Kalau dana pensiun pertamina dipakai utk trading stock itu mah urusannya
pertamina. Kalau masalah membeli saham yg tidak liquidnya Edward itu bukan
urusan Edward yg pinter dan bego2in. ini urusannya pertamina. Disini jelas ada
kolusi antara pertamina dan Edward. Jadi gak ada yg pinter atau bodoh. Disini
bisnis dan kolusi. Jadi gak perlu marah2 sama Edward. Kalau mau marah ya sama
koruptornya yg adalah orang pertamina.
Nah udah ngerti kan gimana CSR bisa jadi bancakan? Bukan CSR nya yg jadi
problem ttp orang2nya yg menggunakan dana CSR ditilep alias dikorupsi. Ini
semua orang2nya. Jadi sudah ngerti kenapa Jokowi memberantas dan ingin
meniadakan AMDAL? Si ajeg dgn gagah2an mentertawakan Jokowi yg suka memberantas
birokrasi spt AMDAL ini yg jelas2 bikin iklim investasi susah setengah mati..
Ente2 yg gak ngerti kalau lihat orang dilapangan kerja spt Jokowi ya susah
mengertinya. Kenapa? Karena wawasannya kurang luas, terkungkung dalam idealisme
dan istilah2 tetapi tidak mengerti masalah yg sebetulnya yang terjadi.
Artikel: Jadi SDM Pertamina dari tingkat atas sampai bawah sudah terlalu nyaman
hidup dalam budaya rente dan korup. Itu sebabnya mereka menolak Ahok jadi
Dirut. Yang jelas kalau nanti mereka demo tolak Ahok, itu yang jadi bandar
adalah cukong mafia migas dibelakang mereka.
Nesare: dari keseluruhan artikel ini yg paling penting. Semua jajaran pertamina
mendapatkan sesuatu. Setiap department dapet bagian. Ini bukan berarti semua
karyawan setuju, tetapi wong orang dikasih bagian, moso bilang gak mau. Mau
bilang gak mau juga kan gak enak. Wong semua temen2 kolega menerima bagiannya.
Ini sudah praktek dari dulu dari jaman belanda. Sampai akhir masa kerja yaitu
pensiun, itu rumah2 dinas yg ditinggalin, dijual ke calon pensiun. Ngomongnya
jual rumah ttp harganya ya ampun murah banget semurah harga gentengnya. Jadi
ini ya kayak hadiah pensiun. Praktek2 seperti ini sudah dari dulu terjadi.
Harus diingat rumah2 milik pertamina ini letaknya dijalan2 mahal loh bukan di
gang2 sempit MHT yg gak masuk mobil.
Jadi gimana mau memberantas praktek2 seperti ini? Wong semua nya enjoy koq! Mau
ditaruh ahok atau dewa pun sbg dirut gak akan ada gunanya. Emangnya dirut bisa
apa kalau anak buah gak mau melaksanakannya. Dipecat? Seberapa banyak yg harus
dipecat. Inilah yg Namanya corporate culture. Harus ngerti dulu apa istilah
ini, baru ngerti gimana menanggulanginya. Kalau model si ajeg ya mimpi aja mau
taruh ahok jadi dirutlah atau komutlah, gak ada jaminan bisa mengatasi masalah
ini. JADI ENTE/AJEG GAK USAH MENCARI PERHATIAN DAN SOK PINTER MENANGGULANGI
MASALAH PERTAMINA DENGAN MENJADIKAN AHOK SBG DIRUT YA!
Ini harus ada political will dari pemerintah sbg pemegang saham terbesar
pertamina. Gak ada gunanya mau begini begitu, kalau gak ada didukung orang ini.
Mau ahok keq, mau dewa keq gak akan berhasil.
Nesare
From: GELORA45@yahoogroups.com
Sent: Saturday, November 16, 2019 8:54 AM
Subject: [GELORA45] Korupsi di Pertamina
Korupsi di Pertamina.
Anda semua tahu Petral, Pertamina Energy Trading Ltd? Hasil audit forensik
terhadap Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) menyebutkan terjadi anomali
dalam pengadaan minyak pada 2012-2014. Berdasarkan temuan lembaga auditor
Kordha Mentha, jaringan mafia minyak dan gas (migas) menguasai kontrak suplai
minyak senilai US$ 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun selama tiga tahun.
Bayangin sekian ribu karyawan Pertamina tidak bekutik dengan para mafia rakus
itu. Tidak ada karyawan yang demo karena itu. Semua bisa saja kecipratan
transaksi haram itu. Itu hanya tiga tahun. Gimana sebelumnya. Akan lebih besar
lagi, sangat besar.
Apakah itu saja? Tidak. Masih banyak lagi. Trans Pacific Petrochemical Indotama
(TPPI). Itu skandal yang sangat canggih. Ini skandal kerjasama memproduksi BBM
antara Pertamina dan TPPI. Dimana TPPI produksi, yang bahan bakunya berasal
dari BPMigas dan hasilnya dijual kepada Pertamina. TPPI tidak pernah bayar
bahan baku itu kepemerintah ( BPmigas) tapi dibayar ke Pertamina dengan harga
mark up. Selama 10 tahun Pertamina dirugikan sebesar Rp. 22 triliun. Pelaku
utama kabur keluar negeri. Selama 10 tahun itu direksi dan karyawan Pertamina
ngapain aja?
Bahkan uang pensiun pegawai yang dikelola oleh Dapen Pertamina pun tidak luput
dari bancakan. Caranya sangat smart. Dapen Pertamina menggunakan dana pensiun
untuk membeli saham yang tidak likuid dan sulit diperdagangkan. Total kerugian
dalam kasus ini ditaksir senilai Rp1,4 triliun. Anehnya selama 2 tahun
transaksi ini terjadi tanpa diketahui. Investasi bodong itu terjadi karena para
petinggi Dapen Pertamina mengabaikan adanya kajian, mengabaikan Prosedur
Transaksi Pembelian dan Penjualan Saham. Begitu banyak orang pintar di
Pertamina, tapi karena mental korup dapat dengan mudah dibegoin oleh Edward
Seky Soeryadjaya.
Bahkan dana CSR pun dibancakin. Pertamina Foundation mendapat dana CSR dari