-------- 轉寄郵件 --------
主旨: [GELORA45] China terpilih sebagai anggota Dewan HAM PBB
日期: Wed, 14 Oct 2020 18:51:12 +0200
從: 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45]
<GELORA45@yahoogroups.com>
Ada perbedaan prinsip antara pandangan negara barat yang kapitalisme
dengan Tiongkok yang Sosialisme tentang HAM, negara barat mengutamakan
hak kepentingan pribadi sedang Tiongkok mengutamakan kepentingan umum,
kepentingan Rakyat-banyak. Artinya, disaat kepentingan pribadi seseorang
merugikan kepentingan umum, kepentingan umum atau kepentingan rakyat
banyak itulah yang harus didahulukan,... Hal ini nampak jelas saat
negara-negara itu dilanda pandemi Covid-19. Mengapa negara-negara barat
menuduh bahkan memaki RRT telah menginjak HAM, saat menetapkan kebijakan
"Menutup Kota Wuhan", yang dianggap menginjak kepentingan dan kebebasan
pribadi warga Wuhan, ...! Tidak mengutamakan kepeentingan dan
keselamatan RAKYAT banyak. Sedang pandangan Tiongkok menganggap yang
harus diutamakan adalah kepentingan UMUM! Setiasp orang harus bisa
mengebawahkan kepentingan pribadinya untuk menyelamatkan rakyat-banyak!
Begitulah semboyan ajaran Konghuchu ribuan tahun yl: "*天下為公*!"
(terjemahan harafia: "Dibawah langit ini demi kepentingan umum!" Atau
yang sekarang biasa digunakan komunis Tiongkok seruan "Mengabdi Rakyat!"
Berorientasi pada kepentingan rakyat banyak!)
Hasil nyata yang sama-sama bisa kita saksikan, RRT berhasil dalam waktu
70 hari mengendalikan pandemi Covid-19 dan mulai bertahan menormalisasi
KERJA dan Produksi kembali, sedang negara-negara barat setelah
kelimpungan lebih 6 bulan, sampai sekarang masih belum ada gejala
terkendalikan! Angka kematian masih saja tinggi, ... sedang terancam
menghadapi resesi ekonomi dengan terhambatnya kerja produksi!
--
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>
https://www.antaranews.com/berita/1783785/china-terpilih-sebagai-anggota-dewan-ham-pbb
*China terpilih sebagai anggota Dewan HAM PBB*
Rabu, 14 Oktober 2020 21:51 WIB
Suasana rapat Dewan Hak Asasi Manusia saat pidato Komisioner Tinggi PBB
untuk Hak Asasi Manusia Michele Bachelet di kantor PBB di Jenewa, Swiss,
Kamis (27/2/2020). Foto diambil dengan lensa mata ikan (fisheye).
(REUTERS/DENIS BALIBOUSE)
Jakarta (ANTARA) - China terpilih sebagai anggota Dewan Hak Asasi
Manusia (HAM) periode 2021-2023 dalam dalam sidang umum ke-75
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"China menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada negara-negara
anggota atas dukungan mereka dan selamat juga kepada negara anggota
terpilih lainnya," kata utusan khusus China di PBB dalam pernyataan
tertulis yang diterima pada Rabu.
Dalam pernyataan tersebut, utusan khusus China menyampaikan bahwa
negaranya akan selalu memberikan dukungan dan perlindungan hak-hak asasi
manusia.
China telah meraih pencapaian besar dalam pembangunan HAM sesuai dengan
karakteristik China, demikian pernyataan tertulis utusan khusus China
tersebut..
Sebelumnya, China sudah empat kali menjadi anggota Dewan HAM PBB, dan
dalam kesempatan ini China berjanji akan melanjutkan penegakan
multilateralisme sesuai prinsip-prinsip yang tertuang dalam Piagam PBB.
China berkomitmen untuk berpartisipasi lebih mendalam pada Dewan HAM PBB
melalui kerja sama internasional di bidang hak asasi manusia dan
menentang politisasi isu-isu hak asasi manusia dan praktik-praktik
berstandar ganda dalam upaya pembangunan HAM yang sehat di dunia
internasional.
Baca juga: Layangkan surat ke China, pakar HAM PBB kecam UU keamanan
Hong Kong
Baca juga: China respons keras pernyataan ketua HAM PBB soal UU Hong Kong
Dewan HAM PBB yang didirikan pada 2006 merupakan organisasi yang
mendukung dan bertanggung jawab atas perlindungan hak-hak asasi manusia.
Lembaga di bawah PBB tersebut beranggotakan 47 negara.
Anggota Dewan HAM dipilih dalam sidang umum HAM untuk masa bakti tiga
tahun dan hanya bisa terpilih kembali untuk satu periode.
China sudah lima kali duduk di keanggotaan Dewan HAM PBB, yakni pada
2006, 2009, 2013, 2016, dan 2020.
Beberapa negara Barat menyoroti China sebagai negara yang bermasalah
dengan perlindungan HAM warganya, terutama terkait isu etnis minoritas
Uighur di daerah otonomi Xinjiang.
Baca juga: Para aktivis kecam genosida terhadap minoritas Uighur di China
Baca juga: AS pertimbangkan larangan impor kapas dari Xinjiang karena
masalah HAM
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2020