Solusi Tiongkok Dorong Perkembangan Bersama Negara-negara Lancang-Mekong
http://indonesian.cri.cn/20200826/1d66cffb-2a56-5fe1-75f1-357dffbb2430.html
2020-08-26 11:53:25
Pertemuan Pemimpin ke-3 Kerja Sama Lancang-Mekong (LMC) digelar secara
virtual pada hari Senin lalu (24/8). Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang
dalam pidatonya memaparkan enam usul Tiongkok tentang peningkatan kerja
sama sumber daya air, perdagangan, konektivitas, pembangunan
berkelanjutan, perbaikan kesejahteraan masyarakat serta implementasi
pedoman yang terbuka dan inklusif. Atas usulan Tiongkok, Deklarasi
Vientiane mengumumkan akan meningkatkan kemitraan kerja sama politik dan
keamanan, kemitraan kerja sama pembangunan berkelanjutan, kemitraan
pertukaran sosial dan kemitraan Mekanisme Kerja Sama Lancang-Mekong. Hal
ini pasti akan memberikan daya hidup yang baru bagi kerja sama
negara-negara Lancang-Mekong pada masa depan, sekaligus menunjukkan arah
bagi pembentukan komunitas senasib sepenanggungan negara-negara
Lancang-Mekong yang lebih kokoh pada masa pasca pandemi.
Mekanisme Kerja Sama Lancang-Mekong merupakan mekanisme kerja sama
sub-regional tipe baru yang disepakati enam negara di daerah aliran
Sungai Lancang-Mekong di atas dasar konsultasi bersama, pembangunan
bersama dan pembagian bersama. Melalui perkembangan selama 4 tahun,
mekanisme tersebut5 telah menuai hasil-hasil bernas di bidang-bidang
pertanian, pengentasan kemiskinan, pembangunan infrastruktur dan
pemanfaatan sumber daya air, sehingga telah membawa manfaat sejati
kepada rakyat berbagai negara di kawasan ini.
Belum lama yang lalu, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengusulkan pembinaan
pemerintahan global yang lebih inklusif, mekanisme multilateral yang
lebih efektif dan kerja sama regional yang lebih aktif. Dalam pertemuan
kali ini, Tiongkok mengemukakan enam butir usulan tentang peningkatan
kerja sama antara satu sama lain. Keenam usulan tersebut akan mendorong
Kerja Sama Lancang-Mekong berkembang secara lebih kokoh dan menciptakan
lebih banyak peluang bagi perbaikan kesejahteraan rakyat setempat.
Seperti apa yang diketahui umum, Kerja Sama Lancang-Mekong berkaitan
erat dengan kerja sama sumber daya air. Kerja sama ini merupakan wujud
terbaik kepercayaan politik antar enam negara tersebut. Saat ini antara
Tiongkok dan lima negara lainnya terjalin hubungan saling percaya dan
saling mengerti. Hal ini telah memainkan peranan penting bagi keenam
negara tersebut untuk menjajaki pengelolaan sumber daya air serta
memelihara keamanan bersama dan menentang intervensi dari luar.
Sementara itu, peningkatan perdagangan dan konektivitas serta
pemeliharaan kestabilan rantai industri dan rantai pasok merupakan salah
satu titik terang dalam pertemuan virtual kali ini.
Tiongkok mengajukan perlunya membangun “jalur cepat” dan “jalur hijau”
untuk memudahkan kunjungan personel dan lalu lintas barang antara satu
sama lain di tengah tatanan baru penanganan wabah virus corona. Tiongkok
mengusulkan penyinergian antara Kerja Sama Lancang-Mekong dengan Jalur
Baru Perdagangan Darat dan Laut Internasional, dalam rangka
mengoptimalkan distribusi sumber daya kawasan ini, mendorong
penandatanganan RCEP dan mewujudkan integrasi ekonomi regional pada
level yang lebih tinggi.
Selain itu, untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus corona, Tiongkok
mengusulkan peningkatan kerja sama kesehatan publik antar sesama negara
di daerah aliran Sungai Lancang-Mekong. Tiongkok mengumumkan akan
menyediakan dana khusus kesehatan publik di bawah kerangka Dana Khusus
Kerja Sama Lancang-Mekong, terus menyediakan dukungan berupa material
maupun dana kepada negara-negara di kawasan ini. Tiongkok berkomitmen
akan memprioritaskan penyaluran vaksin virus corona kepada negara-negara
di kawasan ini.
Sebagai mekanisme kerja sama sub-regional, kerja sama Lancang-Mekong
dari awalnya memang bersifat terbuka dan inklusif. Dalam pertemuan kali
ini, Tiongkok menyatakan mendukung status dominan ASEAN dalam kerja sama
Asia Timur, berharap Kerja Sama Lancang-Mekong dapat menguntungkan
pembentukan Masyarakat ASEAN dan memperdalam kemitraan strategis
Tiongkok-ASEAN. Sementara itu, Tiongkok aktif menjajaki kerja sama pihak
ketiga dengan Jepang, Korsel dan Uni Eropa.
Peningkatan kerja sama yang saling menguntungkan sama dengan
menguntungkan diri sendiri, atau dengan kata lain menguntungkan semua pihak.
Ke depannya, Tiongkok dan negara-negara lain di kawasan ini akan terus
berupaya bersama untuk mendorong perkembangan kerja sama Lancang-Mekong
dalam rangka menciptakan lebih banyak peluang bagi perkembangan
negara-negara di kawasan ini.
Pertemuan Pemimpin ke-3 LMC Publikasikan Deklarasi Vientiane
http://indonesian.cri.cn/20200825/7decdbbc-5910-ee64-1a60-469a13f23533.html
2020-08-25 15:26:51
Pertemuan Pemimpin Kerjasama Lancang-Mekong (LMC) ke-3 kemarin (24/8)
diadakan secara virtual. Pertemuan mengumumkan “Deklarasi Vientiane”,
secara menyeluruh merencanakan cetak biru kerja sama Tiongkok, Kamboja,
Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam pada masa depan. Duta Besar Tiongkok
untuk Myanmar Chen Hai menyatakan mekanisme kerja sama Lancang-Mekong
selama 4 tahun ini mencapai hasil besar di Myanmar, dan memberikan
keuntungan yang nyata bagi rakyat. Tiongkok bersedia mempererat
koordinasi dengan Myanmar dan semua negara di kawasan Lancang-Mekong,
terus berusaha untuk membentuk komunitas senasib sepenanggungan
negara-negara sepanjang Sungai Lancang-Mekong.
Kerja sama Lancang-Mekong mengedepankan peningkatan kerja sama,
mendorong kemakmuran ekonomi regional dan perkembangan masyarakat,
meningkatkan taraf kehidupan penduduk, memperkecil kesenjangan
perkembangan regional.
Pandemi Covid-19 sedang menyebar di seluruh dunia. Dubes Chen Hai
menunjukkan pemerintah dan rakyat negara-negara di kawasan aliran Sungai
Lancang-Mekong berkoordinasi dan saling membantu, mengadakan kerja sama
yang luas dan mencapai hasil yang aktif di bidang pencegahan pandemi
Covid-19.
Tiongkok menyumbangkan banyak material penanganan covid-19 kepada
Myanmar melalui banyak jalur. Tiongkok juga mengirim 3 tim medis ke
Myanmar untuk membagikan pengalaman penanganan pandemi, membantu Myanmar
meningkatkan kemampuan menangani pendemi. Tiongkok juga mengadakan kerja
sama yang luas dengan negara-negara lain di kawasan Sungai
Lancang-Mekong di bidang penanganan pandemi, dan telah mencapai hasil
positif.
Chen Hai mengatakan bahwa kerja sama Sungai Lancang-Mekong bermulai dari
sungai, berhubung dengan sungai dan berkembang dengan sungai. Pertemuan
Pemimpin Kerja sama Sungai Lancang-Mekong ke-3 merupakan tonggak baru
kerja sama Sungai Lancang-Mekong dan juga menunjukkan arah bagi kerja
sama sungai Lancang-Mekong pada masa depan.