Vietnam juga terusik oleh insiden bomber Tiongkok
Selasa, 22 Mei 2018 08:26 WIB
Vietnam juga terusik oleh insiden bomber Tiongkok
Kapal-kapal di Scarborough Shoal di Laut Cina Selatan terlihat dalam
foto yang disediakan oleh Planet Labs dan di foto tanggal Sabtu
(12/3/16). Kepala operasi Angkatan Laut Amerika Serikat, Admiral John
Richardson menyatakan bahwa militer AS telah melihat aktivitas Tiongkok
di sekitar Scarborough Shoal di bagian utara kepulauan Spratly, sekitar
125 mil (200 km) dari barat pangkalan Filipina di Teluk Subic.
(REUTERS/Planet Labs/Handout vi)
Hanoi (ANTARA News) - Aktivitas pesawat pembom strategis Tiongkok
belakangan ini di Kepulauan Paracel, Laut Tiongkok Selatan, benar-benar
telah melanggar kedaulatan Vietnam di teritori itu, kata kementerian
luar negeri Vietnam seperti dikutip Reuters.
Angkatan udara Tiongkok menyatakan bomber-bomber H-6K miliknya telah
mendarat dan tinggal landas dari kepulauan dan gugus pulau karang di
Laut Tingkok Selatan sebagai bagian dari latihan militer yang digelar
pekan lalu.
"Penerbangan itu telah meningkatkan ketegangan, menciptakan
ketidakstabilan di kawasan dan tidak bagus dalam memajukan sebuah
lingkungan damai, stabil dan kooperatif di Laut Timur," kata juru bicara
kementerian luar negeri Vietnam Le Thi Thu Hang menggunakan nama
Vietnam untuk Laut Tiongkok Selatan.
Filipina juga mengungkapkan "keprihatinan serius" pada hari yang sama
menyangkut kehadiran bomber-bomber itu di area tersebut dan kementerian
luar negerinya telah mengambil langkah diplomatik yang semestinya.
Vietnam dan Tiongkok memang sudah lama berselisih di Laut Tiongkok
Selatan. Filipina, Malaysia, Brunei dan Taiwan juga mengklaim berdaulat
di wilayah maritim yang kaya energi itu.
"Vietnam menuntut Tiongkok menghentikan aktivitas-aktivitas ini,
menghentikan militerisasi wilayah itu, dan menghormati dengan
sungguh-sungguh kedaulatan Vietnam di Kepulauan Hoang Sa," kata Hang
menyebut Kepulauan Paracels dengan terminologi Vietnam.
Hang menyebut kehadiran bomber-bomber Tiongkok di wilayah itu berdampak
buruk terhadap negosiasi yang tengah berjalan antara Tiongkok dan ASEAN
menyangkut Tata Laku di Laut Tiongkok Selatan.
*Baca juga:Filipina terusik ulah Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan
<https://www.antaranews.com/berita/711844/filipina-terusik-ulah-tiongkok-di-laut-tiongkok-selatan>*
Di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok Lu Kan malah
mendesak negara lain tidak berlebihan menafsirkan apa yang dia sebut
patroli militer rutin tersebut.
"Kami harap pihak-pihak berkepentingan tidak berlebihan menanggapi hal
ini," kata Lu Kang dalam briefing pers harian.
Belum lama bulan ini, Vietnam meminta Tiongkok menarik wahana militernya
dari dekat Kepulauan Spratly di perairan yang disengketakan itu menyusul
laporan media bahwa Tiongkok telah memasang peluru kendali di sana.
Menanggapi hal itu, Tiongkok menyebut penggelaran wahanan militer dan
tentaranya di kepulauan itu sudah menjadi haknya, seraya menyatakan
wahana militer itu turut melindungi perdamaian dan stabilitas di kawasan
tersebut dan tidak menyasar negara mana pun.
BUMN minyak Vietnam, PetroVietnam, sudah menyatakan bahwa ketegangan
maritim dengan Tiongkok akan merugikan ekplorasi dan aktivitas produksi
minyak lepas pantainya.
Maret lalu, perusahaan itu telah meminta perusahaan energi Spanyol
Repsol untuk membatalkan proyek minyak lepas pantai Vietnam karena
ditekan Tiongkok.
Pekan lalu, perusahaan minyak Rusia Rosneft juga mengungkapkan
kekhawatirannya atas pengeboran minyak di wilayah itu bakal membuat
Tiongkok marah, demikian Reuters.
*Baca juga:Tiongkok daratkan bomber-bombernya di Laut Tiongkok Selatan
<https://www.antaranews.com/berita/711622/tiongkok-daratkan-bomber-bombernya-di-laut-tiongkok-selatan>*
Pewarta:ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com