----- Pesan yang Diteruskan ----- Dari: Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>Terkirim: Selasa, 6 Maret 2018 19.22..31 GMT+1Judul: [GELORA45] Partai Baru di Pemilu 2019 Harus Siapkan Caleg Bersih
Partaibaru harus siapkan caleg bersih dan partai lama boleh mencalonkancaleg kotor? hehehehehehehe http://sp.beritasatu.com/politikdanhukum/partai-baru-di-pemilu-2019-harus-siapkan-caleg-bersih/123059 Partai Baru di Pemilu 2019 Harus Siapkan CalegBersih Senin, 5 Maret 2018 | 8:13 Ilustrasi partai politik baru peserta Pemilu 2019 [kompastv] Berita Terkait - PBB dan PKPI Gagal Jadi Peserta Pemilu 2019 - Jakut dan Jakbar Rawan Konflik Pemilu 2019 - PKB Minta Marwan Jafar Jadi Ketua Pemenangan Pemilu 2019 - DPR Sepakat Pemilu 2019 Dilakukan Serentak [JAKARTA] Partai baru yang akan berlaga di Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang diminta untuk mempersiapkan para calon legislatif (caleg) yang bersih. Di Pemilu 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) meloloskan empat partai baru, yakni Partai Garuda, Partai Berkarya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partain Persatuan Indonesia (Perindo). Ketua Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti mengatakan, tren di pemilu saat ini, paling khusus adalah soal caleg yang bersih. Caleg-caleg yang bersih akan memberikan keuntungan bagi partai itu sendiri, terlebih partai baru. "Tren sekarang adalah caleg bersih. Kalau party ID kita masih 10 persen, acuannya pasti oartai lama. Sehingga partai baru peluangnya besar jika kinerja partai politik lama buruk. Tinggal mereka (partai baru) mampu menjadi sesuatu yang beda," ujar Ray di Jakarta, Minggu (4/3). Ia mengatakan, keempat partai baru tersebut memiliki kans menjadi partai besar kendati di 2019 ini sulit. Party ID di Indonesia tidak lebih dari 10 persen karena mayoritas masyarakatnya tidak memiliki ideologis partai tertentu. Artinya, jumlah mereka yang tak berideologi partai ada sebanyak 90 persen lebih. Bermunculannya partai-partai baru juga menurutnya karena ada kekecewaan yang tinggi terhadap parpol yang sekarang, khususnya partai-partai yang perwakilan legislatifnya mengeluarkan UU MD3 seperti yang saat ini terjadi. "Kalau partai mampu mengidentifikasi mereka sebagai partai baru, berani melakukan koreksi terhadap apa yang dicapai dan diputuskan parpol sebelumnya, boleh jadi kans mereka (partai baru) jadi tinggi," katanya. Jika partai-partai baru tersebut menyuarakan dan terus menerus mengisukan hal-hal yang sedang menjadi isu hangat, katanya, maka ia meyakini mereka akan dilirik oleh masyarakat. Terutama isu-isu yang dinilai masyarakat bisa merugikan, contohnya seperti persoalan UU MD3. "Saran saya, sikapi UU yang dikeluarkan partai, lama lalu buktikan caleg-caleg mereka kalian bersih," katanya. Ia melihat, salah satu partai baru yang sudah memiliki tekad untuk menghasilkan caleg-caleg bersih adalah PSI. Mereka, katanya, memastikan track record yang akan menjadi caleg dari partainya serta menguji visi-misi hingga akhirnya ditetapkan sebagai caleg. Jika partai yang dipimpin oleh mantan jurnalis, Grace Natalie tersebut berlanjut menerapkan hal seperti itu, katanya, maka bisa saja mereka mengambil ceruk pasar yang besar. Pemilihnya, katanya, merupakan pemilih partai tapi tidak memiliki keterikatan yang kuat terhadap partai-partai lama. Generasi saat ini juga sudah berbeda dengan generasi sebelumnya. Apalagi pemilih di 2024 mendatang merupaka generasi tahun 2000 yang isunya sudah pasti meninggalkan isu-isu lama, termasuk tak melirik lagi isu orde baru. Orde baru yang terbaca sejauh ini adalah soal perampasan Hak Azasi Manusia (HAM) dan sistem politik yang ketat. Jika ada partai baru saat ini yang mengangkat kesuksesan di zaman orde baru, katanya, maka hal itu tidak cocok dengan gaya generasi milenial saat ini yang terbuka dan bebas. "Orang yang masih menyukai orde baru sebetulnya karena masih suka bersentuhan secara baik denga orde baru atau pernah merasa hidup senang saat itu. Partai akan kesulitan maju kalau yang diusung masa lalu di tengah trend seperti ini," katanya. Salah satu partai baru yang mengusung orde baru adalah Partai Berkarya yang didirikan oleh salah satu keluarga Cendana, yakni Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto yang tak lain adalah putra bungsu Presiden RI kedua, Soeharto. Sementara partai baru lainnya seperti Partai Garuda yang dipimpin Ahmad Ridha Sabana mengusung anak muda seperti PSI, sedangkan Partai Persatuan Indonesia yang dibentuk oleh pengusaha Hary Tanoesoedibjo menitikberatkan pada ekonomi kerakyatan. [D-14]