B*eberapa waktu lalu ada yang bilang Islam Nusatara, sekarang Jokowi bilang
Islam Indonesia, mana yang benar. Bagaimana sebenarnya Islam Nusantara dan
Islam Indonesia itu?, Ataukah sebentara lagi ada NII?*



http://www.antaranews.com/berita/640166/presiden-islam-radikal-bukan-islamnya-indonesia


*Presiden: Islam radikal bukan Islamnya Indonesia*

Kamis, 13 Juli 2017 21:58 WIB | 1.435 Views

Pewarta: Desca Lidya Natalia

[image: Presiden: Islam radikal bukan Islamnya Indonesia]Presiden Joko
Widodo (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dalam Halaqah Nasional Alim
Ulama Mejelis Dzikir Hubbul Wathon menegaskan bahwa Islam radikal bukanlah
Islam milik Indonesia.

"Peran besar ulama kita untuk menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan
Islam yang rahmatan lil alamin kepada umat, kepada santri-santri. Tuntunan
yang diberikan itulah yang menjadikan kita alhamdulilah rukun, bersatu
dalam keberangaman yang sangat beragam, tuntunan yang mewujudkan Islam
moderat, Islam yang santun, bukan yang keras dan radikal. Islam radikal
bukan Islamnya Majelis Ulama Indonesia. Islam radikal bukan Islamnya
Indonesia," kata Presiden Joko Widodo di Jakarta, Kamis.

Halaqah Nasional Alim Ulama yang mengangkat tema "Memperkokoh Landasan
Keislaman Nasionalisme Indonesia" dihadiri oleh Ketua Umum Majelis Ulama
Indonesia yang juga Rais Aam PBNU KH Maruf Amin, Ketua Umum Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj, ulama sepuhKH Maemum Zubair,
Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan serta sekitar 700 ulama dari
berbagai daerah di Indonesia.

"Saya yakin kerukunan, persatuan atas keberagaman di negara kita, menjadi
kekaguman dunia terhadap kerukunan Indonesia. Hal itu terjadi karena
kemampuan umat Islam Indonesia menerapkan Islam yang rahmatan lil alamin,
bukan hanya diucapkan tapi implementasikan dalam kehidupan sehari-hari,"
ujar Presiden.

Sekali lagi Presiden Joko Widodo berharap agar para ulama dapat terus
berperan aktif menuntun umat untuk mempererat kerukuran.

"Bukan hanya di antara umat Islam sendiri, tapi juga ukhuwah islamiah kita
dan lebih besar lagi ukhuwah basyariyah (persaudaraan berdasar kemanusiaan)
karena takdir bangsa Indonesia untuk ditantang dalam mengelola keberagaman
dan kebhinekaan kita," kata Presiden.

Presiden juga mengingatkan keuntungan bangsa Indoensia untuk hidup dalam
keberagaman namun memiliki Pancasila sebagai ideologi negara dan pandangan
hidup bangsa dalam menjalani langkah dan perjalanan bangsa yang majemuk.

"Pancasila dengan Islam bukan untuk dipertentangkan dan dipisahkan,
Pancasila adalah dasar negara, sementara Islam adalah akidah yang harus
kita pedomani. Sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
Pancasila menghormati nilai keagamaan, Pancasila berdampingan dengan Islam
dan agama lain yang dianut bangsa Indonesia," kata Presiden.

Ia pun berharap agar majelis dzikir dapat berperan untuk menolong bangsa
Indonesia kembali ke semangant kerja sama, tolong menolong dalam segala
aspek kehidupan untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berkepribadian,
adil dan makmur.

"Tidak boleh ada yang punya agenda politik tersembunyi maupun
terang-terangan yang ingin meruntuhkan NKRI yang berbhineka, tidak boleh
ada lagi yang punya agenda mau mengganti dasar negara yang berpancasila,"
kata Presiden.

Kirim email ke