Radar Nusantara
http://www.radarnusantara.com/2018/03/bukan-cicit-pendiri-nu-gus-ipul-merubah.html
Bukan Cicit Pendiri NU, Gus Ipul Merubah Sejarah Hanya Untuk Ambisi Memenangkan 
Pilgub JatimSaifullah Yusuf alias Gus Ipul dinilai telah merubah sejarah. 
Pernyataan itu keluar dari pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH 
Sholahudin Wahid (Gus Sholah).
"Mbah buyutnya Saiful (KH Bisri Syansuri) itu mbah saya. Tokoh NU tetapi bukan 
pendiri NU. Beliau Rois Aam kedua setelah Mbah Wahab (KH Wahab Chasbullah). 
Mbah Wahab itulah yang memiliki gagasan dan mendirikan NU." tutur Gus Sholah.
Gus Sholah tetap merasa perlu untuk meluruskan sejarah sebagaimana yang dicatut 
Gus Ipul. Selama ini Gus Ipul selalu mendeklarasikan diri sebagai cicit pendiri 
NU. Padahal, KH Bisri Syansuri adalah Rais Aam kedua, pengganti KH Wahab 
Chasbullah. Bukan pendiri jamiyah tersebut.
Branding "Saifullah Yusuf cicit pendiri NU" memang gencar dibuat 'jualan' 
Saifullah dan tim pemenangannya. Saifullah Yusuf mengklaim sebagai cicit 
pendiri NU.
Tak hanya itu,  pada branding yang disebar di media sosial, tulisan tersebut 
juga dibubuhkan. Lengkap dengan foto KH Bisri dan Syansuri dan logo NU. 
Statement Saifullah ini seolah untuk 'mencocok-cocokkan antara dirinya dengan 
nasab bakal Cawagubnya, Puti Guntur Soekarno yang merupakan cucu salah seorang 
Proklamator RI, Soekarno.
Sebelumnya, bantahan serupa juga dilontarkan putri KH Abdul Wahab Chasbullah, 
Nyai Machfudhoh. "Kalau cicitnya Kiai Bisri (KH Bisri Syansuri) jelas! Tapi 
kalau cicitnya pendiri NU, tidak!" katanya beberapa waktu lalu.
Sedangkan menurut Irwan Radjasa, ketua GMNI (Gerakan Masyarakat Nasionalis 
Indonesia) Jatim, jika muncul branding Puti Guntur Soekarno adalah cucu 
Proklamator RI, itu adalah wajar karena memang Puti adalah cucu dari sang 
Proklamator. 

Dan diakui atau tidak, branding sebagai cucu proklamator ini merupakan faktor 
utama yang mendongkrak popularitas pasangan Gus Ipul - Puti dalam pilgub 
(pemilihan gubernur) Jatim 2018.
"Jangan sampai muncul anggapan masyarakat, bahwa Gus Ipul membranding dirinya 
sebagai cicit pendiri NU itu karena tidak mau kalah dengan branding yang 
dimiliki calon wakilnya yakni Puti", kata Irwan.
"Anggapan itu bisa memperkuat adanya indikasi bahwa Puti dengan branding 
sebagai cucu Bung Karno (Soekarno - Proklamator) hanya dimanfaatkan 
popularitasnya untuk memenangkan Gus Ipul, dan nantinya jika terpilih, Puti 
sama sekali tidak diberi peran dalam jalannya roda pemerintahan propinsi Jatim. 
Dengan alasan bahwa kemenangan Gus Ipul bukan karena popularitas Puti, tapi 
kemenangan Gus Ipul adalah karena masyarakat percaya bahwa dia adalah cucu 
pendiri NU" tuturnya.

"Janganlah sampai muncul kesan bahwa Puti yang sebenarnya punya potensi, pandai 
& berkualitas kepemimpinan yang bagus itu sebenarnya dibonsei agar tidak 
menjadi tokoh nasional & hanya jadi wagub yang tidak akan diberi kewenangan dan 
nanti jika sudah tidak dibutuhkan akan dibuang agar dilupakan masyarakat. Jika 
demikian lebih baik dia tidak menjadi  wakil gubernur Jatim dan kembali jadi 
tokoh nasional, karena Puti sudah menjadi anggota DPR RI dan hanya karena 
tuntutan partai maka Puti rela berkorban mundur dari DPR RI untuk maju sebagai 
calon wagub mendampingi Gus Ipul", pungkasnya

Hingga berita ini diturunkan, Gus Ipul sendiri belum dapat dikonfirmasi 
mengenai pro kontra cicit pendiri NU.

|  | Virus-free. www.avast.com  |

Kirim email ke