Pengelolaan Platform Digital Dihimbau Menjadi Titik Pertumbuhan Yang
Paling Kondusif Dalam Kerja Sama Tiongkok-ASEAN
http://indonesian.cri.cn/20201013/34e9708b-cf23-d35c-d228-6f1eb12d95be.html
2020-10-13 11:43:37
“Menghadapi era ekonomi digital yang sudah di ambang, apakah pemerintah,
perusahaan maupun masyarakat dari berbagai negara sudah siap siaga?”
Menyinggung peluang dan tantangan yang didatangkan platform digital,
Wakil Rektor/China Foreign Affairs University/, Gao Fei mengajukan
pertanyaan tersebut dalam rapat video Jaringan Think Tank Tiongkok-ASEAN
(NACT) kemarin (12/10).
Rapat tersebut diselenggarakan dengan menggunakan platform digital,
dengan mengusung tema: Mendorong Kerja Sama Regional Dalam Pengelolaan
Platform Digital. Rapat tersebut diselenggarakan bersama oleh/China
Foreign Affairs University/dan Akademi Diplomasi Filipina dengan
melibatkan sekitar 30 pakar dari Tiongkok dan 10 negara ASEAN.
Berbincang peluang dan keunggulan platform digital, penganalisa Pusat
Riset Kebijakan Diplomatik dan Keamanan Institut Strategi dan Masalah
Internasional Malaysia, Farlina MdSaid mengatakan, sejak terjadinya
pandemi Covid-19, platform digital telah menyediakan sokongan teknik di
bidang-bidang pemantauan dan pendeteksian kelompok sasaran, pembatasan
aktivitas perjalanan, perluasan jalur penerimaan dan penyebaran
informasi, diagnosa dan perawatan pasien, penelitian klinik serta
pemenuhan kebutuhan bekerja dari rumah.
Wakil Direktur Bagian Strategi dan Riset Internasional Akademi Dilomasi
Laos, Bounphieng Pheuaphetlungsy mengatakan, platform digital telah
menyediakan peluang baru kepada aneka perusahaan untuk berpartisipasi
dalam aktivitas ekonomi, khususnya perdagangan. Khususnya di masa krisis
sejak pandemi Covid-19 merebak, platform digital memfasilitasi berbagai
mata rantai pensuplaian dan masyarakat di berbagai sudut dunia
memelihara komunikasi.
Ditunjukkannya, hanya dengan teknologi digital saja, efisiensi
perusahaan tidak bisa ditingkatkan. Pemerintah hendaknya memobilisasi
badan swasta mengikuti bisnis digital, karena badan swasta memiliki
kemampuan teknologi dan sumber keuangan yang lebih kondusif untuk
membentuk platform bisnis digital. Investasi di bidang pendidikan
digital juga tidak boleh diabaikan supaya semua elemen sosial dan
perusahaan dapat terlibat dalam proses digitalisasi dan memperkecil
kesenjangan digital.
Para peserta rapat menyatakan, di atas dasar kerja sama yang ada
sekarang ini, Tiongkok dan negara-negara ASEAN seharusnya menangkap
peluang dan mengatasi risiko agar menjadikan pengelolaan ekonomi digital
dan platform digital sebagai titik pertumbuhan yang paling kondusif
dalam kerja sama Tiongkok-ASEAN. Kedua belah pihak hendaknya
merealisasikan integrasi efektif pembangunan “Satu Sabuk Satu Jalan”
digital dengan Agenda Konektivitas ASEAN atau Master Plan of ASEAN
Connectivity (MPAC) 2025 serta mengintensifkan lebih lanjut pembangunan
prasarana informasi dan telekomunikasi regional.
Dilaporkan, kesepahaman bersama yang tercapai dalam rapat kemarin akan
disampaikan kepada KTT Tiongkok-ASEAN tahun 2020.
Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Buahkan Rangkaian Hasil dan Tuai Pujian Luas
http://indonesian.cri.cn/20201013/fbf7e2e4-e0d2-1f21-7554-3ab58e4d33bb.html
2020-10-13 11:42:20
Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi hari Minggu lalu (11/10) memulai
kunjungan resmi ke Kamboja, Malaysia, Laos dan Thailand dan akan singgah
di Singapura. Sebelumnya Duta Khusus Presiden Indonesia dan Menteri Luar
Negeri Filipina berturut-turut berkunjung ke Tiongkok. Hal ini
menandakan kedua pihak Tiongkok dan ASEAN tengah berupaya melakukan
interaksi diplomatik putaran baru di tengah tatanan normal baru
penanganan wabah virus corona.
Sejak pandemi COVID-19 mewabah, Tiongkok dan berbagai negara ASEAN
bersatu padu dan meningkatkan kerja sama seputar penanggulangan pandemi.
Kedua pihak berada di barisan terdepan dalam hal penanganan pandemi dan
pemulihan ekonomi pasca wabah. Presiden Tiongkok Xi Jinping berkali-kali
melakukan komunikasi dengan para pemimpin negara-negara ASEAN untuk
menyampaikan simpati dan dukungan antara satu sama lain. Tiongkok dan
negara-negara terkait saling mendukung dengan pemberian bantuan
alat-alat medis dan pembagian pengalaman perlawanan wabah virus corona.
Sebagai salah satu negara yang maju di bidang penelitian dan
pengembangan vaksin, Tiongkok berjanji akan memprioritaskan permintaan
negara-negara ASEAN setelah vaksin buatan Tiongkok resmi dipasarkan.
Tiongkok dan negara-negara ASEAN masih berupaya mendorong pemulihan
ekonomi. Dari Januari hingga Agustus lalu, volume perdagangan
Tiongkok-ASEAN sebesar 416,55 miliar dolar AS, atau meningkat 3,8 persen
dibanding periode sama tahun lalu. ASEAN telah secara historis menjadi
mitra perdagangan terbesar bagi Tiongkok.
Belakangan ini AS terus mengirim kapal dan pesawat militer ke kawasan
Laut Tiongkok Selatan untuk memperagakan kekuatan. Mike Pompeo dan
sesamanya tak henti-hentinya melakukan agitasi seputar masalah Laut
Tiongkok Selatan, sengaja mengadu domba hubungan Tiongkok dengan
negara-negara ASEAN. Akan tetapi Tiongkok dan negara-negara ASEAN terus
meningkatkan kerja sama sebagai respons kuat terhadap upaya adu domba
kekuatan eksternal.
Ke depannya Tiongkok dan ASEAN akan melakukan serangkaian kegiatan
diplomatik, antara lain rangkaian pertemuan pemimpin kerja sama Asia
Timur, CAEXPO ke-17, Pertemuan Puncak tentang Investasi dan Perdagangan
ASEAN-Tiongkok (CABIS) serta acara peringatan genap 30 tahun pembinaan
hubungan dialog Tiongkok-ASEAN pada tahun depan. Rangkaian kegiatan
tersebut diharapkan akan meningkatkan lebih lanjut kerja sama
Tiongkok-ASEAN dalam kerangka membina komunitas senasib sepenanggungan,
serta memberikan sumbangan lebih besar bagi pemeliharaan perdamaian,
kestabilan dan pembangunan kawasan dan dunia.