[GELORA45] SIAPA YANG PANTAS DISEBUT PRIBUMI?

2017-03-31 Terurut Topik 'Karma, I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
Sudah saya bilang berkali-kali, warna sinar matahari kurang menarik ketimang 
warna pelangi. Begitu juga di suatu taman tidak secerah dan semerbak bau bunga 
yang warna warni. Sebab kalau 1 warna keindahan tidak tampak.
Ibarat sapu lidik yang begitu kuat untuk menyapu, sebab kalau hanya lidi biasa 
saya yakin sampah tak akan bisa dihilangkan dihalaman rumah

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com]
Sent: Friday, March 31, 2017 8:00 PM
To: GELORA_In
Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] SIAPA YANG PANTAS DISEBUT PRIBUMI?


SIAPA YANG PANTAS DISEBUT PRIBUMI?

Posted on 31 March 2017 in 
Popular<http://www.komunitashistoria.com/article/categories/popular/>.

http://www.komunitashistoria.com/article/2017/03/31/siapa-yang-pantas-disebut-pribumi/



Usia republik ini genap 72 tahun di 2017 ini. Berbagai persoalan melanda dan 
kita tetap eksis. Namun, ada kekhawatiran, bahwa akhir-akhir ini Nasionalisme 
kita diuji oleh rendahnya kesadaran sejarah, sehingga persatuan berdasarkan 
Pancasila dan UUD 1945 menjadi bias makna. Hanya melalui kesadaran sejarah, 
bahwa bangsa ini pernah dijajah dan diperjuangkan sama-sama oleh segenap elemen 
bangsa, kita akan merasa bersaudara.

Persoalan yang akhir-akhir ini mengemuka, bukan sekedar pertarungan politik di 
arena Pilkada, tetapi adalah sebuah keniscayaan bahwa bangsa ini amnesia 
sejarah. Ada upaya sistematis untuk mengaburkan dan menutupi sejarah, 
menjadikan generasi muda kita amnesia, dan akhirnya diadu domba, serta 
dimanfaatkan. Kedangkalan ilmu dan pengetahuan sejarah, menjadikan kita terbawa 
arus. Mengikuti bukan karena mengerti, tetapi karena kita tidak memiliki 
apa-apa di dalam diri kita, kosong.

Kemerdekaan Indonesia yang kita nikmati saat ini, bukan hanya diperjuangkan 
oleh mereka yang teriak Allohu Akbar, tapi juga oleh mereka yang Kristen, Hindu 
dan Budha, bahkan Konghucu. Mereka mengobarkan semangat mengusir penjajah, 
mengorbankan harta, pikiran, tenaga, darah, air mata dan nyawanya untuk 
mendirikan republik ini. Kesepakatannya, mendirikan bangsa ini dengan Pancasila 
dan UUD 1945 sebagai landasan filosofisnya.

Kita sama-sama berjuang mengusir penjajah. Bukan karena kita Islam, Kristen, 
Hindu, Budha, dan Konghucu, tetapi karena kita menolak keserakahan dan 
penjajahan. Siapapun yang berjuang menolak penjajahan, berarti mereka pemilik 
sah tanah air ini. Mereka yang mengadu nasib, beranak pinak, dan mencari hidup 
di tanah air ini adalah pribumi, siapa pun itu. Hak kita sama, menjaga republik 
ini tetap ada.

Saya Muslim, orang Betawi-Sunda. Saya menyadari bahwa kita semua telah 
menciptakan sejarah bersama. Agama-agama itu semua pendatang. Hindu-Budha masuk 
awal abad Masehi, Konghucu masuk abad ke-5, Islam masuk abad ke-12, katolik 
masuk abad ke-16, Protestan masuk abad ke-17. Lalu agama kita apa sebelumnya? 
Animisme dan Dinamisme.

Jadi siapa yang original disini? Tidak ada satupun. Karena kita terbentuk dari 
berbagai macam budaya. Bahasa yang kita gunakan, jenis pakaian, adat istiadat, 
kesenian, semuanya gabungan, dan semuanya import. Etnis Betawi contohnya, 
setengan dari Betawi, adalah Tionghoa; setengahnya lagi Arab. Perhatikan bahasa 
"Lu" dan "Gue" (Tionghoa), "Ane" dan "Ente" (Arab), lalu Betawi punya bahasa 
apa untuk menyatakan dirinya? Tanjidor berasal dari Belanda, Keroncong dari 
Portugis, Gambang Kromong berasal dari Tionghoa, Rebana dan Marawis dari Arab, 
Tari Cokek dari Tionghoa, dan lain lain. Tidak ada satu pun bahasa, begitu juga 
budaya yang kita gunakan dan miliki adalah murni milik kita, yang ada 
akulturasi budaya.

Pelangi itu tidak mungkin Indah jika hanya satu warna. Kenapa kita disebut 
Indonesia? Karena kita beraneka warna. Kita adalah pribumi, kita adalah pewaris 
sah republik ini. Mari kita jaga persatuan di atas berbagai perbedaan. Karena 
perbedaan itu adalah kekuatan untuk pembangunan dalam mengisi kemerdekaan.***

Oleh: Asep Kambali (Sejarawan/Pendiri KHI)




[GELORA45] SIAPA YANG PANTAS DISEBUT PRIBUMI?

2017-03-31 Terurut Topik 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
SIAPA YANG PANTAS DISEBUT PRIBUMI?
Posted on 31 March 2017 in Popular.

http://www.komunitashistoria.com/article/2017/03/31/siapa-yang-pantas-disebut-pribumi/



Usia republik ini genap 72 tahun di 2017 ini. Berbagai persoalan melanda dan 
kita tetap eksis. Namun, ada kekhawatiran, bahwa akhir-akhir ini Nasionalisme 
kita diuji oleh rendahnya kesadaran sejarah, sehingga persatuan berdasarkan 
Pancasila dan UUD 1945 menjadi bias makna. Hanya melalui kesadaran sejarah, 
bahwa bangsa ini pernah dijajah dan diperjuangkan sama-sama oleh segenap elemen 
bangsa, kita akan merasa bersaudara. 

Persoalan yang akhir-akhir ini mengemuka, bukan sekedar pertarungan politik di 
arena Pilkada, tetapi adalah sebuah keniscayaan bahwa bangsa ini amnesia 
sejarah. Ada upaya sistematis untuk mengaburkan dan menutupi sejarah, 
menjadikan generasi muda kita amnesia, dan akhirnya diadu domba, serta 
dimanfaatkan. Kedangkalan ilmu dan pengetahuan sejarah, menjadikan kita terbawa 
arus. Mengikuti bukan karena mengerti, tetapi karena kita tidak memiliki 
apa-apa di dalam diri kita, kosong. 

Kemerdekaan Indonesia yang kita nikmati saat ini, bukan hanya diperjuangkan 
oleh mereka yang teriak Allohu Akbar, tapi juga oleh mereka yang Kristen, Hindu 
dan Budha, bahkan Konghucu. Mereka mengobarkan semangat mengusir penjajah, 
mengorbankan harta, pikiran, tenaga, darah, air mata dan nyawanya untuk 
mendirikan republik ini. Kesepakatannya, mendirikan bangsa ini dengan Pancasila 
dan UUD 1945 sebagai landasan filosofisnya.

Kita sama-sama berjuang mengusir penjajah. Bukan karena kita Islam, Kristen, 
Hindu, Budha, dan Konghucu, tetapi karena kita menolak keserakahan dan 
penjajahan. Siapapun yang berjuang menolak penjajahan, berarti mereka pemilik 
sah tanah air ini. Mereka yang mengadu nasib, beranak pinak, dan mencari hidup 
di tanah air ini adalah pribumi, siapa pun itu. Hak kita sama, menjaga republik 
ini tetap ada. 

Saya Muslim, orang Betawi-Sunda. Saya menyadari bahwa kita semua telah 
menciptakan sejarah bersama. Agama-agama itu semua pendatang. Hindu-Budha masuk 
awal abad Masehi, Konghucu masuk abad ke-5, Islam masuk abad ke-12, katolik 
masuk abad ke-16, Protestan masuk abad ke-17. Lalu agama kita apa sebelumnya? 
Animisme dan Dinamisme. 

Jadi siapa yang original disini? Tidak ada satupun. Karena kita terbentuk dari 
berbagai macam budaya. Bahasa yang kita gunakan, jenis pakaian, adat istiadat, 
kesenian, semuanya gabungan, dan semuanya import. Etnis Betawi contohnya, 
setengan dari Betawi, adalah Tionghoa; setengahnya lagi Arab. Perhatikan bahasa 
"Lu" dan "Gue" (Tionghoa), "Ane" dan "Ente" (Arab), lalu Betawi punya bahasa 
apa untuk menyatakan dirinya? Tanjidor berasal dari Belanda, Keroncong dari 
Portugis, Gambang Kromong berasal dari Tionghoa, Rebana dan Marawis dari Arab, 
Tari Cokek dari Tionghoa, dan lain lain. Tidak ada satu pun bahasa, begitu juga 
budaya yang kita gunakan dan miliki adalah murni milik kita, yang ada 
akulturasi budaya.

Pelangi itu tidak mungkin Indah jika hanya satu warna. Kenapa kita disebut 
Indonesia? Karena kita beraneka warna. Kita adalah pribumi, kita adalah pewaris 
sah republik ini. Mari kita jaga persatuan di atas berbagai perbedaan. Karena 
perbedaan itu adalah kekuatan untuk pembangunan dalam mengisi kemerdekaan.***

Oleh: Asep Kambali (Sejarawan/Pendiri KHI)