*Mulyadi Dharmadi.2018 :*

*AWAS  TERSANDERA  eKTP  !  *



Teman2,

Berikut adalah perbaikan wacana yg pernah sy posting u wag PilarKebangsaan



[20/1 15:29] Y MULYADI DHARMADI LIU:



Tks buat pLadasi& koSugih yg bantu sy kembali bergabung
wag.PilarKebangsaan. Salam hormat dan selamat baku dapa deng KangGURU
Darwin, pak Simanungkalit, bu Evi serta teman2 semua. Biarlah melalui
komunitas ini kita bisa mengkontribusikan wacana konstruktif bagi bangsa
dan negri kita. Amin...



Sy blum sempat pelajari  http://tz.ucweb.com/1_41ZLg  (KPK  Siap Buktikan
Dugaan Keterlibatan 21 Nama di Korupsi E-KTP)  dari pSimanungkalit . Namun
link itu bisa menyadarkan/ mengingatkan kita demikian parahnya kondisi
lembaga tinggi negara yang seharusnya berjuang mewakili kepentingan segenap
rakyat Indonesia.



*[20/1 15:51] Y MULYADI DHARMADI LIU:*

*1.    **Serial Karya Humor : Bakpao Setnov *



Sesuai skenario yang dirancang YangMahaKuasa, melalui sinergi  Tiang
Listrik, KPK, Tipikor buronan SetNov berhasil ditangkap dan diperhadapkan
dalam sidang TiPiKor.



Melalui wag Ars’79/UnPar, saya sampaikam kepada teman-teman tafsiran
rekontruksi dagelan  Bakpao Setnov arahan Fredrich Yunadi dengan  kronologis
yang kira2 sbb…



“Dari rekaman cctv, sebelum tim penjemput KPK tiba, tampak Setnov sudah
dijemput tamu (sopir Hilman?) yang rupanya  mengajak kDPR kita buron
bersembunyi dalam apartemen JakBar (milik pak Hilman?). Setelah sekitar 36
jam buron, sepertinya Setnov minta sopir Hilman mengantarnya jalan keluar
(konon menuju kantor KPK). Dalam Fortuner hitam second-owner (milik pak
Hilman?) itu, Setnov bersembunyi di bangku barisan tengah yang terhalang
kaca film hitam kilap. Acara jalan malam itu seharusnya tentram aman,
karena selain tidak ada yang mengira kDPR-RI berada dalam mobil tua, polisi
pengawal yang duduk di samping sopir Hilman akan membuat polantas enggan
mencegatnya.



Entah mengapa, untuk menuju KPK di Kuningan, sopir Hilman justru berputar
melalui rute Kebayoran Lama. Bahkan setiba di Soepeno, sebenarnya pak
Hillman bisa langsung menuju belokan kiri arah Kuningan, tidak usah justru
berbelok ke kanan memasuki perumahan ke jalan Permata Berlian. Kecuali
salah jalan, menurut saya jika tidak ada keperluan di perumahan, sopir
Hilman hanya akan menghambur-hamburkan bensin saja karena untuk ke Kuningan
toh ia harus keluar lagi ke Soepeno.

Ketika menyetir sambil serius teleponan, setelah melewati gerbang rumah pak
Surya, Fortuner hitam tiba-tiba berbelok ke kanan, menyerempet pohon, naik
trotori dan menabrak tiang listrik yang masih di sebrang rumah pak Surya
(berjarak sekitar 15 meter dari gerbang pak Surya) sehingga kap mesin
Fortuner ringsek, velg dan depan kanan belah. Setelah melanjutkan
pembicaraan telepon pasca  kecelakaan, sepertinya pak Hilman menerima
instruksi untuk membawa kDPR ke rs Medika atau ke rs Pondok Indah.
Selanjutnya 1 lantai rs Medika disewa untuk privacy buronan KPK itu sebelum
kemudian dipindahkan (Setnov ditolak rs Medika?) ke rs Cipto. Begitu
parahnya kondisi kecelakaan yang diperankan  Setnov dimana actor kita
ditayangkan tampil dengan dahi diperban, alat bantu napas, selang infus.
Bahkan dalam dagelan itu, pak Yunadi sendiri ikut menerangkan bahwa kaca
jendela mobil pecah, lengan berlumur darah, serta dahi kepala pak Setnov
benjol-benjol,  sebesar bakpao. Saya tidak membahas  dagelan pak Yunadi
yang menayangkan  actor utama yang kemudian bisa berubah jadi sering
bengong seakan menderita amnesia (lupa ingatan?), tidak bisa  bicara, tidak
mampu jalan kaki sendiri, serta (seperti biasa) berbagai macam penyakit
yang sering berpindah-pindah.

Saya lebih tertarik membahas kenapa Fortuner 2500cc seberat 1800kg+300kg
ringsek namun tiang listrik tetap tegap berdiri serta kehadiran bakpao yang
menghiasi dahi Setnov.

Malam itu, jalan di Jaksel yang dilalui Fortuner hitam itu cukup lenggang/
tidaklah macet. Beberapa puluh meter mendekati gerbang rumah pak Surya,
sambil serius berbicara menggunakan HP (tidak mengantuk), sopir Hilman juga
cekcok dengan Setnov yang memaksa agar mobil menepi ke sebelah ke kiri.
Karena tidak mau menepi ke kiri, sopir Hilman justru menancap gas
mempercepat laju Fortuner yang terus meluncu di jalan bagian kanan. Begitu
melewati  gerbang rumah pak Surya, buronan Setnov bangkit dari
persembunyian di bangku baris tengah dan dengan dua tangan Setnov merampas
kemudi sambil menekan dengan tubuh bagian atas memaksa Fortuner  untuk
berbalik arah pada  jembatan median kanan jalan di depannya. Karena  sedang
mengemudi dengan satu tangan dengan posisi duduk santai dan fokus yang
terbagi tiga, pak Hilman yang terkejut dengan mudah dikalahkan oleh
kekuatan dua tangan Setnov yang begitu bersemangat. Ketika kecepatan sudah
mencapai hampir 70km perjam itu, dalam total tempo 1/4 detik (sekejap),
Fortuner dengan total bobot 2100kg  menyerempet  pohon, menghantam kokohnya
beton trotoir (setinggi 25cm), karet ban depan kanan meledak, velg racing
pecah terbelah, bagian depan Fortuner seberat 1050kg terlontar ke atas
hingga ketinggian 20cm, sopir Hilman reflex menginjak rem dengan lengan
bertahan menekan kemudi, karet ban belakang mobil mendecit, tiang listrik
dengan sigap menahan bumper mobil (stop, katanya), kondensor ac, kap mesin,
chasis mobil, ringsek atau pecah, pak polisi limbung ke arah dashboard
depan, dua tangan Setnov yang tadinya mendorong stir ke kanan kemudian
digunakan untuk menggelantung tubuh bagian atas seberat 20kg sehingga
Setnov terpelanting nyungsep ke arah depan kiri pada kecepatan 20 km perjam
sambil menanduk topi, rambut dan kepala pak polisi yang sedang limbung di
depannya. (Aduh, kata pak polisi … Maaf pak tidak sengaja, kata pak
Setnov...).

Setelah itu kondisi kembali tenang dan Fortuner kembali terdiam dengan
kecepatan 0 km perjam. Sopir Hilman turun dari mobil dan melanjutkan
ngobrol serunya, serta menerima instruksi untuk membawa Setnov ke rs Medika
ato rs Pondok Indah. Saat itu tiang listrik yang pemberani itu menunjukkan
keperkasaan atas keberhasilannya  mencegat kDPR itu. Saat ini tiang
penerang jalan itu masih tetap tegap berdiri walau tampak sedikit miring
(sekitar 5 derajat). Hebatnya, Monumen Tiang Listrik Penerang Jalan itu
tidak tampak penyok sama sekali. Tetap setia menerangi jalan raya, tetap
siap membuat kasus KKN eKTP jadi terang benderang seperti siang, bahkan
akan tetap bersedia menerangi hati dan pikiran kita untuk membawa segenap
bangsa Indonesia menuju kemakmuran.

Kenapa kaca samping kiri baris tengah pecah?

Dari video saksi mata di TKP sebelum Fortuner diderek, tampak pantulan
hampir menyeluruh kilap kaca film pada jendela tengah yang menyiratkan
bahwa di TKP, kaca samping tengah itu masih utuh/ tidak pecah.

Adapun kaca jendela tengah kiri itu kemudian pecah, itu karena memang
sengaja dipecahkan atas perintah pak Yunadi yang kocak itu setelah Fortuner
diderek meninggalkan TKP.

Menurut keterangan polisi, pada TKP  itu tidak ada serakan kaca jendela,
baik pada TKP maupun pada lantai mobil.

Jadi ucapan pak Yunadi bahwa wajah dan lengan Setnov penuh luka berlumur
darah kena pecahan kaca, kemungkinan hanya bualan semata demi mendramatisir
cerita sehingga tayangan aktor kita semakin seru.

Ketika diusir dari rs Medika, tampak pada jidat kiri Setnov ada banyak
bentol-bentol seperti kaligata/ gigitan nyamuk yang sama sekali tidak mirip
 dengan bentuk bakpao.

Naaah…

Menurut saya, bentol-bentol  itu dibuat atas arahan pak Yunadi untuk
membentuk  bakpao  pada dahi Setnov. Mungkin karena Setnov tidak berani
tahan sakit atau karena tidak mau bayar Holyfield, dahinya dijitaki
temannya dengan menggunakan buku-jari-tengah ataupun punggung sendok pada
sejumlah lokasi secara pelan2 sehingga terbentuklah puluhan bentol-bentol
itu.

Karena sudah tidak lagi sanggup menderita, Setnov mulai membandel tidak
lagi mau patuh nasehat pak Yunadi.

Setnov menolak dijitak lagi.

Karena penjitakan dihentikan sebelum selesai, bentol-bentol hasil jitakan
awal tadi belum sempat digabungkan untuk membentuk kubah sebesar bakpao.

Jadi hasilnya seperti pada foto pasca diusir rs Medika menuju rs
Cipto,  ditayangkanlah
actor kita. Apa adanya. Pada foto tampak dahi Setya Novanto terbentuk
sekitar 12 bentolan  besar dan sekitar 13 bentol samar. Tapi tetap tidak
mirip bakpao sama sekali.

Untuk mendukung bualan scenario bahwa lengan yang berdarah-darah kena
pecahan kaca, pak Yunadi kembali meminta kDPR kita untuk bersedia supaya
kulit mukanya dicakari dengan kuku (pengganti pecahan kaca) hingga ada
sedikit yang mengelupas yang kemudian dihiasi betadine.

Namun karena metode kerja lawyer itu dirasa begitu aneh, Setnov malah
ngambek, tidak mau terima dan langsung memecat pak Yunadi.

Namun akhirnya nasib mempersatukan mereka kembali untuk sama-sama
mengenakan rompi oranye sambil menyeret dokter tempat penyiksaan Setnov di
rs Medika.

Pak Yunadi ini memang pinter, tetapi kocak sekali.

Udah dibayar mahal oleh duit Setnov, eh, kerjaannya malah nyuruh orang
untuk ngejitakin Setnov, clientnya sendiri.

Tapi kreatip juga sih…

Kapan lagi ada lawyer sempat ngejitakin Ketua DPR RI seperti Fredrich
Yunadi SH..,?



*[20/1 15:43] Y MULYADI DHARMADI LIU: *

2.    *Demokrasi Indonesia = Rumah Kita Bersama*



Sistem Demokrasi Indonesia bisa tegak berdiri karena atap bangunan yang
menaungi kita ditopang oleh 5 pilar: Pilar Legeslatif (Lembaga Wakil
Rakyat). Pilar Eksekutif (Lembaga Pemerintah). Pilar Yudikatif (Lembaga
Keadilan Hukum). Pilar Ideologi (Falsafah Panca Sila), Pilar Konstitusi
(UUD’45).



Sesuai prinsip demokrasi, pilar legeslatif kita diperankan oleh lembaga
tinggi DPR.

Dewan terhormat ini terdiri atas tokoh-tokoh yang diseleksi dan ditawarkan
Parpol yang kita pilih untuk mewakili kepentingan kita dalam mengawasi
kinerja Pemerintah, untuk bekerja sama dengan Pemerintah membuat UU,
memperjuangkan hak dan kepentingan segenap rakyat. DPR juga akan menyeleksi
pribadi-pribadi terbaik untuk didukung menjadi calon pejabat negara. DPR
juga bertanggung jawab untuk mengawasi keberadaan asset-asset bangsa,
anggaran penerimaan & pengeluaran uang, tarif, beban, kebijakan yang bisa
memberatkan/ merugikan rakyat. Dari pelayanan terbaik itulah, seharusnya
kita tentram karena para wakil kitalah yang akan bekerja keras untuk
memperjuangkannya bagi kita.



Karena sesuai konstitusi, mereka sudah disumpah tidak dibenarkan menerima
suap, jatah komisi proyek, atas kinerja serta tanggung jawab jabatan, semua
anggota DPR memperoleh gaji yang ditanggung negara. Insentif dan akomodasi
istimewa juga diberikan pada setiap menanda tangani daftar hadir dalam
rapat/ sidang/ kunjungan kerja. Bahkan mereka bersama keluarga juga
berkesempatan menerima fasilitas dan rekreasi nyaman yang mungkin belum
sempat dinikmati para pendukung maupun rakyat yang memilih mereka.



Adapun praktek yang sudah menjadi rahasia umum, untuk mendapat dukungan,
banyak calon pejabat harus menyediakan mahar milyar hingga trilyunan.
Melalui praktek-praktek seperti itu, organisasi/ orsospol pendukung bisa
mengumpulkan untung besar, karena selain bantuan dari pemerintah,dari hasil
lelang mahar, organisasi juga menerima bantuan para sponsor dan kontribusi
dari para relawan.  Karena itu kita bisa paham kenapa orang bermodal kecil
tanpa sponsor kuat akan sulit untuk medapat jabatan politik. Seandainya
untuk memperoleh suatu jabatan, orang harus mengeluarkan modal yang banyak,
setelah menjadi pejabat yang berkuasa, pejabat itu cenderung mencari
penghasilan tambahan supaya bisa kembali modal serta sekedar keuntungan
walaupun harus mengorbankan kepentingan rakyat dan merugikan negara. Dari
aliran seperti itulah bisnis kekuasan bisa tumbuh, berkembang dan menjadi
industri politik yang digerakan oleh perputaran dana sangat besar.



Perilaku DPR dari masa ke masa mengalami pergeseran.

Pasca kemerdekaan/ masa Orla, karena pemilu 1955 tidak efektif, dan
konstituante yang kerjanya bertengkar dibubarkan dengan Dekrit 1959,
Presiden Soekarno mengangkat sendiri DPR-GR dan MPRS yang disebut sebagai
Demokrasi Terpimpin.

Pasa Orba, wewenang DPR didominasi penuh oleh eksekutif sehingga sering
diplesetkan dalam 5D (Datang. Duduk. Dengar. Diam. Duit). Setelah
mengintervensi melalui Kongres PDI Medan dan penyerbuan kantor Diponegoro,
krismon mulai hadir di Indonesia yang membias ke Asia Tenggara, Jakarta
rusuh yang mencapai klimaks dengan keruntuhan Orba.

Masa Reformasi

Atas gagasan pak Amin, Gus Dur terpilih menjadi Presiden. Setelah berkuasa,
Gus Dur justru berseteru dengan DPR. Setelah dekrit pembubaran ‘anak TK’
gagal, DPR berbalik melengserkan beliau.

Dalam kepemimpinan pak SBY, saya sempat mengingatkan beliau bahwa DPR
melampaui wewenang sehingga terkesan mengintervensi pemerintah.

Pada masa kini, terkesan semua anggota dan pimpinan DPR adalah sangat kaya.
Tahun lalu, saya sempat menonton ketika bu Sri Mulyani membacakan laporan
meningkatnya utang negara. Karena saat itu sidang hanya dihadiri sekitar 10
orang DPR saja, saat itu ibu Sri mengatakan bahwa seandainya DPR sampai
tidak tahu kenapa utang negara meningkat, beliau sendiri tahu kemana
dialokasikannya.

Adapun dari kejadian itu membuat saya menyimpulkan bahwa anggota DPR saat
ini sudah terlalu kaya, tidak bertanggung jawab dan tidak mau peduli.  Karena
sudah terlalu kaya, mereka merasa tidak perlu mengisi absensi untuk duduk
(bahkan tidur) dalam ruang sidang karena uang insentif yang disediakan
sudah tidak menarik dan tidak dibutuhkannya lagi.



*[20/1 16:03] Y MULYADI DHARMADI LIU: *

*3.    **Missi KPK & Tipikor Hadapi Penyandera*



Dalam wewenang sbg Komite Anti KKN Negara, KPK sudah memiliki data serta
bukti sangat lengkap  yg akurat dan kuat atas mark-up mega korupsi eKTP yg
diduga melibatkan (hampir) semua anggota DPR.



Salah 1 sumber informasi paling akurat dan kuat yg dimiliki KPK adalah
berkat laporan serta informasi yg disampaikan (almarhum) saksi kunci
Johannes Marliem. Almarhum adalah warga AS asal Indonesia yg adalah
direktur Biomorf, perusahaan software AS  yang menjual program eKTP kepada
Indonesia yang semula disampaikan kepada redaksi Tempo dan KPK. Selain dari
chatting/ pembicaraan on-line, Johannes Marliem juga sudah 2x melakukan
pertemuan untuk memberi penjelasan secara tatap muka dengan tim KPK.
Pertama pertemuan di Singapura dan yang kedua di Amerika, dimana saat itu
pertemuan di AS dilakukan dalam dukungan serta koordinasi FBI.

Lebih dari penjelasan2 dan info penting yg sudah disampaikan dalam kurun
sekian tahun, beberapa bulan lalu Johannes Marliem menyatakan bahwa ia
sudah menyiapkan/ menyimpan 500GB kronologis lengkap dalam hardisc rekaman/
data2 sangat lengkap kasus eKTP, sejak awal permulaan hingga pembayaran
negara Indonesia yang masih tertunggak. Tidak lama setelah tersiarnya
keberadaan harddisc yg disimpan almarhum, terjadi kasus penyanderaan di
rumah keluarga Marliem di AS. Beberapa tetangga menyaksikan sejumlah
anggota FBI bersenjata lengkap menduduki rumah Marliem di perumahan di Los
Angeles. Selang beberapa jam penyanderaan, bbrp tetangga (yang sambil
sembunyi) sempat melihat ada sandera perempuan (saya duga putri dan istri
Marliem) yg diizinkan keluar dan dibebaskan.  Selang beberapa jam yang
diselingi bunyi teriakan2, kemudian, terdengar suara tembakan dan drama
penyanderaan selesai setelah ambulance tiba disitu. Pada beberapa hari
berikutnya, pihak FBI/ kepolisian menyatakan bahwa Johannes Marliem tewas
karena bunuh diri setelah ia menyandera putri dan istrinya sendiri. Setelah
menyampaikan informasi itu, pihak kepolisian mengatakan kasus tertembaknya
Marliem dinyatakan selesai dan ditutup.

Aneh…

Marliem memiliki keluarga harmonis. Ia sangat menyayangi istri dan putri
tunggalnya. Ia adalah seorang pemurah dan suka berbagi. Setelah Marliem
menyampaikan sejumlah rahasia penting, KPK Indonesia pernah menawarkani
perlindungan kepada WN Amerika itu yang kemudian menolaknya.  Beberapa
minggu sebelum pnyanderaan, Marliem bbrp kali mengaku bahwa ia merasa
keselamatannya terancam. Beberapa hari setelah Marliem tertembak, walau
tidak mengungkap drama penyanderaan itu dan dalam kesedihan serta
ketakutan, istrinya menulis dalam facebooknya dimana selain mengungkapkan
kebaikan dan cinta  suaminya, ia juga berterima kasih kepada mereka yang
menyampaikan simpati kepadanya.

Pernyataan FBI bahwa Marliem telah menyandera anak dan istri sendiri lalu
menembak diri sendiri di rumah sendiri yang diduduki pasukan FBI bersenjata
lengkap adalah tidak singkron dengan logika, informasi tetangga dan
istrinya.



Walaupun secara hukum, KPK dan Tipikor memiliki bukti2 sangat akurat yg tdk
mungkin  terbantahkan, menyadari licinnya Setnov serta kekuatan pihak yg
miliki kepentingan untuk membackup,  KPK memerlukan nyali besar serta
kewaspadaan tinggi dalam mengemban  tanggung jawab ini  Terlebih dari
internal KPK dan Tipikor, agar bisa menjalankan Mission Impossible sesuai
hukum wewenangnya, mereka membutuhkan dukungan segenap bangsa Indonesia.



Saya coba lukiskan dimana KPK dan Tipikor adalah 2 kelinci kecil yg diberi
tanggung jawab untuk melakukan tugas yg sulit dan penting.



Dalam melaksanakan tugas, kedua kelinci itu harus mengatasi 2 jenis
rintangan yg siap menyandera untuk menggagalkan misi mereka, yaitu : Stick
(Ancaman = Tongkat Penggebuk) dan Carrot (Hadiah = Wortel).



Walau kita harap tidak terulang lagi, ditembak matinya hakim agung
Syafiuddin Kartasasmita, penyiraman air keras (H2SO4) terhadap penyidik KPK
Novel Baswedan, serta misteri kematian Johannes Marliem setelah rumahnya
diduduki oleh FBI adalah 3 contoh kasus yang bisa diduga sebagai 'Stick
mematikan' yg pernah terjadi dalam penanganan kasus korupsi di Indonesia.



Walau penyanderaan tipe Carrot (suap illegal) jarang kepergok, namun sering
kita saksikan sikap/ keputusan janggal/  tidak adil ’sehingga kita curigai
bahwa ‘oknum-oknum keadilan’ itu sudah tersandera karena menerima hadiah/
suap yang melanggar hukum.

Kejanggalan itu terkesan terjadi ketika hakim tunggal Cepi Iskandar dalam
prapengadilan Setnov jilid 1, menggugurkan pengadilan Tipikor Setnov jilid
1. Begitu pula ‘oknum2 keadilan’ yang sudah paham manipulasi Buni dan
fitnah Riziek adalah penyesatan, namun mereka malah sepakat menjatuhkan
vonis penjara terhadap gubernur DKI Ahok yang mereka tahu adalah korban
fitnah Riziek.

Begitu pula jaksa Rusmiyati, setelah uang yang diminta sudah saya bayarkan,
dalam sidang pidana, tim jaksa bersama majelis hakim malah memusuhi korban
dan berpihak kepada para penganiaya saya.



Nah, dengan memahami liku-liku lembaga keadilan, teman pembaca bisa
membayangkan seandainya kita teman adalah anggota KPK/ Tipikor ditemui
seorang wanita yang ramah dan mengaku sebagai temannya penembak hakim
Syafiuddin, menyampaikan keinginan untuk menghadiahkan 1 kwintal mineral/
emas murni dan meminta pembebasan Setnov, apakah teman berani  mengabaikanya?
Itulah sebab saya katakan bahwa tanggung jawab dan tantangan KPK&Tipikor
adalah sangat besar. KPK pernah meminta kita untuk mengawal mereka dalam
menangani kasus ini. Agar mampu menuntaskan  Mission Impossible kasus eKTP
Setnov, kita mengikuti penegakan hukum supaya semua penangan KKN eKTP
berjalan efektif hingga termasuk semua amplop suap yang dikantongi anggota
DPR dikembalikan ke kas negara.





*[20/1 17:38] Y MULYADI DHARMADI LIU:  *

*4.    **Pemalakan Proyek eKTP  =  Sampel Kinerja DPR*



Dari 5cc sampel darah, kita bisa mengetahui kesehatan, toxin, bibit
penyakit yg diderita seseorang. Melalui analisa laboratorium terdapat 5cc
sampel darah itu, kita bisa tahu sangat banyak hal. Apakah orang itu kurang
gizi, tinggi kolesterol, gula/toksin/sel-sel darah/DNA/virus/bakteri..,
bahkan penyusupan parasit asing yang berbahaya.



Dengan tertangkapnya SN, kDPR yang jadi buronan, sebenarnya KPK memiliki
5cc sampel KKN DPR yang sangat penting dan berharga. Kenapa?

1.    Sebagai kDPR dan koruptor eKTP, Setnov harus mempertanggung jawabkan
uang yang dikantunginya sesuai hukum pidana dan untuk dikembalikan ke kas
negara.

2.    Sebagai kDPR, Setnov harus bantu KPK untuk melacak aliran dana yang
masuk ke kantong teman-temannya untuk dipertanggung jawabkan dan untuk
dikembalikan ke kas negara. (Prinsip Member-Get-Member).

3.    Sebagai terdakwa eKTP, SN bisa dipertanyakan mekanisme beberapa kasus
megakorupsi bahkan gigakorupsi, khususnya mengenai kasus yang terkenal
dengan nama “PapaMintaSaham”.

4.    Pak Setya Novanto dan teman-temannya, bisa menjadi partner KPK untuk
menunjukan tokoh-tokoh yang berperan dalam KKN skala giga korupsi untuk
diselusuri secara baik-baik.  (Prinsip: Member-Get-Member).

5.    Setelah secara garis besar mekanisme sudah jelas, KPK bisa
mempublikasi permasalahan, penanganan serta mengatur instrument solusi demi
kebaikan bangsa, perdamaian dan keamanan negara.



Menurut saya, seandainya keamanannya terjamin, upaya KPK mengambil kembali
sekian trilyun dana korupsi e-KTP adalah tinggal selangkah lagi. Namun
lebih dari sukses penyelamatan sedikit trilyun itu, KPK sudah diharapkan
siap lagi bekerja untuk misi pelacakan ratusan juta trilyun KKN besar
lainnya.

Seperti keyakinan sdri. Inayah Wahid, saat ultah InTi beberapa tahun lalu,
saya percaya negri Indonesia adalah sangat-sangat kaya yang tidak akan
habis-habisnya untuk kita nikmati bersama. Namun seandainya banyak rakyat
yang masih miskin, itu karena hak-hak mereka sudah dikorupsi dan
disembunyikan oleh orang-orang yang serakah.

Dengan memahami permasalahan, kita akan bisa menentukan arah untuk tindakan
kuratif (penyembuhan) untuk memperbaiki Pilar Legeslatif penopang Atap
Demokrasi dari Rumah Kita Bersama yang disebut Indonesia.

Dgn berfokus terdakwa Setnov dalam kasus korupsi eKTP,

kita bisa melakukan kuratif dengan tindakan renovasi ..



*[20/1 20:33] Y MULYADI DHARMADI LIU: *

*5.    **What Next ?*



Selanjutnya, bagaimana seandainya kelak KPK&Tipikor berhasil mnemukan bhw
90% para wakil kita dalam DPR kita terlibat korupsi? Bagaimana cara kita
menghindari terulangnya bencana 1998 yg mengancam keselamatan negara kita?

Kita harus bedakan antara Tujuan Destruktif dan Tujuan Konstruktif.

a.    Tujuan Destruktif

Misalkan untuk menghancurkan sebuah pasar (~RumahDemokrasiKita). Perusuh
cukup meletakan jerigen2 bensin serta beberapa detonator/ bom waktu pada
pilar2 pasar.

Perusuh tidak usah lakukan persiapan kselamatan apapun.

Selanjutnya dalam niat merusak, para sponsor berusaha membebaskan
tersangka Front Penghasut Intoleran yang kini buron di hotel mewah di luar
negri pasca tersandera kasus zinah bersama Firza Penggoda Iman. Dengan gaya
yang sudah bisa ditebak, Fropokator Penista Iman dengan dana tanpa batas
akan menyesatkan massa demonstran dengan hasutan intimidasi, terror,
fitnah, kebencian SARA, pertikaian, permusuhan,  sweeping tanpa hak,
menista perbedaan, ancaman jihad, langgar aturan/ hukum/ kamtib/ ideology/
HAM/ fasum/ jalanraya,  aksi kekerasan, ganggu ketentraman, membuat
kemacetan, ketakutan, pengrusakan, penjarahan, kekerasan, memecah
persatuan, suasana  chaos …

b.    Tujuan Konstruktif.

Menyadadari keberadaan pilar pasar (~RumahDemokrasiKita) yang keropos
digerogot rayap-rayap koruptor, secara tanggung jawab serta sikap
waspada kita lakukan kuratif dengan tindakan renovasi secara terarah.

1.    Setelah pilar bermasalah diidentifikasi, kita harus siapakan pilar
penyangga cadangan.

2.    Setelah menyerukan evakuasi para pedagang sapi,  masyarakat, benda2
berharga, kita kosongkan lahan kerja serta memadamkan aliran listrik, gas
serta bahan berbahaya.

3.    Secara hati2 kita lepaskan ikatan/paku/baud serta proyek-proyek
vital/ jangka panjang/biaya tinggi yang menggantung ataupun membebani pilar
keropos itu.

4.    Untuk kelancaran regenerasi, metode amnesti serta restorasi
adalah  metode
ideal yang perlu dikedepankan.

5.    Walau perlu kelapangan serta kesabaran, hasilnya bisa lebih baik,
lebih terarah dan lebih terstruktur.



Adapun strategi yang diterapkan KPK saat ini sebenarnya cukup bagus dan
terkesan bisa cukup efektif. Sebelum mencabut pohon hingga ke akar, KPK
mencucuk tanah di sekeliling pangkal pohon itu terlebih dahulu.



Secara paralel, saya juga memiliki metode berbeda yang mungkin cukup
praktis yang lebih cepat. Untuk mengempeskan sebuah ban, kita tidak perlu
membuat banyak lubang, tapi cukup dengan mencabut sebuah pentilnya.
Seandainya dalam satu kasus korupsi eKTP diperkirakan ada 500 anggota DPR,
saya cenderung akan fokus pada target untuk mencopot satu pentil utama yang
akan membantu kita membongkar 1000 kasus kejahatan KKN di DPR.







Teman2,



Seorang teman menanyakan, menjelang masa pemilihan sebentar lagi, saya akan
berpihak pada kubu yang mana. Dalam masa pancaroba, kencangnya angin yang
berubah arah, bukanlah saat tepat untuk menaikkan layang-layang.

Namun jika ditanya siapa yang perlu kita dukung saat ini, saya percaya ini
adalah saat yang paling tepat bagi kita untuk mendukung dan mengawal
kinerja KPK dan Tipikor sehingga kasus KKN eKTP bisa tuntas secara tepat
dan sesuai hukum dalam semester awal atau paling lambat sebelum tahun 2018
ini berakhir.

Kepala polisi yang mengawal Setnov, mungkin sakit bahkan benjol ditanduk
Setnov yang nyungsep ke depan.

Namun dalam sikap gotong royong dan rasa kebersamaan, kita akan saling
melindungi supaya 2 lembaga yang kita andalkan bisa bekerja secara baik
serta hati yang tentram karena tidak ada yang berani menyandera.



Bagai pohon sakit penuh benalu dan rayap yang terus menyebar, dewan yang
koruptif adalah bagaikan pasar semtra transaksi para pebisnis kekuasaan
yang biasa menghasilkan produk manipulatif untuk merugikan putra dan putri
Ibu Pertiwi.



Namun dari bibit baik, berakar sehat dan tumbuh menjulang, akan terbit
karya berkwalitas, pemimpin yang terbaik, untuk menyajikan buah-buah yang
mencerahkan putra-putri Nusa Antara yang kaya raya.

Tuhan mendengar kerinduan kita ini.



Fortuner hitam mengarahkan kDPR menuju tiang listrik.

Tiang listrik menyerahkan buronan kepada yang berwajib: KPK + Tipikor.

Mari kita kawal dan dukung: “Bersama Rakyat, KPK Kuat, Tipikor Hebat.”

Tuhan beserta KPK, Tipikor, kita, keluarga kita dan bangsa Indonesia.\ Amin..

Salam sejahtera. Salam Indonesia.




https://sites.google.com/site/yohanesmulyadiliu/2017

Kirim email ke