http://sains.kompas.com/read/2018/02/02/193500023/arkeolog-temukan-60.000-struktur-maya-
kuno-di-hutan-guatemala
Arkeolog Temukan 60.000 Struktur Maya
Kuno di Hutan Guatemala
Resa Eka Ayu Sartika
Kompas.com - 02/02/2018, 19:35 WIB
Peta struktur Maya kuno di Guatemala
Peta struktur Maya kuno di Guatemala
*KOMPAS.com* - Penemuan struktur kuno mungkin bukan hal baru dalam dunia
arkeologi. Tapi temuan di utara Guatemala
<http://indeks.kompas.com/tag/Guatemala> ini membuat para arkeolog
terpesona.
Pasalnya, 60.000 struktur Maya <http://indeks.kompas.com/tag/Maya> kuno
tersebut tersembunyi di balik hutan lebat. Cara penemuannya pun
terbilang cukup rumit karena para ahli harus menggunakan pemindai laser
berteknologi tinggi yang dikenal /Light Detection and Ranging/ (LiDAR).
Marcello Canuto, salah satu penyididik utama proyek ini menyebut bahwa
struktur tersebut ditemukan selama dua tahun terakhir melalui pemindaian
sebuah wilayah di departemen utara El Peten, yang berbatasan dengan kota
Meksiko dan Belize.
"(Temuan ini adalah) revolusi dalam arkeologi Maya," ungkap Canuto
dikutip dari /AFP/, Jumat (02/02/2018).
*Baca juga: Benarkah Gua Bawah Air Terbesar di Dunia Ini Simpan Rahasia
Suku Maya?
<http://sains.kompas.com/read/2018/01/19/170000523/benarkah-gua-bawah-air-terbesar-di-dunia-ini-simpan-rahasia-suku-maya>
*
Canuto juga menyebut bahwa penemuan baru di Amerika Tengah ini mencakup
pusat kota dengan trotoar, rumah, teras, pusat seremonial, kanal
irigasi, dan benteng. Di antara temuan-temuan tersebut, juga terdapat
sebuah piramida setinggi 30 meter yang sebelumnya diidentifikasi sebagai
bukit alami di Tikal, situs arkeologi di Guatemala.
Selain itu, di Tikal, para arkeolog juga menemukan serangkaian lubang
dan tembok sepanjang 14 kilometer.
Peradaban Maya sendiri mengalami puncak kejayaan di wilayah yang saat
ini dikenal sebagai selatan Meksiko, Guatemala, beberapa wilayah kota
Belize, El Salvador, dan Honduras pada tahun 250 hingga 950 Masehi.
Para peneliti menemukan struktur kuno ini setelah menggunakan pesawat
yang telah dilengkapi dengan pemindai LiDAR. Selanjutnya, alat ini
menghasilkan peta permukaan tiga dimensi dengan menggunakan cahaya dalam
bentuk laser beritme (tidak kontinyu) yang terhubung pada sistem GPS.
Teknologi ini membantu peneliti menemukan situs arkeologi jauh lebih
cepat daripada metode yang sudah ada.
"Sekarang tidak perlu lagi masuk ke hutan untuk melihat apa yang ada di
dalamnya," ujar Canuto.
Kisah lebih lengkap mengenai penemuan struktur Maya kuno ini dapat
diakses dalam video National Geographic berikut ini.