https://x.detik.com/detail/investigasi/20180608/Rizieq-dan-
Angan-angan-Koalisi-Keummatan-/index.php
Rizieq dan
Angan-angan
Koalisi Keummatan
Foto: dok. Istimewa
Jumat, 8 Juni 2018
Sehari pascapertemuan tiga serangkai Prabowo Subianto, Amien Rais, dan
Habib Rizieq Syihab di Mekah, Arab Saudi, Persaudaraan Alumni 212
bergerak cepat. Mereka membuat surat amanah yang ditujukan kepada alumni
212 dan umat Islam.
Isinya permintaan agar mereka terus mendorong terbentuknya Koalisi
Keummatan untuk Pilpres 2019. Koalisi itu terdiri atas Partai Gerindra,
Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Bulan
Bintang. Koalisi itu diharapkan terbentuk sebelum deklarasi capres dan
cawapres pada Agustus 2018. Versi lain menyebut sebelum /ijtimak/
(pertemuan) para ulama, yang digelar Persaudaraan Alumni 212 pada Juli
bulan sebelumnya.
“Biar bagaimanapun, partailah yang punya tiket (pilpres). Karena itu,
Koalisi Keummatan itulah yang harus pertama kali dilakukan,” kata
Persaudaraan Alumni 212 Slamet Ma’arif kepada *detikX*, Rabu, 5 Juni 2018.
Dengan terbentuknya Koalisi Keummatan tersebut, ujar Slamet, nantinya
tentu ada capres dan cawapres yang didukung. Di forum itulah nanti
Rizieq bakal menyatakan dukungan terhadap capres-cawapres koalisi.
Terlebih bila Rizieq sendiri yang diberi tiket capres atau cawapres oleh
partai-partai itu.
*Baca Juga : Mengulik Konsolidasi Tiga Serangkai Prabowo-Amien-Rizieq
<https://x.detik.com/detail/investigasi/20180607/Mengulik-Konsolidasi-Tiga-Serangkai-Prabowo-Amien-Rizieq/index.php>*
Politikus PKS menemui Habib Rizieq di Arab Saudi beberapa waktu lalu.
*Foto: dok. Istimewa*
Sebelumnya, nama Rizieq ditetapkan di urutan pertama capres rekomendasi
Persaudaraan Alumni 212. Di urutan kedua ada Prabowo, yang merupakan
Ketua Umum Gerindra. Sedangkan figur dari partai lainnya adalah Zulkifli
Hasan, yang merupakan Ketua Umum PAN.
Pengacara Rizieq, Kapitra Ampera, menyebut Rizieq sudah menyatakan
dukungannya kepada Prabowo ketika bertemu enam mata bersama Amien Rais
di Arab pada Sabtu, 2 Juni lalu. Dukungan itu dinyatakan setelah Prabowo
meminta persetujuan kepada Rizieq untuk maju pada pilpres.
“Ya, dia ikhlas saja. Dan HRS (Habib Rizieq Syihab) tidak ada keinginan
untuk maju. Artinya, HRS mendukung dan HRS tidak akan maju,” kata Ampera
kepada *detikX*, Senin, 4 Juni.
Pengamat politik Indo Barometer Muhammad Qodari menilai peluang
terbangunnya Koalisi Keummatan cukup besar. Setidaknya hal tersebut
terlihat dari ketiga tokoh itu yang sudah berjalan bersama-sama, dengan
Rizieq yang menjadi simpulnya.
Kemungkinan terbentuknya Koalisi Keummatan itu makin besar lantaran
Ketua Dewan Syuro PKS Salim Segaf Aljufrie menemui Rizieq setelah
Prabowo-Amien. “Kalau di PAN, kita lihatnya kan Amien Rais, di PKS Salim
Segaf Aljufri,” kata Qodari kepada *detikX*, Kamis, 7 Juni.
Ya, dia ikhlas saja. Habib Rizieq Syihab tidak ada keinginan untuk maju.
Artinya, HRS mendukung dan HRS tidak akan maju.”
Kapitra Ampera, Pengacara Habib Rizieq Syihab
Jubir FPI Slamet Ma’arif
*Foto: Samsudhuha Wildansyah/detikcom*
Tinggal persoalan teknisnya nanti siapa yang menjadi wakil presiden
untuk Prabowo. Ia melihat, dengan situasi kubu Prabowo sekarang ini,
kemungkinan cawapresnya bukan dari PAN atau PKS karena dapat menimbulkan
kecemburuan dari masing-masing pihak.
“Bahkan muncul (kabar) wakil Prabowo itu HRS. Itu salah satu indikasi
nanti wakilnya nonparpol. Intinya, (cawapres Prabowo) orang yang
sama-sama diterima oleh PKS dan PAN. Belum tentu HRS, ya. Bisa saja nama
lain,” katanya.
Tapi untuk urusan siapa yang bakal menang, Qodari menyebut, Joko Widodo
masih punya peluang besar bila berhadapan dengan Koalisi Keummatan.
“Kita punya simulasi survei. Nah, dengan siapa pun pasangannya, Jokowi
masih unggul atas Prabowo, siapa pun pasangannya,” ujar Qodari.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengakui ada tiga hal yang dibahas dalam
pertemuan PKS dengan Rizieq di Arab. Tiga hal tersebut masih terkait
dengan wacana Koalisi Keummatan yang diusung oleh Rizieq dan
Persaudaraan Alumni 212.
Pertama, apa platform yang diusung Koalisi Keummatan. Kedua, siapa saja
yang mungkin mau bergabung dalam koalisi tersebut selain Gerindra, PAN,
dan PKS. Ketiga, susunan capres-cawapres yang bakal diusung Koalisi
Keummatan.
Politikus Partai Gerindra, Desmond J Mahesa
*Foto: Lamhot Aritonang/detikcom*
Qodari menilai Partai Demokrat tidak akan bergabung dalam koalisi karena
ingin mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai capres. Dengan
kemungkinan koalisi besar yang terbentuk hanya Koalisi Keummatan dan
kubu Jokowi, Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa mungkin bakal
absen. “Karena, kalau hanya dua ini, akan sangat sulit membentuk koalisi
baru,” ujar Qodari.
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand
Hutahaean menyatakan belum menentukan sikap terkait Koalisi Keummatan.
Namun dia memastikan Partai Demokrat tak bakal bergabung jika Rizieq
menjadi pemegang komando. Alasannya, ulama bukanlah penentu arah
politik, melainkan hanya pemberi saran. “Kalau di bawah komando Habib
Rizieq, kami akan mengurungkan niat bergabung,” tuturnya.
Namun politikus Gerindra Desmond J Mahesa justru pesimistis Koalisi
Keummatan bakal terbentuk. Sesuai dengan terminologi, keumatan berarti
menyatukan partai-partai berbasis massa Islam, seperti PKS, PAN, PKB,
dan Partai Persatuan Pembangunan. Sampai sejauh ini, ia belum melihat
partai-partai itu bisa bersatu.
Sambil menyebut butuh keajaiban untuk terbentuknya Koalisi Keummatan,
Desmond mengatakan Gerindra sendiri kesulitan bergabung dengan Koalisi
Keummatan. Sebab, Gerindra bukanlah partai agamis, melainkan nasionalis.
"Koalisi Keummatan kan sebenarnya ini partai-partai Islam, tidak
termasuk dalam kategori Gerindra yang nasionalis," ujarnya.
*Reporter/Penulis:* Ibad Durohman
*Editor:* Irwan Nugroho
*Desainer:* Habib Rifai