share.php?u=http://mediaindonesia.com/read/detail/206454-paus-fransiskus-kutuk-keserakahan-tanpa-batas>
<http://twitter.com/home/?status=Paus Fransiskus Kutuk Keserakahan
tanpa Batas
http://mediaindonesia.com/read/detail/206454-paus-fransiskus-kutuk-keserakahan-tanpa-batas
via @mediaindonesia>
Paus Fransiskus Kutuk Keserakahan tanpa Batas
<http://disk.mediaindonesia.com/thumbs/1200x-/news/2018/12/da7018f1f95fc3d3f510d122b85b53c5.jpg>
/Tiziana FABI / AFP/
PAUS Fransiskus mengutuk keserakahan tanpa batas dari gerakan
konsumerisme dalam perayaan Natal di Vatikan. Para peziarah
berduyun-duyun memadati gereja yang menjadi situs tradisional kelahiran
Yesus di Betlehem ketika perayaan Natal menggema di seluruh dunia.
Ribuan orang menghadiri misa pada Senin (24/12) malam waktu setempat, di
Basilika Santo Petrus Vatikan, tempat Paus Fransiskus memberikan khotbah
Natal.
"Keserakahan yang tak terpuaskan menandai semua sejarah manusia, bahkan
sampai hari ini. Secara paradoks, sebagian bisa makan dengan mewah,
sedangkan yang lainnya bahkan tidak mampu memperoleh roti," ucap Paus
Fransiskus yang berusia 82 tahun.
Paus Fransiskus akan menyampaikan khotbahnya yang keenam 'Urbi et Orbi'
pada Hari Natal, kepada para peziarah yang berkumpul di Lapangan Santo
Petrus. Momentum tersebut menjadi perayaan kelahiran Yesus Kristus.
Di lain tempat, para pengunjung dari seluruh dunia berkumpul di Betlehem
pada misa malam Natal. Mereka rela mengantre demi melihat gua yang
diyakini lokasi kelahiran Yesus Kristus. Peristiwa tersebut juga
dimeriahkan kegiatan parade.
Di sebuah kota kecil Tepi Barat, para pemandu Palestina dan sebuah band
bagpipe diarak menuju Manger Square, seberang Gereja Kelahiran Kristus.
Kerumunan publik diwarnai sejumlah orang yang mengenakan topi Santa
sekaligus memegang balon. Mereka memandang alun-alun yang dihiasi pohon
Natal raksasa, dan sebuah palungan yang menjadi tempat pemutaran
lagu-lagu Natal dalam bahasa Arab.
"Ini sebuah kesempatan bagus berada di lokasi yang menjadi simbolis
Natal," ucap Lea Gudel, mahasiswa asal Perancis yang menempuh pendidikan
di Jerusalem.
Pada hari itu, sejumlah kelompok musik memeriahkan panggung di Manger
Square, tepatnya di depan pohon Natal raksasa yang terang benderang.
Pengunjung juga mendapat kesempatan pertama kalinya melihat mosaik
Gereja Kelahiran Kristus yang belum lama dipulihkan.
Sebuah gereja yang lebih baru dan lebih luas, St Catherine, terletak di
sebelah Basilika. Gereja tersebut menjadi lokasi misa tengah malam.
Ratusan peziarah mengerumuni gereja untuk mengikuti misa yang dipimpin
Uskup Agung Katolik untuk Tanah Suci, Pierbattista Pizzaballa.
Presiden Palestina Mahmud Abbas serta beberapa pejabat tinggi, turut
hadir dalam misa malam Natal. Dalam khotbahnya, Pizzaballa berbicara
mengenai tanggung jawab untuk merawat kota dan tanah yang menjadi tempat
tinggal.
"Bukan untuk memiliki atau menduduki, tetapi untuk mengubahnya dari
daerah perkotaan yang kental dengan kepentingan pribadi, ke daerah yang
menyediakan pengalaman persekutuan, perdamaian dan saling berbagi,"
pungkas Pizzaballa.
Betlehem yang terletak dekat Yerusalem namun terpisah dari kota oleh
tembok pemisah Israel, mengalami peningkatan kunjungan peziarah tahun
ini. Apalagi, konflik Israel-Palestina perlahan mereda. Pejabat
pariwisata dan operator hotel menyatakan kunjungan pada musim ini
menjadi yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
"Tahun ini jauh lebih tenang, jauh lebih baik daripada tahun lalu.
Namun, setiap tahun saya selalu senang merayakan Natal meski ada gejolak
politik," kata Abeer Naser, warga Palestina yang merayakan Natal di
Betlehem bersama anak-anaknya.
Di luar Betlehem, umat Kristen seluruh dunia merayakan Natal di mana
para pemimpin mengingatkan bahaya kekerasan terhadap sesama umat.
"Kelompok-kelompok ekstremis baru mulai bermunculan. Mereka menargetkan
gereja, tempat ibadah, para pendeta dan anggota umat beriman," tegas
Paus Fransiskus pada Jumat lalu. (AFP/OL-1)
<http://www.facebook.com/share.php?u=http://mediaindonesia.com/read/detail/206454-paus-fransiskus-kutuk-keserakahan-tanpa-batas>
<http://twitter.com/home/?status=Paus Fransiskus Kutuk Keserakahan
tanpa Batas
http://mediaindonesia.com/read/detail/206454-paus-fransiskus-kutuk-keserakahan-tanpa-batas
via @mediaindonesia>