-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://www.antaranews.com/berita/1390110/presiden-jokowi-minta-kepala-daerah-lebih-tegas-cegah-warga-mudik


Presiden Jokowi minta kepala daerah lebih tegas cegah warga mudik

Senin, 30 Maret 2020 12:30 WIB

Calon penumpang bersiap menaiki bus Antar Kota Antar Provinsi di Terminal Pulo 
Gebang, Jakarta, Minggu (29/3/2020). Kementerian Perhubungan mengimbau agar 
warga membatalkan niatnya pulang kampung, untuk mencegah penyebaran COVID-19. 
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc/pri.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta para kepala daerah melakukan 
langkah-langkah lebih tegas untuk mencegah pemudik dari Jakarta, Depok, Bogor, 
Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) masuk ke daerahnya di tengah merebaknya 
pandemi COVID-19.

"Demi keselamatan bersama, saya minta dilakukan langkah-langkah lebih tegas 
untuk mencegah terjadinya pergerakan orang ke daerah," kata Presiden Joko 
Widodo di Istana Kepresidenan RI, Bogor, Senin.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas dengan tema 
"Antisipasi Mudik Lebaran" melalui video conference bersama para menteri 
Kabinet Indonesia Maju.

"Sudah ada imbauan dari tokoh-tokoh dan gubernur kepada perantau di Jabodetabek 
agar tidak mudik dan ini saya minta tolong diteruskan dan digencarkan lagi," 
kata Presiden.

Presiden menilai langkah-langkah yang dilakukan para kepala daerah saat ini 
belum cukup dan butuh langkah-langkah lebih tegas untuk memutus rantai 
penyebaran COVID-19.

"Selama 8 hari terakhir tercatat 876 armada bus antarprovinsi yang membawa 
lebih kurang 14.000 penumpang dari Jabodetabek ke Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. 
Yogyakarta, dan Jawa Timur. Ini belum dihitung yang menggunakan transportasi 
massal, misalnya kereta api dan kapal dan angkutan udara serta mobil pribadi," 
kata Presiden.

Presiden menegaskan bahwa fokus pemerintah saat ini adalah mencegah meluasnya 
COVID-19 dengan mengurangi atau membatasi pergerakan orang dari satu tempat ke 
tempat yang lain.

Baca juga: Guru besar ingatkan penyemprotan disinfektan bisa matikan bakteri 
baik

"Oleh sebab itu, di tengah merebaknya pandemi COVID-19, adanya mobilitas orang 
yang sebesar itu sangat berisiko memperluas COVID-19, bahkan laporan yang saya 
terima dari Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur D.I. Yogyakarta, pergerakan arus 
mudik sudah terjadi lebih awal dari biasanya," kata Presiden.

Arus mudik itu, menurut Presiden Jokowi, sudah berlangsung sejak penetapan 
tanggap darurat di DKI Jakarta pada tanggal 20 Maret 2020.

"Telah terjadi percepatan arus mudik, terutama dari pekerja informal di 
Jabodetabek ke provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta dan Jawa 
Timur," kata Presiden.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa pihaknya telah 
berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa 
Timur untuk melarang warganya pulang ke kampung halaman masing-masing.

Ganjar meminta warga yang berada di DKI Jakarta tetaplah di Jakarta. Begitu 
pula mereka yang berada di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Bahkan, 
Ganjar sepakat dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk 
mengategorikan seluruh pemudik sebagai orang dalam Pengawasan (ODP) COVID-19.

Ganjar mengungkapkan hal itu tak terlepas dari arus mudik yang terjadi lebih 
awal. Dia mencatat hingga 26 Maret 2020 ada 66.871 orang pemudik dari berbagai 
provinsi yang pulang ke Jawa Tengah dengan Wonogiri menjadi wilayah dengan 
pemudik terbanyak, yakni 42.838 orang.

Baca juga: Hong Kong larang perkumpulan di tempat umum lebih dari empat orang

Hingga Minggu (29/3), jumlah positif COVID-19 di Indonesia mencapai 1.285 kasus 
dengan 64 orang dinyatakan sembuh dan 114 orang meninggal dunia.

Kasus positif COVID-19 ini sudah menyebar di 30 provinsi di Indonesia, yaitu 
DKI Jakarta (675), Jawa Barat (149), Banten (106), Jawa Timur (90), Jawa Tengah 
(63), Sulawesi Selatan (47), Yogyakarta (22), Kalimantan Timur (17), Bali (10), 
Sumatera Utara (8), Papua (9), Kalimantan Tengah (7), Kepulauan Riau (5), 
Sumatera Barat (5), dan Lampung (4).

Selanjutnya, Kalimantan Barat (8), Sulawesi Tenggara (3), Riau (2), Nusa 
Tenggara Barat (2), Sulawesi Utara (2), Aceh (5), Jambi (1), Sumatera Selatan 
(2), Kalimantan Selatan (1), Sulawesi Tengah (2), Maluku (1), Maluku Utara (1), 
Kalimantan Utara (2), Papua Barat (2), dan Sulawesi Barat (1)

Berdasarkan data dari situs Worldometers, hingga Senin (30/3) pagi 
terkonfirmasi di dunia tercatat 722.196 orang yang terinfeksi virus corona 
dengan 33.976 kematian, sedangkan 151.766 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus 
di Amerika Serikat mencapai 142.178 kasus, di Italia 97.689 kasus, di Tiongkok 
sebanyak 81.470 kasus, di Spanyol 80.110 kasus, dan di Jerman 62.435 kasus.

Jumlah kematian tertinggi bahkan saat ini terjadi di Italia sebanyak 10.779 
orang, disusul Spanyol 6.803 orang, di RRT 3.304 orang, di Iran sebanyak 2..640 
orang, dan Prancis 2.606 orang. Saat ini sudah ada sekitar 186 negara yang 
mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2020





Kirim email ke