RE: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-09 Terurut Topik 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Bener bung jeli!

Bagi saya perbedaan pendapat itu normal.

Yang tidak normal adalah ketika berdiskusi sampai berdebat panas sekalipun, gak 
ada argumennya. 

Setiap orang berhak punya opini. Silahkan ngomong. Tetapi ketika ada yg 
menyanggah ya silahkan disanggah lagi. persoalannya belakangan ini di milis 
ini, OON OON itu gak ngerti materi nya. Mereka2 ini menggunakan logika umum. 
Sedangkan substansi yg penting itu adalah knowledge nya. Gimana seseorang mau 
berdiskusi/berdebat ttg 1 + 1 = 2 kalau dia gak tahu bahwa 1 + 1 itu = 2?

Ya setelah mengetahui bahwa 1 + 1 = 2 dulu, barulah kalau mau 
berdiskusi/berdebat bahwa 1 + 1 itu belum tentu 2 bisa jadi 1.999 bisa 
berjalan.

 

Belum tahu bahwa 1 + 1 = 2 dulu, eh dia sudah ngotot dulu bahwa 1 + 1 = 5. Kan 
lucu jadinya? Kalau pendapatnya 1 + 1 = 2.1 mungkin masih masuk akal dan bisa 
kita tanya kenapa dia berpendapat 1 + 1 itu = 2.1 tetapi OON nya itu adalah 
langsung teriak: 1 + 1 = 5

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com  
Sent: Wednesday, October 9, 2019 2:11 AM
To: 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
Subject: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

 

  

Bung Nesare,

Ya,sayang sekali milis Gelora sering dipakai hanya untuk debat kusir.

Dan yang paling menjengkelkan kalau tidak menjawab materi yang dibicarakan, lalu

dibelokkan ke persoalan lain, kalau tak sanggup menjawab.

Yang menyolok, memberi stempel pada sesuatu kwalitatif begitu, tanpa 
argumentasi,

tanpa didukung data kwantitatif.

Kan harus ada perubahan kwantitatif dulu, yang begitu besar sehingga ada 
perubahan kwalitatif.

Salam,

KH

 

 

Pada tanggal Sel, 8 Okt 2019 pukul 17.46 'nesare' nesa...@yahoo.com 
<mailto:nesa...@yahoo.com>  [GELORA45] mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > menulis:

  

Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan Tjoe Som.

Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau tidak.

Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah melihat sikon Indonesia. 
Klimaksnya adalah waktu Ahok didakwa sbg penista agama.

Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari. Itu saja yang saya 
ketahui. Setelah itu atau sekarang saya tidak tahu.

 

Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi sudah tidak banyak 
dosen2 dan orang2 waras di Indonesia yang mangkel sedih marah dengan sikon 
Indonesia. Disini tantangannya. Ketika orang2 baek dan waras ini meninggalkan 
Indonesia, kan yang tertinggal adalah mereka2 yang tidak baek dan tidak waras. 
Seorang pengajar lulusan bandung sekolah di spanyol, dan belanda lalu ngajar di 
belanda akhirnya pulang Indonesia buka restoran. Financial freedom katanya sbg 
pemilik restoran memberikan kegembiraan buat dia.

 

Ini adalah contoh2 yang mesti dipikirkan bahwa ada tantangan dalam kehidupan di 
Indonesia. Seyogyanyalah tantangan2 ini dijawab bersama dicari solusinya 
bersama dalam koridor berbangsa dan bernegara NKRI.

 

Coba lihat di milis ini, semangat itu kan gak ada (walaupun tidak semua). 
Semangat yg kelihatan menonjol itu kan pameran mau jadi pahlawan HAM lah, 
demokrasi lah, pembela rakyat lah dlsbg.

 

Sedangkan kita2 ini kan orang2 indonesia terlepas dari kewarganegaraan masing2 
tetapi kecintaan atas hubungan dengan Indonesia itu kan tidak bisa dipungkiri?! 
Ini saja yang saya gak tahan melihat tingkah laku orang2 ini karena penginnya 
A, lalu menggunakan berbagai cara utk melegitimasi A itu. Mestinya kan bisa 
duduk2 dan kalau perlu gebrak2 meja ala aidit vs agus salim ttp pulang 
boncengan sepedaan barengan. 

 

Ini enggak terjadi dimilis kita ini. Ini sample kecil loh. Milis ini kecil 
sekali dibandingkan NKRI itu. Bayangkan mentalitas orang2 ini bak orang paling 
pinter sedunia dengan Bahasa yg indah2, tetapi mereka2 ini melupakan suatu 
masalah besar yg sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia yaitu: MASALAH 
KEBANGSAAN!!!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > 
Sent: Monday, October 7, 2019 6:03 PM
To: 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>  [GELORA45] 
mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >
Subject: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

 

  

Bung Nesare,

Banyak terimakasih untuk penjelasannya.

Sayang kok sampai Prof. Dahana pindah mengajar ke USA . 

Bekas murid saya mengorganisir dulu seminar Cheng Ho bersama keraton Cirebon..

Antaranya tentang kisah Puteri Ong Tien, istri Sunan Gunung Jati.

Pembicaranya Prof. Dahana dan Dr. Tan Tah Sen dari Singapore.

Prof. Dahana itu dulu mahasiswanya Prof. Tjan Tjoe Som, yang dipecat

dari jabatannya sebagi kepala bagian Sinologi. Saudaranya Prof. Tjan Tjoe Siem

dari Javanologi tidak sampai dipecat.

Tjan Tjoe Som dipecat karena dia salah satu pendiri HSI bersama Drs. Jan Ave. 
Waktu Tjan Tjoe Som

meninggal dikubur di Pajang, di makam kerabat raja Mataram. Orang tuanya dulu

adalah pendukung pangeran Diponegoro, dan mereka beragama Islam.

Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-09 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Bung Nesare,
Ya,sayang sekali milis Gelora sering dipakai hanya untuk debat kusir.
Dan yang paling menjengkelkan kalau tidak menjawab materi yang dibicarakan,
lalu
dibelokkan ke persoalan lain, kalau tak sanggup menjawab.
Yang menyolok, memberi stempel pada sesuatu kwalitatif begitu, tanpa
argumentasi,
tanpa didukung data kwantitatif.
Kan harus ada perubahan kwantitatif dulu, yang begitu besar sehingga ada
perubahan kwalitatif.
Salam,
KH


Pada tanggal Sel, 8 Okt 2019 pukul 17.46 'nesare' nesa...@yahoo.com
[GELORA45]  menulis:

>
>
> Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan Tjoe Som.
>
> Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau tidak.
>
> Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah melihat sikon Indonesia..
> Klimaksnya adalah waktu Ahok didakwa sbg penista agama.
>
> Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari. Itu saja yang saya
> ketahui. Setelah itu atau sekarang saya tidak tahu.
>
>
>
> Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi sudah tidak banyak
> dosen2 dan orang2 waras di Indonesia yang mangkel sedih marah dengan sikon
> Indonesia. Disini tantangannya. Ketika orang2 baek dan waras ini
> meninggalkan Indonesia, kan yang tertinggal adalah mereka2 yang tidak baek
> dan tidak waras. Seorang pengajar lulusan bandung sekolah di spanyol, dan
> belanda lalu ngajar di belanda akhirnya pulang Indonesia buka restoran.
> Financial freedom katanya sbg pemilik restoran memberikan kegembiraan buat
> dia.
>
>
>
> Ini adalah contoh2 yang mesti dipikirkan bahwa ada tantangan dalam
> kehidupan di Indonesia. Seyogyanyalah tantangan2 ini dijawab bersama dicari
> solusinya bersama dalam koridor berbangsa dan bernegara NKRI.
>
>
>
> Coba lihat di milis ini, semangat itu kan gak ada (walaupun tidak semua).
> Semangat yg kelihatan menonjol itu kan pameran mau jadi pahlawan HAM lah,
> demokrasi lah, pembela rakyat lah dlsbg.
>
>
>
> Sedangkan kita2 ini kan orang2 indonesia terlepas dari kewarganegaraan
> masing2 tetapi kecintaan atas hubungan dengan Indonesia itu kan tidak bisa
> dipungkiri?! Ini saja yang saya gak tahan melihat tingkah laku orang2 ini
> karena penginnya A, lalu menggunakan berbagai cara utk melegitimasi A itu..
> Mestinya kan bisa duduk2 dan kalau perlu gebrak2 meja ala aidit vs agus
> salim ttp pulang boncengan sepedaan barengan.
>
>
>
> Ini enggak terjadi dimilis kita ini. Ini sample kecil loh. Milis ini kecil
> sekali dibandingkan NKRI itu. Bayangkan mentalitas orang2 ini bak orang
> paling pinter sedunia dengan Bahasa yg indah2, tetapi mereka2 ini melupakan
> suatu masalah besar yg sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia yaitu: MASALAH
> KEBANGSAAN!!!
>
>
>
> Nesare
>
>
>
>
>
> *From:* GELORA45@yahoogroups.com 
> *Sent:* Monday, October 7, 2019 6:03 PM
> *To:* 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
> *Subject:* Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?
>
>
>
>
>
> Bung Nesare,
>
> Banyak terimakasih untuk penjelasannya.
>
> Sayang kok sampai Prof. Dahana pindah mengajar ke USA .
>
> Bekas murid saya mengorganisir dulu seminar Cheng Ho bersama keraton
> Cirebon..
>
> Antaranya tentang kisah Puteri Ong Tien, istri Sunan Gunung Jati.
>
> Pembicaranya Prof. Dahana dan Dr. Tan Tah Sen dari Singapore.
>
> Prof. Dahana itu dulu mahasiswanya Prof. Tjan Tjoe Som, yang dipecat
>
> dari jabatannya sebagi kepala bagian Sinologi. Saudaranya Prof. Tjan Tjoe
> Siem
>
> dari Javanologi tidak sampai dipecat.
>
> Tjan Tjoe Som dipecat karena dia salah satu pendiri HSI bersama Drs. Jan
> Ave. Waktu Tjan Tjoe Som
>
> meninggal dikubur di Pajang, di makam kerabat raja Mataram. Orang tuanya
> dulu
>
> adalah pendukung pangeran Diponegoro, dan mereka beragama Islam.
>
> Tjan Tjoe Siem keluar masuk istana Mangkunegoro sampai dikenalkan oleh
> Mangkunegoro
>
> pada seotang pendeta Kristen, yang kemudian mengurus supaya dia bisa
> belajar di Leiden.
>
> Tan Tah Sen, orang Singapore, dapat beasiswa dari Indonesia di zaman bung
> Karno. Dia
>
> ambil PhDnya di bawah Prof. Dahana dan Prof. Leirissa. tentang Cheng Ho
> and Islam in
>
> Southeast Asia. Ia jadi President, International Zheng He Society dan juga
> Direktur Cheng Ho Cultural Museum.
>
> Ia jadi Prof. di Nanyang Uniersity. Dia multilingual, lancar berbahasa
> Sanskrit, Arab, Melayu, Indonesia, Jawa
>
> (Kromo dan Kromo Inggil), Batak, Belanda, Inggris dan Mandarin (modern dan
> klassik).
>
> Orang dari Indonesia yang belajar di luar negeri banyak yang hebat. Ada
> satu teman punya 2 Phd Fisika dan kedokteran,
>
> gara2 tidak bisa balik Indonesia dan tidak mau asil. Jadi bisa tinggalnya
> di jerman dengan cara belajar terus jadi mahasis

RE: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-08 Terurut Topik 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Terima kasih kembali atas ceritanya tentang Prof. Tjan Tjoe Som.

Saya tidak tahu apakah Prof. Dahana mengajar di USA atau tidak.

Yang saya ketahui dia minggat krn sedih dan marah melihat sikon Indonesia. 
Klimaksnya adalah waktu Ahok didakwa sbg penista agama.

Dia langsung lari. Rumahnya belum terjual waktu lari. Itu saja yang saya 
ketahui. Setelah itu atau sekarang saya tidak tahu.

 

Point saya menceritakan itu adalah: walaupun ada tetapi sudah tidak banyak 
dosen2 dan orang2 waras di Indonesia yang mangkel sedih marah dengan sikon 
Indonesia. Disini tantangannya. Ketika orang2 baek dan waras ini meninggalkan 
Indonesia, kan yang tertinggal adalah mereka2 yang tidak baek dan tidak waras. 
Seorang pengajar lulusan bandung sekolah di spanyol, dan belanda lalu ngajar di 
belanda akhirnya pulang Indonesia buka restoran. Financial freedom katanya sbg 
pemilik restoran memberikan kegembiraan buat dia.

 

Ini adalah contoh2 yang mesti dipikirkan bahwa ada tantangan dalam kehidupan di 
Indonesia. Seyogyanyalah tantangan2 ini dijawab bersama dicari solusinya 
bersama dalam koridor berbangsa dan bernegara NKRI.

 

Coba lihat di milis ini, semangat itu kan gak ada (walaupun tidak semua). 
Semangat yg kelihatan menonjol itu kan pameran mau jadi pahlawan HAM lah, 
demokrasi lah, pembela rakyat lah dlsbg.

 

Sedangkan kita2 ini kan orang2 indonesia terlepas dari kewarganegaraan masing2 
tetapi kecintaan atas hubungan dengan Indonesia itu kan tidak bisa dipungkiri?! 
Ini saja yang saya gak tahan melihat tingkah laku orang2 ini karena penginnya 
A, lalu menggunakan berbagai cara utk melegitimasi A itu. Mestinya kan bisa 
duduk2 dan kalau perlu gebrak2 meja ala aidit vs agus salim ttp pulang 
boncengan sepedaan barengan. 

 

Ini enggak terjadi dimilis kita ini. Ini sample kecil loh. Milis ini kecil 
sekali dibandingkan NKRI itu. Bayangkan mentalitas orang2 ini bak orang paling 
pinter sedunia dengan Bahasa yg indah2, tetapi mereka2 ini melupakan suatu 
masalah besar yg sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia yaitu: MASALAH 
KEBANGSAAN!!!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com  
Sent: Monday, October 7, 2019 6:03 PM
To: 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
Subject: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

 

  

Bung Nesare,

Banyak terimakasih untuk penjelasannya.

Sayang kok sampai Prof. Dahana pindah mengajar ke USA . 

Bekas murid saya mengorganisir dulu seminar Cheng Ho bersama keraton Cirebon..

Antaranya tentang kisah Puteri Ong Tien, istri Sunan Gunung Jati.

Pembicaranya Prof. Dahana dan Dr. Tan Tah Sen dari Singapore.

Prof. Dahana itu dulu mahasiswanya Prof. Tjan Tjoe Som, yang dipecat

dari jabatannya sebagi kepala bagian Sinologi. Saudaranya Prof. Tjan Tjoe Siem

dari Javanologi tidak sampai dipecat.

Tjan Tjoe Som dipecat karena dia salah satu pendiri HSI bersama Drs. Jan Ave. 
Waktu Tjan Tjoe Som

meninggal dikubur di Pajang, di makam kerabat raja Mataram. Orang tuanya dulu

adalah pendukung pangeran Diponegoro, dan mereka beragama Islam.

Tjan Tjoe Siem keluar masuk istana Mangkunegoro sampai dikenalkan oleh 
Mangkunegoro

pada seotang pendeta Kristen, yang kemudian mengurus supaya dia bisa belajar di 
Leiden.

Tan Tah Sen, orang Singapore, dapat beasiswa dari Indonesia di zaman bung 
Karno. Dia

ambil PhDnya di bawah Prof. Dahana dan Prof. Leirissa. tentang Cheng Ho and 
Islam in

Southeast Asia. Ia jadi President, International Zheng He Society dan juga 
Direktur Cheng Ho Cultural Museum.

Ia jadi Prof. di Nanyang Uniersity. Dia multilingual, lancar berbahasa 
Sanskrit, Arab, Melayu, Indonesia, Jawa

(Kromo dan Kromo Inggil), Batak, Belanda, Inggris dan Mandarin (modern dan 
klassik).

Orang dari Indonesia yang belajar di luar negeri banyak yang hebat. Ada satu 
teman punya 2 Phd Fisika dan kedokteran,

gara2 tidak bisa balik Indonesia dan tidak mau asil. Jadi bisa tinggalnya di 
jerman dengan cara belajar terus jadi mahasiswa 

sambil kerja.

Suatu hari dia menyembuhkan patient wanita kena kanker. Wanita itu sangat 
berterimakasih dan tanya apa yang dia bisa 

bantu kembali.

Teman saya cerita kalau dia itu bisa tinggalnya di Jerman hanya karena 
universitas tanggung dan perlu pakai dia.

Wanita itu bilang, nanti dia bilang pada suaminya yang punya jabatan tinggi.. 
Luar biasa, teman saya dapat ijin tinggal 

dan kerja seminggu kemudian.

Salam,

KH

 

Pada tanggal Sen, 7 Okt 2019 pukul 23.11 'nesare' nesa...@yahoo.com 
<mailto:nesa...@yahoo.com>  [GELORA45] mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > menulis:

  

Coba saya bandingkan pengalaman bung dengan USA.

Kayaknya dijaman bung 70an Lembaga Affiliasi ITB itu ambil duit dari perusahaan 
yg ingin mengadakan riset dan uang itu digunakan utk riset di ITB. Ini jelas 
hanya utk kepentingan perusahaan dan sedikit manfaat buat ITB. Ya bisa dimaklum 
jaman itu masih jaman susah.

 

Saya tahu ada seorang lulusan ITB bagian geologi mungkin akhir 70an tionghoa 
Indonesia ada darah solo dan semarang bisa menjadi 

Fwd: Fwd: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-08 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]




 轉寄郵件 
主旨: Fwd: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?
日期: Tue, 8 Oct 2019 09:35:18 +0800
從:  ChanCT 
到:  GELORA_In 



Ini ada pembicaraan sebagai masukan dari bung Nesare dan bung Djie, ... 
mungkin berguna untuk diketahui lebih banyak orang bagaiman ahli-ahli, 
cendekiawan anak bangsa jadi terlantar dan gentayangan dinegeri orang 
dan TIDAK bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi pembangunan bangsanya 
sendiri!


Salam,

ChanCT



 轉寄郵件 
主旨: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?
日期: Tue, 8 Oct 2019 00:02:57 +0200
從:  kh djie dji...@gmail.com [GELORA45] 
回函地址:   GELORA45@yahoogroups.com, kh djie 
到:  'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 



Bung Nesare,
Banyak terimakasih untuk penjelasannya.
Sayang kok sampai Prof. Dahana pindah mengajar ke USA .
Bekas murid saya mengorganisir dulu seminar Cheng Ho bersama keraton 
Cirebon..

Antaranya tentang kisah Puteri Ong Tien, istri Sunan Gunung Jati.
Pembicaranya Prof. Dahana dan Dr. Tan Tah Sen dari Singapore.
Prof. Dahana itu dulu mahasiswanya Prof. Tjan Tjoe Som, yang dipecat
dari jabatannya sebagi kepala bagian Sinologi. Saudaranya Prof. Tjan 
Tjoe Siem

dari Javanologi tidak sampai dipecat.
Tjan Tjoe Som dipecat karena dia salah satu pendiri HSI bersama Drs. Jan 
Ave. Waktu Tjan Tjoe Som
meninggal dikubur di Pajang, di makam kerabat raja Mataram. Orang tuanya 
dulu

adalah pendukung pangeran Diponegoro, dan mereka beragama Islam.
Tjan Tjoe Siem keluar masuk istana Mangkunegoro sampai dikenalkan oleh 
Mangkunegoro
pada seotang pendeta Kristen, yang kemudian mengurus supaya dia bisa 
belajar di Leiden.
Tan Tah Sen, orang Singapore, dapat beasiswa dari Indonesia di zaman 
bung Karno. Dia
ambil PhDnya di bawah Prof. Dahana dan Prof. Leirissa. tentang Cheng Ho 
and Islam in
Southeast Asia. Ia jadi President, International Zheng He Society dan 
juga Direktur Cheng Ho Cultural Museum.
Ia jadi Prof. di Nanyang Uniersity. Dia multilingual, lancar berbahasa 
Sanskrit, Arab, Melayu, Indonesia, Jawa
(Kromo dan Kromo Inggil), Batak, Belanda, Inggris dan Mandarin (modern 
dan klassik).
Orang dari Indonesia yang belajar di luar negeri banyak yang hebat. Ada 
satu teman punya 2 Phd Fisika dan kedokteran,
gara2 tidak bisa balik Indonesia dan tidak mau asil. Jadi bisa 
tinggalnya di jerman dengan cara belajar terus jadi mahasiswa

sambil kerja.
Suatu hari dia menyembuhkan patient wanita kena kanker. Wanita itu 
sangat berterimakasih dan tanya apa yang dia bisa

bantu kembali.
Teman saya cerita kalau dia itu bisa tinggalnya di Jerman hanya karena 
universitas tanggung dan perlu pakai dia.
Wanita itu bilang, nanti dia bilang pada suaminya yang punya jabatan 
tinggi. Luar biasa, teman saya dapat ijin tinggal

dan kerja seminggu kemudian.
Salam,
KH

Pada tanggal Sen, 7 Okt 2019 pukul 23.11 'nesare' nesa...@yahoo.com 
<mailto:nesa...@yahoo.com> [GELORA45] <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>> menulis:


   Coba saya bandingkan pengalaman bung dengan USA.

   Kayaknya dijaman bung 70an Lembaga Affiliasi ITB itu ambil duit dari
   perusahaan yg ingin mengadakan riset dan uang itu digunakan utk
   riset di ITB. Ini jelas hanya utk kepentingan perusahaan dan sedikit
   manfaat buat ITB. Ya bisa dimaklum jaman itu masih jaman susah.

   Saya tahu ada seorang lulusan ITB bagian geologi mungkin akhir 70an
   tionghoa Indonesia ada darah solo dan semarang bisa menjadi orang
   top di schlumberger. Sekarang sudah pensiun, dulu bantu adiknya dari
   solo lulusan gajahmada pertanian sekolah phd pertanian di Madison
   Wisconsin usa jagoan poultry diindonesia sekarang. Banyak orang
   Indonesia yg pintar2 sayang kurang bisa berkembang diindonesia
   tetapi bisa hidup enak diluar. Mereka2 ini masih rindu Indonesia.

   Di usa mhsw gak boleh ambil duit dari riset. Mhsw ini kerja selama
   sekolah sbg RA/research assistant. Mereka dapet imbalan dalam bentuk
   beasiswa uang sekolah dan tunjangan lainnya. Jarang tapi ada yg
   dapet duit dari profesornya ttp biasanya dibawah meja. Professor itu
   banyak dapet duit dari mengajukan proposal riset. Duit ini banyak
   digunakan buat keperluan pribadi juga hehehehe. Mhsw Phd juga bisa
   mengajukan proposal riset sepengetahuan professor pembimbingnya.
   Lucunya banyak orang Indonesia yg begini maksud saya phd students
   gak ngerti bikin proposal riset ini. Jadi tanya2 sama yg ngerti
   bikin proposal ini yg biasanya adalah orang2 yg belajar bisnis.
   Memang lugu orang Indonesia kita ini kalau sudah sekolah di usa.

   Belum saya lihat ada kemajuan nyata dalam bidang riset diindonesia.
   Kalau mutu pendidikan sudah banyak meningkat. Hanya saja yg mundur
   juga ada yaitu mutu mhsw nya. Aduh kurang ajar sekali mhsw2 skrg.
   Gak seperti jaman dulu. Bayangkan di UI saja di ilmu politik dan
   ilmu budaya itu mhsw2 nya minta ampun keblinger nya…ini omongan
   pentolan department head nya loh. Prof. Abdullah dahana yg senior di
   fak

Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-07 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Bung Nesare,
Banyak terimakasih untuk penjelasannya.
Sayang kok sampai Prof. Dahana pindah mengajar ke USA .
Bekas murid saya mengorganisir dulu seminar Cheng Ho bersama keraton
Cirebon..
Antaranya tentang kisah Puteri Ong Tien, istri Sunan Gunung Jati.
Pembicaranya Prof. Dahana dan Dr. Tan Tah Sen dari Singapore.
Prof. Dahana itu dulu mahasiswanya Prof. Tjan Tjoe Som, yang dipecat
dari jabatannya sebagi kepala bagian Sinologi. Saudaranya Prof. Tjan Tjoe
Siem
dari Javanologi tidak sampai dipecat.
Tjan Tjoe Som dipecat karena dia salah satu pendiri HSI bersama Drs. Jan
Ave. Waktu Tjan Tjoe Som
meninggal dikubur di Pajang, di makam kerabat raja Mataram. Orang tuanya
dulu
adalah pendukung pangeran Diponegoro, dan mereka beragama Islam.
Tjan Tjoe Siem keluar masuk istana Mangkunegoro sampai dikenalkan oleh
Mangkunegoro
pada seotang pendeta Kristen, yang kemudian mengurus supaya dia bisa
belajar di Leiden.
Tan Tah Sen, orang Singapore, dapat beasiswa dari Indonesia di zaman bung
Karno. Dia
ambil PhDnya di bawah Prof. Dahana dan Prof. Leirissa. tentang Cheng Ho and
Islam in
Southeast Asia. Ia jadi President, International Zheng He Society dan juga
Direktur Cheng Ho Cultural Museum.
Ia jadi Prof. di Nanyang Uniersity. Dia multilingual, lancar berbahasa
Sanskrit, Arab, Melayu, Indonesia, Jawa
(Kromo dan Kromo Inggil), Batak, Belanda, Inggris dan Mandarin (modern dan
klassik).
Orang dari Indonesia yang belajar di luar negeri banyak yang hebat. Ada
satu teman punya 2 Phd Fisika dan kedokteran,
gara2 tidak bisa balik Indonesia dan tidak mau asil. Jadi bisa tinggalnya
di jerman dengan cara belajar terus jadi mahasiswa
sambil kerja.
Suatu hari dia menyembuhkan patient wanita kena kanker. Wanita itu sangat
berterimakasih dan tanya apa yang dia bisa
bantu kembali.
Teman saya cerita kalau dia itu bisa tinggalnya di Jerman hanya karena
universitas tanggung dan perlu pakai dia.
Wanita itu bilang, nanti dia bilang pada suaminya yang punya jabatan
tinggi. Luar biasa, teman saya dapat ijin tinggal
dan kerja seminggu kemudian.
Salam,
KH

Pada tanggal Sen, 7 Okt 2019 pukul 23.11 'nesare' nesa...@yahoo.com
[GELORA45]  menulis:

>
>
> Coba saya bandingkan pengalaman bung dengan USA.
>
> Kayaknya dijaman bung 70an Lembaga Affiliasi ITB itu ambil duit dari
> perusahaan yg ingin mengadakan riset dan uang itu digunakan utk riset di
> ITB. Ini jelas hanya utk kepentingan perusahaan dan sedikit manfaat buat
> ITB. Ya bisa dimaklum jaman itu masih jaman susah.
>
>
>
> Saya tahu ada seorang lulusan ITB bagian geologi mungkin akhir 70an
> tionghoa Indonesia ada darah solo dan semarang bisa menjadi orang top di
> schlumberger. Sekarang sudah pensiun, dulu bantu adiknya dari solo lulusan
> gajahmada pertanian sekolah phd pertanian di Madison Wisconsin usa jagoan
> poultry diindonesia sekarang. Banyak orang Indonesia yg pintar2 sayang
> kurang bisa berkembang diindonesia tetapi bisa hidup enak diluar. Mereka2
> ini masih rindu Indonesia.
>
>
>
> Di usa mhsw gak boleh ambil duit dari riset. Mhsw ini kerja selama sekolah
> sbg RA/research assistant. Mereka dapet imbalan dalam bentuk beasiswa uang
> sekolah dan tunjangan lainnya. Jarang tapi ada yg dapet duit dari
> profesornya ttp biasanya dibawah meja. Professor itu banyak dapet duit dari
> mengajukan proposal riset. Duit ini banyak digunakan buat keperluan pribadi
> juga hehehehe. Mhsw Phd juga bisa mengajukan proposal riset sepengetahuan
> professor pembimbingnya. Lucunya banyak orang Indonesia yg begini maksud
> saya phd students gak ngerti bikin proposal riset ini. Jadi tanya2 sama yg
> ngerti bikin proposal ini yg biasanya adalah orang2 yg belajar bisnis.
> Memang lugu orang Indonesia kita ini kalau sudah sekolah di usa.
>
>
>
> Belum saya lihat ada kemajuan nyata dalam bidang riset diindonesia. Kalau
> mutu pendidikan sudah banyak meningkat. Hanya saja yg mundur juga ada yaitu
> mutu mhsw nya. Aduh kurang ajar sekali mhsw2 skrg. Gak seperti jaman dulu..
> Bayangkan di UI saja di ilmu politik dan ilmu budaya itu mhsw2 nya minta
> ampun keblinger nya…ini omongan pentolan department head nya loh. Prof.
> Abdullah dahana yg senior di fakultas budaya UI saja gak tahan pindah ke
> USA terutama gak tahan waktu Ahok dikalahkan masuk penjara.
>
>
>
> Nesare
>
>
>
>
>
> *From:* GELORA45@yahoogroups.com 
> *Sent:* Monday, October 7, 2019 4:40 PM
> *To:* GELORA45@yahoogroups.com
> *Subject:* RE: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?
>
>
>
>
>
> Bener!
>
> Bagusnya di usa itu bisnis betul2 didukung dari sekolah s/d pemerintah.
> SBA/small business administration itu ada dimana2 hampir diseluruh
> negaranya yg berlokasi dikota besar setiap state. Personal2nya itu
> kebanyakan orang pensiunan yg volunteer, jadi jago2 didunianya. Kalau
> prospeknya bagus, duit juga bisa keluar utk bantu menyo

RE: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-07 Terurut Topik 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Coba saya bandingkan pengalaman bung dengan USA.

Kayaknya dijaman bung 70an Lembaga Affiliasi ITB itu ambil duit dari perusahaan 
yg ingin mengadakan riset dan uang itu digunakan utk riset di ITB. Ini jelas 
hanya utk kepentingan perusahaan dan sedikit manfaat buat ITB. Ya bisa dimaklum 
jaman itu masih jaman susah.

 

Saya tahu ada seorang lulusan ITB bagian geologi mungkin akhir 70an tionghoa 
Indonesia ada darah solo dan semarang bisa menjadi orang top di schlumberger. 
Sekarang sudah pensiun, dulu bantu adiknya dari solo lulusan gajahmada 
pertanian sekolah phd pertanian di Madison Wisconsin usa jagoan poultry 
diindonesia sekarang. Banyak orang Indonesia yg pintar2 sayang kurang bisa 
berkembang diindonesia tetapi bisa hidup enak diluar. Mereka2 ini masih rindu 
Indonesia.

 

Di usa mhsw gak boleh ambil duit dari riset. Mhsw ini kerja selama sekolah sbg 
RA/research assistant. Mereka dapet imbalan dalam bentuk beasiswa uang sekolah 
dan tunjangan lainnya. Jarang tapi ada yg dapet duit dari profesornya ttp 
biasanya dibawah meja. Professor itu banyak dapet duit dari mengajukan proposal 
riset. Duit ini banyak digunakan buat keperluan pribadi juga hehehehe. Mhsw Phd 
juga bisa mengajukan proposal riset sepengetahuan professor pembimbingnya. 
Lucunya banyak orang Indonesia yg begini maksud saya phd students gak ngerti 
bikin proposal riset ini. Jadi tanya2 sama yg ngerti bikin proposal ini yg 
biasanya adalah orang2 yg belajar bisnis. Memang lugu orang Indonesia kita ini 
kalau sudah sekolah di usa.

 

Belum saya lihat ada kemajuan nyata dalam bidang riset diindonesia. Kalau mutu 
pendidikan sudah banyak meningkat. Hanya saja yg mundur juga ada yaitu mutu 
mhsw nya. Aduh kurang ajar sekali mhsw2 skrg. Gak seperti jaman dulu. Bayangkan 
di UI saja di ilmu politik dan ilmu budaya itu mhsw2 nya minta ampun keblinger 
nya…ini omongan pentolan department head nya loh. Prof. Abdullah dahana yg 
senior di fakultas budaya UI saja gak tahan pindah ke USA terutama gak tahan 
waktu Ahok dikalahkan masuk penjara.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com  
Sent: Monday, October 7, 2019 4:40 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: RE: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

 

  

Bener!

Bagusnya di usa itu bisnis betul2 didukung dari sekolah s/d pemerintah. 
SBA/small business administration itu ada dimana2 hampir diseluruh negaranya yg 
berlokasi dikota besar setiap state. Personal2nya itu kebanyakan orang 
pensiunan yg volunteer, jadi jago2 didunianya. Kalau prospeknya bagus, duit 
juga bisa keluar utk bantu menyokong bisnis baru.

 

Begitu juga ada private investor yg mainnya diperusahaan yg start up.

Private investment companies main dibidang perusahaan yg sdh ada. Jual beli 
gitu. M, divestiture dll.

 

Hebatnya itu adalah financial instrument nya sdh jalan. Dinegara berkembang dan 
miskin financial instrument inilah yg menjadi halangan utk membantu bisnis. 
Jadi susah memang orang mau bikin perusahaan gede. Yg paling2 gampang ya buka 
toko kecil eceran krn modalnya gak banyak. Kalau modal gede ya susah didapat. 
Jangankan financial instrutment yg belum berjalan, yg sdh adapun seperti bank 
itu gak bisa menjadi harapan utk membantu jalannya bisnis/ekonomi krn 
kebanyakan pemilik bank adalah bos group gede yg dikenal konglomerat. Logis 
sekali duit yg dikumpulkan oleh bank ini akan disalurkan ke group nya sendiri. 

 

Ditambah hokum yg susah diterapkan, jadilah tambah parah bank2 utk kasih kredit 
ke perusahaan lain. Disinilah letak loyalty dan honesty bermain dalam system 
keuangan perbankan diindonesia. Tentu saja Sekarang jauh lebih baik 
dibandingkan dulu. Kalau dulu wah yang Namanya bank garansi itu dijual kayak 
kacang goreng. Orang bantu orang lain ambil kredit bank hanya modalnya: bank 
garansi.

 

Itu saja sedikit salam

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > 
Sent: Monday, October 7, 2019 4:16 PM
To: 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>  [GELORA45] 
mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >
Subject: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

 

  

Ya, benar spin off itu business term :

A spinoff is the creation of an independent company through the sale or 
distribution of new shares of an existing business or division of a parent 
company. A spinoff is a type of divestiture. The spun-off companies are 
expected to be worth more as independent entities than as parts of a larger 
business. 

Benar, university tidak di spin off.

Spin off university ya memang istilah tersendiri. Banyak spin off dan starts up 
di MIT dan universitas Spanyol .

Kalau zaman saya tahun 60 an di ITB, adanya hanya Lembaga Affiliasi. ITB beri 
bantuan dengan tarik beaya pada perusahaan yang membutuhkan dilakukan 
penyelidikan

atau design. Kadang2 ada saja yang datang mau tahu apa alcohol yang orang 
tawarkan, benar 98% alcohol. Ya, kalau sederhana begini, dalam 5 meni

RE: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-07 Terurut Topik 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Bener!

Bagusnya di usa itu bisnis betul2 didukung dari sekolah s/d pemerintah. 
SBA/small business administration itu ada dimana2 hampir diseluruh negaranya yg 
berlokasi dikota besar setiap state. Personal2nya itu kebanyakan orang 
pensiunan yg volunteer, jadi jago2 didunianya. Kalau prospeknya bagus, duit 
juga bisa keluar utk bantu menyokong bisnis baru.

 

Begitu juga ada private investor yg mainnya diperusahaan yg start up.

Private investment companies main dibidang perusahaan yg sdh ada. Jual beli 
gitu. M, divestiture dll.

 

Hebatnya itu adalah financial instrument nya sdh jalan. Dinegara berkembang dan 
miskin financial instrument inilah yg menjadi halangan utk membantu bisnis. 
Jadi susah memang orang mau bikin perusahaan gede. Yg paling2 gampang ya buka 
toko kecil eceran krn modalnya gak banyak. Kalau modal gede ya susah didapat. 
Jangankan financial instrutment yg belum berjalan, yg sdh adapun seperti bank 
itu gak bisa menjadi harapan utk membantu jalannya bisnis/ekonomi krn 
kebanyakan pemilik bank adalah bos group gede yg dikenal konglomerat. Logis 
sekali duit yg dikumpulkan oleh bank ini akan disalurkan ke group nya sendiri. 

 

Ditambah hokum yg susah diterapkan, jadilah tambah parah bank2 utk kasih kredit 
ke perusahaan lain. Disinilah letak loyalty dan honesty bermain dalam system 
keuangan perbankan diindonesia. Tentu saja Sekarang jauh lebih baik 
dibandingkan dulu. Kalau dulu wah yang Namanya bank garansi itu dijual kayak 
kacang goreng. Orang bantu orang lain ambil kredit bank hanya modalnya: bank 
garansi.

 

Itu saja sedikit salam

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com  
Sent: Monday, October 7, 2019 4:16 PM
To: 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
Subject: Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

 

  

Ya, benar spin off itu business term :

A spinoff is the creation of an independent company through the sale or 
distribution of new shares of an existing business or division of a parent 
company. A spinoff is a type of divestiture. The spun-off companies are 
expected to be worth more as independent entities than as parts of a larger 
business. 

Benar, university tidak di spin off.

Spin off university ya memang istilah tersendiri. Banyak spin off dan starts up 
di MIT dan universitas Spanyol .

Kalau zaman saya tahun 60 an di ITB, adanya hanya Lembaga Affiliasi. ITB beri 
bantuan dengan tarik beaya pada perusahaan yang membutuhkan dilakukan 
penyelidikan

atau design. Kadang2 ada saja yang datang mau tahu apa alcohol yang orang 
tawarkan, benar 98% alcohol. Ya, kalau sederhana begini, dalam 5 menit sudah 
bisa ditentukan dengan refractometer.

Di Jerman perusahaan kontak seorang mahaguru untuk bikin penyelidikan di 
fakultasnya., yang dikerjakan oleh mahasiswa di bawah pimpinannya. Mahasiswanya 
dapat gaji bulanan dari uang yang diterima si Prof.

Unilever Research Vlaardingn memindahkan sebagian besar researchnya di 
Wageningen, di complex universitas Pertanian Wageningen. Tidak tahu bentuk 
kerjasamanya bagaimana.

 

Pada tanggal Sen, 7 Okt 2019 pukul 20.01 'nesare' nesa...@yahoo.com 
<mailto:nesa...@yahoo.com>  [GELORA45] mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > menulis:

  

Bung ngerti enggak artikel ini?

University itu sendiri gak bisa spin off.

Kalau definisi university spin off itu artinya: ada riset di universitas. Lalu 
risetnya ini dibawa ke ranah bisnis, jadilah terbentuklan perusahaan. Ini 
banyak terjadi seperti Genentech, plastic logic dll.

 

Ini masalahnya berbelit2 krn menyangkut copy right, intellectual property dll. 
Gimana duit asal utk riset itu? Dari univ atau dari thirt party? Ada bantuan 
dari private enggak dalam riset di univ. dll. Disinilah letak kompleksitasnya 
ketika riset ini menjadi perusahaan.

 

Sekali lagi universitasnya sendiri gak bisa di spin off.

Yang bisa spin off itu adalah perusahaan.

Spin off itu adalah business term.

 

Andaikata pun kalau suatu universitas buka cabang (NYU buka cabang di shanghai 
dan abu dhabi) itu gak pernah disebut spin off. Hanya disebut NYU shanghai, NYU 
abu dhabi utk membedakan dgn parentnya: NYU NY.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > 
Sent: Saturday, October 5, 2019 5:25 PM
To: undisclosed-recipients:
Subject: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

 

  

https://timreview.ca/article/857 

https://www.elsevier.es/es-revista-revista-europea-direccion-economia-empresa-346-articulo-a-resource-based-view-university-spin-off-S101968381278
 





Re: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-07 Terurut Topik kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
Ya, benar spin off itu business term :
A *spinoff is* the creation of an independent company through the sale or
distribution of new shares of an existing *business* or division of a
parent company. A *spinoff is* a type of divestiture. The spun-*off
companies are* expected to be worth more as independent entities than as
parts of a larger *business*.
Benar, university tidak di spin off.
Spin off university ya memang istilah tersendiri. Banyak spin off dan
starts up di MIT dan universitas Spanyol .
Kalau zaman saya tahun 60 an di ITB, adanya hanya Lembaga Affiliasi. ITB
beri bantuan dengan tarik beaya pada perusahaan yang membutuhkan dilakukan
penyelidikan
atau design. Kadang2 ada saja yang datang mau tahu apa alcohol yang orang
tawarkan, benar 98% alcohol. Ya, kalau sederhana begini, dalam 5 menit
sudah bisa ditentukan dengan refractometer.
Di Jerman perusahaan kontak seorang mahaguru untuk bikin penyelidikan di
fakultasnya., yang dikerjakan oleh mahasiswa di bawah pimpinannya.
Mahasiswanya dapat gaji bulanan dari uang yang diterima si Prof.
Unilever Research Vlaardingn memindahkan sebagian besar researchnya di
Wageningen, di complex universitas Pertanian Wageningen. Tidak tahu bentuk
kerjasamanya bagaimana.

Pada tanggal Sen, 7 Okt 2019 pukul 20.01 'nesare' nesa...@yahoo.com
[GELORA45]  menulis:

>
>
> Bung ngerti enggak artikel ini?
>
> University itu sendiri gak bisa spin off.
>
> Kalau definisi university spin off itu artinya: ada riset di universitas.
> Lalu risetnya ini dibawa ke ranah bisnis, jadilah terbentuklan perusahaan..
> Ini banyak terjadi seperti Genentech, plastic logic dll.
>
>
>
> Ini masalahnya berbelit2 krn menyangkut copy right, intellectual property
> dll. Gimana duit asal utk riset itu? Dari univ atau dari thirt party? Ada
> bantuan dari private enggak dalam riset di univ. dll. Disinilah letak
> kompleksitasnya ketika riset ini menjadi perusahaan.
>
>
>
> Sekali lagi universitasnya sendiri gak bisa di spin off.
>
> Yang bisa spin off itu adalah perusahaan.
>
> Spin off itu adalah business term.
>
>
>
> Andaikata pun kalau suatu universitas buka cabang (NYU buka cabang di
> shanghai dan abu dhabi) itu gak pernah disebut spin off. Hanya disebut NYU
> shanghai, NYU abu dhabi utk membedakan dgn parentnya: NYU NY.
>
>
>
> Nesare
>
>
>
>
>
> *From:* GELORA45@yahoogroups.com 
> *Sent:* Saturday, October 5, 2019 5:25 PM
> *To:* undisclosed-recipients:
> *Subject:* [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?
>
>
>
>
>
> https://timreview.ca/article/857
>
>
> https://www.elsevier.es/es-revista-revista-europea-direccion-economia-empresa-346-articulo-a-resource-based-view-university-spin-off-S101968381278
>
>
> 
>


RE: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

2019-10-07 Terurut Topik 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Bung ngerti enggak artikel ini?

University itu sendiri gak bisa spin off.

Kalau definisi university spin off itu artinya: ada riset di universitas. Lalu 
risetnya ini dibawa ke ranah bisnis, jadilah terbentuklan perusahaan. Ini 
banyak terjadi seperti Genentech, plastic logic dll.

 

Ini masalahnya berbelit2 krn menyangkut copy right, intellectual property dll. 
Gimana duit asal utk riset itu? Dari univ atau dari thirt party? Ada bantuan 
dari private enggak dalam riset di univ. dll. Disinilah letak kompleksitasnya 
ketika riset ini menjadi perusahaan.

 

Sekali lagi universitasnya sendiri gak bisa di spin off.

Yang bisa spin off itu adalah perusahaan.

Spin off itu adalah business term.

 

Andaikata pun kalau suatu universitas buka cabang (NYU buka cabang di shanghai 
dan abu dhabi) itu gak pernah disebut spin off. Hanya disebut NYU shanghai, NYU 
abu dhabi utk membedakan dgn parentnya: NYU NY.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com  
Sent: Saturday, October 5, 2019 5:25 PM
To: undisclosed-recipients:
Subject: [GELORA45] University Spinoffs : What, Why and How ?

 

  

https://timreview.ca/article/857 

https://www.elsevier.es/es-revista-revista-europea-direccion-economia-empresa-346-articulo-a-resource-based-view-university-spin-off-S101968381278