Super Holding BUMN
Anda tahu, setiap Bank BUMN punya ATM tersendiri. Tentu masing masing harus 
membangun IT system lengkap dengan jaringannya. Ini pemborosan. Padahal masing 
masing adalah milik negara. Bisnis bank bukan ATM tetapi agent of development. 
Nah kalau ada Holding Bank BUMN maka tidak perlu masing masing Bank BUMN itu 
punya ATM. ATM bisa dikelola oleh BUMN bidang IT perbankan. Sehingga efisien.  
Sementara BUMN perbankan bidang IT bisa dikembangkan lebih luas sebagai profit 
center dengan meningkatkannya layanannya sampai ke Financial technology. Peran 
bank lebih kepada agent of development terspesialisasi sesuai dengan misi 
mereka sebagai agent of developement. Misal, BRI khusus bidang Agro dan 
Koperasi. BNI khusus bidang Korporat. Bank Mandiri khusus bidang Investment.
Atau anda tahu, BUMN kontruksi?.  Ada PP, Wijaya Karya , Waskita , Hutama, Adhi 
Karya, semua itu punya bidang yang sama yaitu jasa kontruksi. Masing masing 
berkompetisi dibidang yang sama. Ini jelas tidak efisien dari segi sumber daya. 
Kalau dibentuk BUMN Holding, masing BUMN Kontruksi itu akan bergerak 
terspecialisasi. Contoh PP, khusus bidang pembangunan perumahan dan kawasan 
hunian dan pelabuhan.  Waskita, khusus membangun jalan dan jembatan. Hutama 
khusus membangun Jalan Toll dan jalan negara. Adhi Karya membangun bandara dan 
gedung pemerintahan. Sehingga masing masing BUMN itu bisa mengembangkan sumber 
dayanya secara berkualitas. Bukan hanya standar lokal tetapi juga international?
Masing masing bidang BUMN itu adalah holding atau sub-holding dari holding 
BUMN. Dari Holding BUMN itu diatas ada super holding, yang membawahi semua 
holding BUMN. Tujuan dibentuknya HOlding dan Super holding, adalah disamping  
efisiensi juga untuk efektifitas sumber daya. Mempercepat proses pengambilan 
keputusan dalam aksi korporat. Dan yang lebih penting adalah memperkuat 
Struktur permodalan BUMN dan meningkatkan credit rating anak perusahaan. 
Keberadaan Holding bisa mengarahkan anak perusahaan untuk focus sesuai core nya 
dan memastikan terjadi efisiensi lewat sinergi antar anak perusahaan. 
Untuk lebih jelasnya saya analogikan seperti kasus dibawah ini. Ada istilah 
dalam bisnis yang mungkin anda jarang mendengar yaitu project derivative value 
(PDV). Istilah PDV ini untuk menggambarkan bagaimana visi perusahaan yang mampu 
menciptakan berbagai project yang terhubung dengan bisnis utama secara off 
balance Sheet. Artinya pengembangan bisnis mendukung Core tidak melibatkan 
neraca perusahaan. Contoh satu Perusahan produsen CPO yang membutuhkan kapal 
angkut. Perusahaan itu memberikan kontrak jangka panjang jasa angkutan kepada 
anak perusahaan. Anak perusahaan menarik dana dari lembaga keuangan untuk 
membeli kapal. Underlying nya adalah kontrak jasa angkutan dan jaminannya 
adalah kapal itu sendiri.
Karena anak perusahaan punya armada kapal maka disamping melayani kontrak 
kepada induk perusahaan, diapun melayani angkutan dari perusahaan lain. Jadi 
anak perusahaan beroperasi sebagaimana layaknya Perusahan mandiri secara 
akuntansi dan balance Sheet. Agar angkutan selalu ada dan meningkat maka anak 
perusahaan itu bisa juga membentuk anak perusahaan lagi untuk trading CPO.. 
Tentu dengan dukungan armada kapal yang ada tidak sulit bagi anak perusahaan 
mendirikan bisnis trading dengan membangun bunker CPO. Bunker ini disamping 
untuk melayani group Perusahaan juga melayani perusahaan lain.
Pembiayaan bunker ini didapat dari bank dengan underlying strategy partners 
dukungan armada. Bank pasti kasih karena bunker menjadi bisnis yang 
menguntungkan bila didukung armada kapal sebagai backbone logistic. Apabila 
Bunker sudah established maka anak perusahaan trading bisa membentuk anak 
perusahaan refinery downstream CPO. Karena bunker yang ada bisa sebagai suply 
guarantee bahan baku. Tentu bank akan senang hati membiayai proyek ini karena 
adanya suply guarantee dari bunker yang solid dan kuat dibidang logistic.
Perhatikan uraian tersebut diatas. Pemilik sebenarnya semua bisnis kapal, 
bunker, refinery adalah perusahaan produsen CPO. Tetapi karena entity ( badan 
hukum ) nya berbeda maka secara hukum dan akuntansi posisi hutang tidak ada 
kaitannya. Apalagi skema hutang yang digunakan adalah project based. Artinya 
perusahaan didirikan atas dasar project yang sudah established secara bisnis. 
Tentu sangat aman secara financial scheme. Model seperti ini keliatannya 
seperti model konglomerat. Tetapi sebetulnya tidak sama dengan konglomerasi. 
Konglomerasi berkembang karena hegemoni sumber daya termasuk modal dari induk 
perusahaan untuk unggul dalam persaingan. Sementara PDV bertujuan membangun 
kekuatan stakeholder atas dasar kebersamaan untuk tujuan efisiensi dan 
meningkatkan sumber pembiayaan diluar induk agar bisa berkembang cepat.
Keberadaan super holding sebagai strategi menerapkan  bisnis model PDV ini. 
Contoh PT. Waskita sebagai EPC membentuk anak perusahaan PT. waskita Toll Road. 
Anak perusahaan ini bertindak sebagai developer toll dan menarik dana dari bank 
dengan underlying konsesi toll. Siapa yang bangun ? Ya PT. Waskita. Dengan 
demikian waskita dapat dana membangun dari anak perusahaan. Artinya neraca PT. 
waskita sebagai BUMN tidak dijaminkan, atau posisi off balance sheet. Resiko 
utang ada pada waskita toll road. Bagaimana Waskita toll road membayarnya? Ya 
melalui pelepasan saham ke publik atau secara private placement untuk dapatkan 
capital gain. Sementara bisnis Core PT. Waskita melaksanakan fungsinya sebagai 
Agent of development.
Nah ada contoh sederhana lagi, kalau akuisisi Freeport diserahkan kepada PT.. 
Aneka Tambang, tentu tidak mungkin bisa mendapatkan dana dari pasar uang. 
Mengapa ? neraca PT. Aneka Tambang tidak qualified. Tetapi dengan adanya 
Holding Tambang yang merupakan gabungan dari beberapa BUMN tambang, maka secara 
akuntasi PT. Inalum sebagai holding, qualified menerbitkan Global Bond sebesar 
USD 3,8 miliar. Apakah resiko ada pada Inalum sebagai Holding? tidak. 
Penerbitan global bond itu tidak dijamin oleh BUMN Holding Tambang ( Inalum) 
tapi oleh Freeport yang sumber pembayaran utangnya dari deviden atas saham 
Freeport yang dikuasai.

Dikirim dari Yahoo Mail untuk iPhone

Kirim email ke