Kemenlu:
Tiongkok Bersedia Bersama UE Dorong Pemulihan Hijau Ekonomi Dunia
http://indonesian.cri.cn/20200925/8cfac06c-896c-aa06-6d15-125fb645c3ab.html
2020-09-25 11:47:10
Kemenlu: Tiongkok Bersedia Bersama UE Dorong Pemulihan Hijau Ekonomi
Dunia_fororder_w3
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin di depan jumpa
pers rutin yang diadakan hari Kamis (24/09) menyatakan, Tiongkok
bersedia bersama dengan Uni Eropa menjalin hubungan mitra hijau
Tiongkok-Eropa, terus memperdalam kerja sama internasional untuk
menghadapi perubahan iklim, dan mendorong pemulihan hijau ekonomi dunia
pasca pandemi.
Dikabarkan, Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen hari Rabu menyatakan
sambutannya atas target yang diumumkan Presiden Tiongkok Xi Jinping,
yaitu mengontrol emisi karbon dan mewujudkan target karbon netral
sebelum tahun 2060. UE akan berupaya bersama dengan Tiongkok untuk
merealisasi target ini.
Menanggapi hal ini, Wang Wenbin menyatakan, dalam laporan di depan debat
umum Sidang Majelis Umum, Presiden Xi Jinping mengumumkan bahwa emisi
karbon Tiongkok akan mencapai volume tertinggi sebelum tahun 2030, dan
akan memperjuangkan merealisasi karbon netral sebelum tahun 2060.
Masyarakat internasional menilai tinggi tindakan Tiongkok ini, dan
menganggap target yang diumumkan Tiongkok akan memberi dukungan politik
yang penting terhadap sidang ke-26 Konvensi Kerangka Perubahan Iklim PBB
yang akan diselenggarakan pada tahun depan, dan memberi pengaruh positif
bagi transformasi karbon rendah dunia, telah menjadi teladan di bidang
menghadapi perubahan iklim, dan memperlihatkan sikap yang bertanggung
jawab dan memiliki kepemimpinan.
Kemenlu: Tiongkok Bersedia Bersama UE Dorong Pemulihan Hijau Ekonomi
Dunia_fororder_w1
Wang Wenbin menyatakan, penanganan perubahan iklim tidak hanya adalah
tuntutan perkembangan berkelanjutan Tiongkok, tapi juga adalah tanggung
jawab Tiongkok sebagai negara besar untuk mendorong pendirian masyarakat
senasib sepenanggungan.
Dia menyatakan, Tiongkok bersedia bersama Uni Eropa, menindak lanjuti
kesepahaman yang dicapai pemimpin kedua pihak, menjalin hubungan mitra
hijau Tiongkok-Eropa, dengan sungguh-sungguh melaksanakan kewajiban
bersangkutan dengan Konvensi Kerangka Perubahan Iklim PBB dan Perjanjian
Paris, berpegang teguh pada konsep pembangunan baru yang inovatif,
berkoordinasi, hijau, terbuka dan inklusif, terus memperdalam kerja sama
internasional untuk menghadapi perubahan iklim, mendorong pemulihan
hijau ekonomi dunia pasca pandemi, dalam rangka memberi sumbangan
positif untuk mendorong perkembangan berkelanjutan dunia.
Kemenlu Tiongkok:
*Tiongkok Tidak Sambut Guru HAM, AS Harus Tahu Diri*
http://indonesian.cri.cn/20200925/837c935c-b834-3a96-17a5-e68d16ad7366.html
2020-09-25 11:36:46
Kemenlu Tiongkok: Tiongkok Tidak Sambut Guru HAM, AS Harus Tahu
Diri_fororder_w1
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin kemarin (24/9)
di depan jumpa pers di Beijing menyatakan, Tiongkok tidak menerima
diktat Amerika Serikat yang berlagak seperti “guru” terkait masalah HAM.
AS harus terlebih dulu menyelesaikan masalah yang ada di negaranya sendiri.
Menurut laporan, Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo baru-baru ini
mencela kondisi HAM Tiongkok, Iran dan Venezuela. Ketika menjawab
pertanyaan terkait, Wang Wenbin menunjukkan, AS sudah terbiasa
menjadikan diri sebagai Guru HAM, selalu bercampur tangan terhadap
urusan HAM negara lain. Tapi pada kenyataannya, kondisi HAM di AS sangat
serius. Yel-yel seperti “I can't breathe” dan “black lives matter”
terdengar di seluruh dunia. Dewan HAM PBB sudah meluluskan resolusi yang
mengecam diskriminasi ras yang terjadi di AS. AS hendaknya tahu diri dan
terlebih dulu menyelesaikan masalah yang ada di negerinya sendiri.
Kemenlu Tiongkok: Tiongkok Tidak Sambut Guru HAM, AS Harus Tahu
Diri_fororder_w3
Wang Wenbin menyatakan, pemerintah Tiongkok sangat mementingkan
perlindungan dan pendorongan HAM, berpegang pada ide HAM yang
memprioritaskan rakyat. Tiongkok telah mewujudkan pengentasan kemiskinan
bagi 850 juta penduduk miskin, lebih awal 10 tahun mewujudkan target
pengurangan kemiskinan yang tercantum dalam Agenda Pembangunan
Berkelanjutan 2030 PBB. Tiongkok telah membentuk sistem pendidikan,
jaminan sosial, pengobatan dan demokrasi yang berskala paling besar di
dunia, menjamin hak bicara warga negara, kebebasan menganut agama serta
hak partisipasi etnis minoritas dalam urusan administrasi negara. Kini
berbagai hak dan kepentingan rakyat terjamin secara sungguh-sungguh.
Wang Wenbin menunjukkan, di dunia ini tidak ada negara mana pun dengan
kondisi HAM yang sempurna. Tiongkok bersedia bersama berbagai negara di
dunia melakukan pertukaran di atas dasar sama derajat dan saling
menghormati, mendorong usaha HAM dunia berkembang maju. Akan tetapi,
Tiongkok tidak menyambut “guru HAM”, menentang standar ganda dalam
masalah HAM, menentang penodaan serta menentang intervensi terhadap
urusan negara lain dengan alasan HAM.