Pada Selasa, 7 Maret 2017 17:31, "Marco 45665 comoprim...@gmail.com 
[sastra-pembebasan]" <sastra-pembeba...@yahoogroups.com> menulis:
 

     

2017-03-07 9:13 GMT+01:00 'Chan CT' sa...@netvigator.com [sastra-pembebasan] 
<sastra-pembeba...@yahoogroups.com>:

     Dianggap Menyebarkan Komunisme, Mahasiswa Universitas Telkom Diskorsing
Selasa, 7 Maret 2017 | 12:24http://sp.beritasatu.com/home/ 
dianggap-menyebarkan- komunisme-mahasiswa- universitas-telkom-diskorsing/ 
118549Ilustrasi menolak paham komunisme [google] 

Berita Terkait§  Isu Kebangkitan Komunis Bagian dari Proxy War§  Atribut 
Komunis Muncul Disaat Perayaan HUT Kemerdekaan[BANDUNG] Universitas Telkom 
menjatuhkan skorsing kepada mahasiswa jurusan Bisnis Telekomunikasi Fidocia 
Wima Adityawarman dan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Sintarian Lintang 
Rahardjo karena dianggap menyebarkan paham komunisme.“Saya kena skorsing enam 
bulan, kalau Edo (sapaan Fidocia) kena tiga bulan terhitung sejak 16 Januari 
2017,” kata Lintang di Bandung, Senin (6/3).Skorsing bagi Lintang itu termuat 
dalam Keputusan Rektor Universitas Telkom nomor: KR.547/HKM8/BKA/2017 tentang 
sanksi akademik pokok dan tambahan kepada mahasiswa atas nama Sinatrian Lintang 
Rahardjo. Dalam keputusan itu ada empat pelanggaran yang dilakukan oleh 
Lintang.Rektor Telkom University Mochamad Ashary menyatakan mahasiswa berusia 
22 tahun ini terbukti membuka lapak buku untuk umum tanpa ijin di lingkungan 
Universitas Telkom secara bersama-sama dengan dua orang lainnya pada tanggal 9 
November 2016. Dia juga dianggap melakukan kegiatan yang berpotensi 
menyebarluaskan komunisme di lingkungan Universitas Telkom.Keputusan rektor 
tertanggal 20 Februari 2017, yang berlaku surut hingga tanggal 16 Januari 2017 
itu juga menyatakan, Lintang terbukti memutarbalikan fakta dan menyebarkan 
tuduhan tidak benar kepada unsur pimpinan Universitas Telkom yang merusak citra 
baik Universitas Telkom. Dia juga dianggap melakukan unjukrasa dengan melakukan 
ujaran kebencian terhadap unsur pimpinan Universitas Telkom.Lintang membantah 
semua tuduhan itu. Tapi dia menjalani hukumannya. termasuk membayar biaya 
kuliah meski tidak dapat mengikuti kuliah.Perpustakaan Apresiasi itu, ungkap 
Lintang, betmula dari diskusi bersama kawan-kawannya. Mereka sepakat membentuk 
Lingkar Studi Mahasiswa Komunikasi dan menggelar perpustakaan itu secara 
mandiri sejak tahun 2014. Lapas perpustakaan yang mengandalkan bahan bacaan 
dari rekan-rekannya itu digelar di selasar kampus, lokasi yang kerap jadi 
pilihan buat unit kegiatan mahasiswa melakukan aktivitasnya. “Keputusan harus 
ada ijin dalam menggelar kegiatan itu baru muncul setelah kasus ini,” ungkap 
Lintang.Sebelumnya, Wakil Rektor IV Telkom University, M. Yahya Arwiyah sempat 
mengambil tiga buku dari lapak perpustakaan beralaskan tikar itu. 
Masing-masing, Manifesto Partai Komunis yang ditulis Karl Marx dan Friedrich 
Engels serta dua Seri Buku TEMPO: Orang Kiri Indonesia Njoto - Peniup Saksofon 
di Tengah Prahara dan Musso - Si Merah di Simpang Republik.“Ini tuh dilarang, 
tidak boleh di wilayah Universitas Telkom. Karena ini ada bahaya laten,” ujar 
Lintang menirukan seruan Yahya saat mengambil buku-buku itu dari lapak 
perpustakaan pada tanggal 9 November 2016 lalu.Lintang memaparkan, buku-buku 
yang mereka sediakan di lapak perpustakaan merupakan sumbangan dari 
kawan-kawannya. Mayoritas dari buku-buku itu memang tidak ada di perpustakaan 
Telkom University. “Yang mau pinjam boleh asal membawa buku pengganti. Semua 
buku bebas, asal ada ISBN (International Standard Book Number)-nya,” ungkap 
Lintang yang tinggal menyisakan kuliah 8 SKS di kampus tersebut.Pengambilan 
buku oleh dosen itu memicu aksi unjukrasa dari puluhan mahasiswa di lingkungan 
Telkom University. Pihak kampus menilai aksi tersebut digerakkan oleh Lintang 
dan kawan-kawannya. Makanya dalam keputusan skorsing, Lintang dinyatakan 
menghasut mahasiswa lain untuk melakukan demonstrasi yang tidak mendasar, tidak 
tertib, dan menganggu ketertiban.KetertibanPeraih International Short Movies 
and Photography Festival 2016 yang digelar Telkom University ini merasa kecewa 
dengan sanksi skorsing yang ditimpakan kepadanya. “Terlalu berlebihan. Ini 
menghambat akademik saya, tinggal seminar proposal dan skripsi. Saya juga sudah 
membayar uang kuliah Rp1,5 juta,” kata Lintang.Apalagi, sambung Lintang, 
kegiatannya menggelar lapak buku adalah bagian dari kegiatan literasi. Bukan 
penyebaran faham komunisme seperti yang dituduhkan pihak kampus kepadanya dan 
Edo. “Bagaimana mau paham soal kritik jika tidak menggali ke akarnya,” tutur 
Lintang.Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Telkom University, Dedi Kurnia Syah 
Putra menyatakan, hukuman skorsing itu bukan semata karena mahasiswanya 
menyertakan buku ‘kiri’ di lapaknya. “Kami sebagai institusi yang segala 
pertimbangan mengikuti aturan negara. Memang negara melarang adanya propaganda 
paham komunisme. Sampai hari ini larangan tersebut belum dicabut,” kata 
Dedi.Komite Etik Telkom University, ungkap Dedi, menemukan bukti Lintang dan 
mempromosikan buku-buku komunis di tempat yang tidak semestinya.“Silahkan saja 
jika ingin membaca dan lain-lain, tetapi di tempat yang disediakan, dalam 
kajian, perpustakaan, kelas, dan lain-lain. Kami universitas swasta yang 
betul-betul menjaga kampus agar teratur, tentu berbeda dengan kampus lain yang 
bisa sangat bebas,” papar Dedi tanpa mau memerinci bukti propaganda paham 
komunis yang dimaksudnya.Sebelum ada skorsing itu, Lingkar Studi Mahasiswa 
Komunikasi, forum bagi Lintang dan Edo serta beberapa dosen menggelar diskusi 
sempat menggelar beberapa acara yang dipublikasikan. Kegiatan-kegiatan itu 
antara lain, bedah buku Bukan Pasar Malam karya Pramoedya Ananta Toer, Animal 
Farm karya George Orwell, diskusi ‘Realisme Sosialis dan Estetika Marxis’, 
serta pemutaran film Rayuan Pulau Palsu karya Watchdoc di selasar 
kampus.“Kegiatan-kegiatan itu inisiatif kami bukan kampus. Sekarang pada waswas 
(pasca skorsing) jadi tidak ada lagi kegiatan seperti itu,” kata Lintang. [153] 
   

  #yiv8938887269 #yiv8938887269 -- #yiv8938887269ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269ygrp-mkp #yiv8938887269hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-mkp #yiv8938887269ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-mkp .yiv8938887269ad 
{padding:0 0;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-mkp .yiv8938887269ad p 
{margin:0;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-mkp .yiv8938887269ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-sponsor 
#yiv8938887269ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269ygrp-sponsor #yiv8938887269ygrp-lc #yiv8938887269hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269ygrp-sponsor #yiv8938887269ygrp-lc .yiv8938887269ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv8938887269 #yiv8938887269actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv8938887269
 #yiv8938887269activity span {font-weight:700;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv8938887269 #yiv8938887269activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv8938887269 #yiv8938887269activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv8938887269 #yiv8938887269activity span 
.yiv8938887269underline {text-decoration:underline;}#yiv8938887269 
.yiv8938887269attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv8938887269 .yiv8938887269attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv8938887269 .yiv8938887269attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv8938887269 .yiv8938887269attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv8938887269 .yiv8938887269attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv8938887269 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv8938887269 .yiv8938887269bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv8938887269 
.yiv8938887269bold a {text-decoration:none;}#yiv8938887269 dd.yiv8938887269last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv8938887269 dd.yiv8938887269last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv8938887269 
dd.yiv8938887269last p span.yiv8938887269yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv8938887269 div.yiv8938887269attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv8938887269 div.yiv8938887269attach-table 
{width:400px;}#yiv8938887269 div.yiv8938887269file-title a, #yiv8938887269 
div.yiv8938887269file-title a:active, #yiv8938887269 
div.yiv8938887269file-title a:hover, #yiv8938887269 div.yiv8938887269file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv8938887269 div.yiv8938887269photo-title a, 
#yiv8938887269 div.yiv8938887269photo-title a:active, #yiv8938887269 
div.yiv8938887269photo-title a:hover, #yiv8938887269 
div.yiv8938887269photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv8938887269 
div#yiv8938887269ygrp-mlmsg #yiv8938887269ygrp-msg p a 
span.yiv8938887269yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv8938887269 
.yiv8938887269green {color:#628c2a;}#yiv8938887269 .yiv8938887269MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv8938887269 o {font-size:0;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269photos div {float:left;width:72px;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269photos div div {border:1px solid 
#666666;height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv8938887269
 #yiv8938887269reco-category {font-size:77%;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269reco-desc {font-size:77%;}#yiv8938887269 .yiv8938887269replbq 
{margin:4px;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269ygrp-mlmsg select, #yiv8938887269 input, #yiv8938887269 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269ygrp-mlmsg pre, #yiv8938887269 code {font:115% 
monospace;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-mlmsg #yiv8938887269logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-msg 
p#yiv8938887269attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269ygrp-reco #yiv8938887269reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-sponsor 
#yiv8938887269ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269ygrp-sponsor #yiv8938887269ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269ygrp-sponsor #yiv8938887269ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv8938887269 #yiv8938887269ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv8938887269 
#yiv8938887269ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv8938887269 

   
  • [GELORA45] Dianggap Menye... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
    • [GELORA45] Trs: #sas... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]

Kirim email ke