Yg mendirikan PNI pada 1927 bukan Presiden Sukarno, tetapi Sukarno, tokoh politik. Ini bukan sekedar soal bahasa, tetapi kerancuan. Salam Harsutejo
On Mon, 6 Jul 2020, 07:53 ChanCT, <sa...@netvigator.com> wrote: > Artikel <https://www.antaranews.com/slug/artikel> Konsep kebangsaan PNI > inspirasi nasionalisme > > Oleh Boyke Ledy Watra Minggu, 5 Juli 2020 22:43 WIB > [image: Konsep kebangsaan PNI inspirasi nasionalisme] > > Sejumlah simpatisan berparade dengan menggunakan atribut saat kampanye > Partai Nasional Indonesia (PNI) di Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat, 22 Mei > 1971. ANTARA FOTO/IPPHOS/asf/1971. > Jakarta (ANTARA) - Partai Nasional Indonesia dibentuk oleh Presiden > Soekarno bersama para sejumlah tokoh perjuangan kemerdekaan bangsa pada > 1927 lalu. > > Awalnya Partai Nasional Indonesia merupakan perserikatan, bernama > Perserikatan Nasional Indonesia dengan Presiden Soekarno sebagai ketuanya.. > > Kemudian kongres pertama PNI mengambil salah satu keputusan penting, yakni > mengganti perserikatan menjadi partai. > > Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin > mengatakan ada inspirasi penting yang dapat dipetik dari Partai Nasionalis > Indonesia yang dibentuk oleh Presiden Soekarno tersebut. > > Inspirasi itu adalah tentang konsep kebangsaan yang ditawarkan oleh partai > dan para pendirinya bagi Bangsa Indonesia. > > Konsep kebangsaannya berupa nasionalisme moderat, serta marhaenisme atau > berpihak kepada rakyat kecil sebagai ideologi politik, dan hal itu begitu > dibutuhkan bangsa belakangan ini. > > *Baca juga: Pengamat: Nasionalisme PNI patut diteladani parpol modern > <https://www.antaranews.com/berita/1592330/pengamat-nasionalisme-pni-patut-diteladani-parpol-modern>* > > Menurut Komaruddin, konsep kebangsaan PNI menjunjung rasa nasionalisme > yang moderat, tidak ke kanan tidak ke kiri dan tidak ke barat tidak ke > timur, seperti ajaran Soekarno non-blok, yakni ada di tengah-tengah, jadi > tidak nasionalisme yang fanatik. > > Konsep kebangsaan dengan nasionalisme moderat ini sangat dibutuhkan oleh > Bangsa Indonesia, terutama belakangan ini, karena Indonesia kehilangan > sentuhan nasionalisme moderat tersebut. > > Komaruddin menyebutkan sekarang ini orang sudah terdistorsi, terbagi-bagi, > terpecah menjadi kubu-kubu, oleh karena itu pentingnya konsep kebangsaan, > seperti yang ditawarkan PNI pada saat kemerdekaan dulu. > > Indonesia butuh negarawan yang berdiri di tengah, dan itu menjadi simbol > kebangsa an. Menurut Komaruddin, saat ini sulit menemukan itu, bahkan jika > ada orang baik pun justru diserang oleh *buzzer-buzzer* politik. > > PNI dimasa lalu memiliki inti perjuangan, yakni mempersatukan bangsa untuk > mencapai kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan yang telah > diproklamasikan. > > Kemudian, ideologi politik dari PNI, yakni marhaenisme atau berpihak pada > rakyat kecil juga diperlukan sebagai inspirasi bagi Bangsa Indonesia, > bahkan juga untuk saat sekarang ini. > > Dia mengatakan bahwa konsep "wong cilik" itu penting, tapi konsep ini > tidak boleh di klaim oleh pihak tertentu saja atau partai tertentu saja, > karena setiap orang atau partai berhak untuk peduli terhadap rakyat kecil, > karena persoalan ini semua elemen bangsa. > > > *Baca juga: Puan dukung pembuatan film gelorakan semangat nasionalisme > <https://www.antaranews.com/berita/1179952/puan-dukung-pembuatan-film-gelorakan-semangat-nasionalisme>* > > Sejarah PNI > > Buku karangan Fajriudin Muttaqin yang tercatat sebagai akademisi UIN > Bandung dan Wahyu Iryana berjudul Sejarah Pergerakan Nasional menuliskan > latar belakang PNI, yakni berawal pada masa sebelum kemerdekaan, adanya > perasaan anti penjajah makin subur. Rakyat Indonesia kala itu menentang dan > serta melawan penindasan dari Belanda. > > Pemuda Indonesia bekas dari anggota-anggota Perhimpunan Indonesia > mendirikan Partai Nasional Indonesia di tanah air yang asas dan tujuannya > sama dengan Perhimpunan Indonesia, asas kebangsaan Indonesia dan bertujuan > mencapai kemerdekaan Indonesia. > > Gagasan pembentukan PNI itu didukung oleh Presiden Soekarno, Bung Karno > menekankan pentingnya pembentukan PNI sebagai partai untuk menggalang > persatuan dan kesatuan serta menganjurkan pendirian cabang-cabangnya di > seluruh tanah air. > > Partai Nasional Indonesia dibentuk pada 1927. Tujuan utama Partai Nasional > Indonesia untuk mencapai kemerdekaan Indonesia atas asas percaya akan > kekuatan dan kemampuan Bangsa Indonesia sendiri tanpa bantuan dari siapa > atau pihak mana pun. > > Untuk mencapai Indonesia merdeka, PNI tidak mau bekerja sama dengan > Pemerintah Kolonial Belanda (non-koperasi). PNI tidak bersedia duduk atau > ikut serta di dalam dewan-dewan yang dibentuk atau didirikan oleh > Pemerintah Kolonial Belanda. > > Contohnya dewan bentukan Belanda seperti Volksraad atau Dewan Rakyat, > Gemeenteraden (dewan dewan Kabupaten). > > Ketegasan Bung Karno dan pimpinan ternyata berdampak besar, pada 24 > September 1929, empat orang pemimpin Partai Nasional Indonesia ditangkap > oleh pemerintah Belanda berdasarkan alasan provokasi, bahwa pada awal 1930 > PNI bermaksud mengadakan pemerontakan. > > Keempat pemimpin itu adalah Presiden Soekarno, Maskun, Gatot Mangkuptaja, > dan Supriadinata. Mereka dihadapkan ke pengadilan dan dijatuhi hukuman > penjara oleh pengadilan. > > “Kalau satu pemimpin patah, ada dua atau tiga gantinya” kata Ir. Soekamo > seperti yang dikutip oleh buku Sejarah Pergerakan Nasional tersebut. > > Pada 1946 kembali dihidupkan dan mengikuti pemilihan umum pertama > Indonesia. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) > Ujang Komaruddin PNI berhasil menjadi pemenang pemilu 1955. > > PNI menjadi kuat dan memenangkan pemilu 1955 karena konsep kebangsaannya, > ideologi politik marhaenisme-nya, namun satu lagi faktor penting yakni > sosok besar dari Bung Karno. > > "PNI dimasa lalu yang jaya dan menang pemilu yang jujur di kala itu > menandakan sosok kepercayaan publik, rakyat Indonesia kepada Bung Karno > sangat tinggi, termasuk kepada partainya," ucapnya, > > Ir Soekarno dianggap memang bisa mempersatukan Indonesia, memerdekakan > Indonesia, hal itu tentu dengan tidak menafikan banyak tokoh pendiri bangsa > yang berpengaruh lainnya. > > Menurut dia, figur pemimpin partainya itu menjadi penting di Indonesia, > PNI besar karena sosok ketokohan Bung Karno, namun Sang Proklamator ini > dalam tanda petik digusur oleh rezim yang baru, begitu pula partainya > menjadi redup bahkan menjadi hilang. > > Kehilangan sosok dari Bung Karno menyebabkan PNI Redup meski telah > memenangkan pemilu 1955, kemudian hal lainnya yang juga bisa dianggap > menjadi penyebab redupnya lanjut dia, karena seiring berjalannya waktu Bung > Karno membentuk pemerintahan demokrasi terpimpin, yang menjadikan bung > Karno menjadi presiden seumur hidup. > > Setelah PNI, ideologi politik marhaenisme atau peduli terhadap "wong > cilik" itu diadopsi oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang > dipimpin oleh anak Bung Karno, Megawati Soekarno Putri. > > Namun dia menegaskan bahwa peduli "wong cilik" bukan milik satu partai, > seharusnya seluruh partai seperti itu, karena rakyat kecil persoalan semua > elemen bangsa. > > *Baca juga: Pengamat: Sejumlah elite sedang bermain-main dengan > nasionalisme > <https://www.antaranews.com/berita/824521/pengamat-sejumlah-elite-sedang-bermain-main-dengan-nasionalisme>* > > Oleh Boyke Ledy Watra > Editor: Joko Susilo >