Re: [GELORA45] Tulisan Prof. Melani Budianta

2017-02-11 Terurut Topik Hsin Hui Lin ehh...@gmail.com [GELORA45]
Dalam permulaan tahun limapuluhan seorang ibu Tionghoa yg tinggal dipojok
ujung Embong Malang _ Belaluran, Surabaya, beberapa kali datang kerumah.
Sambil menangis ia menceritan bahwa putra sulungnya  telah menggabungkan
diri dgn Palang Merah Indonesia semasa pertempuran di Surabaya melawan
pasukan Inggris. Putranya tak pernah kembali. Ibu ini sering bersujut dan
berdoa di klenteng dgn harapan putranya alan kembali. Putranya tak pernah
kembali dan tak ada berita apapun tentang apa yg terjadi padanya. Lin

On Feb 11, 2017 7:26 PM, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]" <
GELORA45@yahoogroups.com> wrote:

>
>
> Terimakasih, bung Djie, dengan ketambahan informasi yang sangat berharga
> untuk diketahui bersama! ... Itulah kenyataan jejak sejarah perjuangan
> bangsa Indonesia dimana Tionghoa sebagai salah satu suku terlibat langsung
> dan jejak langkah nya tidak bisa dihilangkan begitu saja! Sepertinya dalam
> buku pelajaran Sejarah banyak nama-nama Tionghoa yang terlibat dalam
> gerakan Kemerdekaan RI sengaja dihilangkan! Itu yang membuat seolah-olah
> Tionghoa selama ini TIDAK berperan dalam setiap langkah perjuangan bangsa
> Indonesia, dan akhirnya dimasa ORBA Tionghoa hanya dijadikan sapi perah
> untuk menggendutkan kantong kli9k Cendana atau dijadikan kambing-hitam
> segala kegagalan ekonomi nasional, ...
>
> Salam,
> ChanCT
>
>
>
> *From:* kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
> *Sent:* Saturday, February 11, 2017 3:59 PM
> *To:* Gelora45
> *Subject:* [GELORA45] Tulisan Prof. Melani Budianta
>
>
>
> Bung Chan,
> Kira2 seminggu yang lalu, artikel di bawah dari Kompas diteruskan  di
> milis ini :
> http://nasional.kompas.com/read/2017/01/30/07042221/.pendoed
> oek.tionghoa.membantoe.kita.
> Di bawah ini saya sampaikan tulisan Prof. Melani Budianta, yang
> menguraikan aktivita penduduk Tionghoa Malang :
> Budianta_Cultural_expressions_of_the_Chinese.pdf
> <https://xa.yimg.com/kq/groups/23619828/1914308803/name/Budianta_Cultural_expressions_of_the_Chinese.pdf>
> Suatu hari saya terima mail dari teman, sama2 di redactie majallah Hua Yi
> Nederland, kalau dia terima mail dari Chinese Indonesian Heritage Center,
> bahwa Prof. Budianta ingin bertemu dan mengintervieuw orang2 asal Malang
> untuk melengkapi tulisannya. Saya jawab, bahwa saya kenal beberapa dari
> Malang, selain oom Wim yaitu neefnya, yang istrinya adalah anak pemilik
> pabrik rokok Orong orong, yang rumahnya dipakai untuk latihan tari wayang
> orang Ang Hien Hoo.
> Dua hari kemudian saya dapat telpon dari puterinya pabrik rokok ini untuk
> ikut datang di pertemuan dengan Melani Budianta.  Di pertemuan itu baru
> tahu, kalau dia nicht dari teman saya Sie Kong Loen, beberapa tahun juara
> ganda putera dengan Sugiarto.
> AMT, Angkatan Muda Tionghoa dibentuk oleh Siauw Giok Tjhan dan Go Gien
> Tjwan. Go Gien Tjwan yang jadi penghubung dengan bung Tomo. Palang Biru
> mensupply makanan dan obat2an ke medan pertempuran, mengangkut yang luka2
> dari daerah peertempuran.
> Kalau di Solo dulu yang aktif adalah Mr. Oei Tjoe Tat dan dr.Oen di Palang
> Merahnya, dan supply obat2an dari apotik Kepunton.
> Di generasi saya saja banyak yang tidak tahu. Karena itu tulisan
> penyelidik2 seperti Prof.Melani Budianta, Didi Kwartanada dari Yayasan
> nabil, Nation Building penting untuk diketahui.
> Dari tulisan Melani halaman 262, baru saya tahu kalau teman saya, angkatan
> 2 tahun di atas saya ternyata pernah dididik oleh AMT. Jadi sekarang saya
> mengerti kok dia yang berkedudukan top di Unilever dan dari keluarga
> Katolik kok suka ikut diskusi dengan Oey Hay Djoen dan Gus Dur (Gus Dur
> suka main di rumah Oey Hay Djoen).
> Tadinya saya pikir ah, dia kan sama2 orang Malang dengan Oey Hay Djoen,
> mungkin kenalan bapaknya, maka sering datang ke orang yang lebih tua.
> Setahun yang lalu saya dapat e-mail, yang diforward dari milisnya bekas
> murid sekolah Dempo, bahwa Han Hoo Tjwan (Han Awal) meninggal, disertai
> catatan bahwa dia arsitek yang membangun gedung Conefo dan merenovasi
> gedung2 di Kota Lama Jakarta. Wah, ini juga saya baru tahu. Semua ini, juga
> tentang Liem King Hok jadi menteri keuangan, Tan Hoo Tong jadi duta besar
> di Hongariya, Liem Siok Ien jadi insinyur dari ALRI, Oey Hay Djoen jadi
> PKI, Go Gien Tjwan jadi direktur kantor Berita ANTARA, bisa dibaca di
> halaman 261-262.
> Salam,
> KH
>
> 
>


[GELORA45] Tulisan Prof. Melani Budianta

2017-02-11 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Bung Chan,
Kira2 seminggu yang lalu, artikel di bawah dari Kompas diteruskan  di milis
ini :
http://nasional.kompas.com/read/2017/01/30/07042221/.pendoed
oek.tionghoa.membantoe.kita.
Di bawah ini saya sampaikan tulisan Prof. Melani Budianta, yang menguraikan
aktivita penduduk Tionghoa Malang :
Budianta_Cultural_expressions_of_the_Chinese.pdf

Suatu hari saya terima mail dari teman, sama2 di redactie majallah Hua Yi
Nederland, kalau dia terima mail dari Chinese Indonesian Heritage Center,
bahwa Prof. Budianta ingin bertemu dan mengintervieuw orang2 asal Malang
untuk melengkapi tulisannya. Saya jawab, bahwa saya kenal beberapa dari
Malang, selain oom Wim yaitu neefnya, yang istrinya adalah anak pemilik
pabrik rokok Orong orong, yang rumahnya dipakai untuk latihan tari wayang
orang Ang Hien Hoo.
Dua hari kemudian saya dapat telpon dari puterinya pabrik rokok ini untuk
ikut datang di pertemuan dengan Melani Budianta.  Di pertemuan itu baru
tahu, kalau dia nicht dari teman saya Sie Kong Loen, beberapa tahun juara
ganda putera dengan Sugiarto.
AMT, Angkatan Muda Tionghoa dibentuk oleh Siauw Giok Tjhan dan Go Gien
Tjwan. Go Gien Tjwan yang jadi penghubung dengan bung Tomo. Palang Biru
mensupply makanan dan obat2an ke medan pertempuran, mengangkut yang luka2
dari daerah peertempuran.
Kalau di Solo dulu yang aktif adalah Mr. Oei Tjoe Tat dan dr.Oen di Palang
Merahnya, dan supply obat2an dari apotik Kepunton.
Di generasi saya saja banyak yang tidak tahu. Karena itu tulisan
penyelidik2 seperti Prof.Melani Budianta, Didi Kwartanada dari Yayasan
nabil, Nation Building penting untuk diketahui.
Dari tulisan Melani halaman 262, baru saya tahu kalau teman saya, angkatan
2 tahun di atas saya ternyata pernah dididik oleh AMT. Jadi sekarang saya
mengerti kok dia yang berkedudukan top di Unilever dan dari keluarga
Katolik kok suka ikut diskusi dengan Oey Hay Djoen dan Gus Dur (Gus Dur
suka main di rumah Oey Hay Djoen).
Tadinya saya pikir ah, dia kan sama2 orang Malang dengan Oey Hay Djoen,
mungkin kenalan bapaknya, maka sering datang ke orang yang lebih tua.
Setahun yang lalu saya dapat e-mail, yang diforward dari milisnya bekas
murid sekolah Dempo, bahwa Han Hoo Tjwan (Han Awal) meninggal, disertai
catatan bahwa dia arsitek yang membangun gedung Conefo dan merenovasi
gedung2 di Kota Lama Jakarta. Wah, ini juga saya baru tahu. Semua ini, juga
tentang Liem King Hok jadi menteri keuangan, Tan Hoo Tong jadi duta besar
di Hongariya, Liem Siok Ien jadi insinyur dari ALRI, Oey Hay Djoen jadi
PKI, Go Gien Tjwan jadi direktur kantor Berita ANTARA, bisa dibaca di
halaman 261-262.
Salam,
KH