-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://mediaindonesia.com/read/detail/349140-survei-minim-publik-percaya-kebangkitan-pki



Rabu 30 September 2020, 20:28 WIB 

Survei: Minim, Publik Percaya Kebangkitan PKI 

Putra Ananda | Politik dan Hukum 

  Survei: Minim, Publik Percaya Kebangkitan PKI Antara Petugas membersihkan 
area Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (30/9) 
MASYARAKAT Indonesia sudah tidak tertarik dengan isu kebangkitan Partai Komunis 
Indonesia (PKI). Hal tersebut terpapar dalam survei nasional tentang isu 
kebangkitan PKI yang dirilis Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC). Hasil 
survei menunjukkan sejak 2016, persentase warga yang percaya dengan isu 
kebangkitan PKI berada di kisaran 10-16%. Rendahnya kepercayaan masyarakat 
terhadap isu kebangkitan PKI dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat Indonesia 
mengenai isu kebangkitan PKI di Indonesia. Baca juga: Isu PSI, Mainan Politik 
Kelompok yang tak Kreatif "Dari 36% responden mengetahui isu kebangkitan PKI, 
hanya 14% dari populasi tersebut yang setuju dengan kebenaran isu kebangkitan 
PKI," tutur Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas di Jakarta, Rabu (30/9). 
Mayoritas warga yakni 64% menyatakan tidak tahu atau tidak mendengar adanya 
kebangkitan PKI di Indonesia. Survei ini dilakukan pada 23 hingga 26 September 
2020 dengan melibatkan 1.203 responden. Wawancara dilakukan melalui sambungan 
telepon dengan kisaran margin of error kurang lebih 2,9%. "Di kalangan yang 
tahu, mayoritas tidak percaya kebangkitan itu memang terjadi. Hampir 61% 
menyatakan tidak percaya ada kebangkitan PKI (atau 22% dari populasi)," papar 
Sirojudin. Baca juga: Polri Imbau Nobar G30S/PKI Ditiadakan Sirojudin 
menjelaskan, isu kebangkitan PKI selalu terdengar setiap memasuki September. 
Hal ini menjadi salah satu alasan SMRC melakukan survei tentang seberapa banyak 
masyarakat yang mempercayai isu kebangkitan PKI di Tanah Air. “Pertanyaan 
utamanya adalah seberapa banyak warga yang tahu tentang isu tersebut? Di antara 
yang tahu, seberapa banyak yang percaya dengan isu ini?” kata Abbas. Baca juga: 
Budiman Sudjatmiko: Pak Gatot, Anda Sehat? Dari kalangan yang percaya memang 
ada isu kebangkitan PKI, jelas Sirojudin, 79% respoden menyatakan kebangkitan 
PKI merupakan sebuah ancaman. Yang percaya kebangkitan PKI itu belum menjadi 
ancaman hanya 13% dan yang tidak percaya menjadi ancaman 6%. "Dari yang percaya 
kebangkitan PKI meruapakan ancaman, sebanyak 69% respoden menganggap pemerintah 
kurang/tidak tegas sama sekali atas ancaman kebangkitan PKI tersebut. Sedangkan 
30% merasa pemerintah sangat/cukup tegas," jelasnya. Baca juga: Nadiem 
Instruksikan Peringatan Kesaktian Pancasila secara Virtual Menariknya, menurut 
Sirojudin, pembelahan masyarakat dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 turut 
memengaruhi isu kebangkitan PKI. Isu kebangkitan PKI lebih banyak diketahui 
kalangan pendukung Prabowo Subianto dibandingkan di kalangan pendukung Joko 
Widodo. "48% pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 mengetahui isu kebangkitan PKI 
sementara hanya 29% pemilih Jokowi yang mengetahuinya," tegas Sirojudin. Baca 
juga: Film G-30-S/PKI versus Drakor Budayawan Franz Magnis Suseno menyatakan, 
G30S PKI merupakan kegiatan yang kejam. Negara harus berani melakukan 
rekonsiliasi yang artinya mengakui perbuatan kekejaman saat itu kepada keluarga 
korban G30SPKI. "Kita sekarang harus berani mengakui kemudian terjadi hal-hal 
yang sama sekali di luar proporsi," ujarnya. Kendati demikian, Magnis Suseno 
menyebut negara tetap harus melarang paham-paham komunisme yang dibawa oleh 
marxisme. Termasuk pelarangan semua organisasi komunisme di Indonesia seperti 
PKI. Isu kebangkitan PKI harus segera diakhiri agar tidak semakin menimbulkan 
polemik di masyarakat. "Isu ini harus berakhir. Isu ini membuat rekonsiliasi 
tidak mungkin. Orang yang masih bicara seperti itu (PKI bangkit) menurut saya 
tidak bonafit," paparnya. Dirinya juga menuturkan agar tidak perlu ada 
pemutaran film G30S yang lebih menampilkan kejahatan. Di film tersebut 
tergambarkan bagaimana anggota Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) mengalami 
penindasan padahal organisasi tersebut bukan bagian dari komunisme. "Pemutaran 
film G30S, saya sendiri anggap sebagai sebuah kejahatan. Karena itu menampilkan 
kejahatan. Kita harus menolak betul-betul film itu, bagi orang yang tidak tahu 
akan menimbulkan pandangan yang tidak benar. Jangan kita mengizinkan sekelompok 
orang apa pun menjadi objek kebencian terhadap kelompok apapun. Tidak boleh 
kita beri ruang," tandasnya.(X-15)  

Sumber: 
https://mediaindonesia.com/read/detail/349140-survei-minim-publik-percaya-kebangkitan-pki







Kirim email ke