-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5071987/dubes-ri-jawab-anggapan-jalur-sutra-baru-cara-china-perdaya-ri?tag_from=wp_nhl_27




Berita Terpopuler Sepekan

Dubes RI Jawab Anggapan Jalur Sutra Baru Cara China 'Perdaya' RI

Anisa Indraini - detikFinance

Minggu, 28 Jun 2020 22:30 WIB
4 komentar
SHARE
URL telah disalin
Dubes RI untuk RRC Djauhari Oratmangun
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Proyek One Belt One Road (OBOR) yang kini berubah nama menjadi Belt and Road 
Initiative (BRI) sempat menuai polemik di Indonesia. Proyek milik pemerintah 
China itu dianggap merupakan strategi besar China membangun jalur sutra baru 
demi menguasai dunia.

Pada 27 April 2019 lalu dilakukan penandatanganan 23 Memorandum of 
Understanding (MoU) antara sejumlah pebisnis Indonesia dan China dalam acara 
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) II BRI di Beijing. Langkah itu menuai kritikan 
di dalam negeri lantaran dianggap Indonesia akan dimanfaatkan China yang 
berhasrat menguasai perdagangan dunia termasuk memanfaatkannya untuk 
kepentingan militer.

Duta Besar RI untuk RRC, Djauhari Oratmangun menampik pandangan tersebut. 
Sebagai diplomat yang turut andil dalam kerja sama itu, dia menjamin kedudukan 
Indonesia dengan China setara. Sebab proyek BRI milik China itu juga 
disinergikan dengan misi Indonesia yang ingin menjadi poros maritim.
Baca juga:
Benarkah RI 'Diperdaya' China soal Jalur Sutra Baru?

"Dalam konteks BRI ini kita sinergikan juga dengan poros maritim kita. Jadi 
bukan berarti kita terima saja BRI itu, tidak. Kita berunding, proses 
perundingan yang cukup memakan waktu, bahwa dia harus investasi dalam konteks 
poros maritim kita dan mereka setuju. Lalu dapatnya itu adalah sinergi antara 
poros maritim dan BRI," ujarnya dalam wawancara Blak-blakan dengan detikcom 
yang tayang Rabu (24/6/2020).

Djauhari menekankan, dalam konteks penyelarasan BRI dan poros maritim kedua 
negara memiliki kedudukan yang sama untuk menjalankan kepentingannya dalam 
mengembangkan koridor ekonomi.

"Kita dapatnya 4 koridor ekonomi, koridor ekonomi pertama itu Sumatera Utara, 
kedua itu di Kalimantan Utara, ketiga itu di Sulawesi Utara, dan keempat itu di 
Bali. Jadi kita tidak sekedar investasi yang di-drive oleh mereka saja, tapi 
oleh keduanya," terangnya.

Dengan kesepakatan itu, menurut Djauhari China juga akan turun berinvestasi 
dalam kepentingan pengembangan poros maritim terutama di 4 koridor ekonomi 
tersebut. Dia menegaskan masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir karena 
proses diplomasi Indonesia tidak akan mengorbankan NKRI demi kepentingan negara 
lain.
Baca juga:
Dubes Djauhari Blak-blakan Mesranya Hubungan Dagang RI-China

"Jadi nggak ada lah pandangan seperti itu, darah kita ini NKRI, kita tahu 
persis ini apa yang harus kita negosiasikan," tegasnya.



Simak Video "Nikita Mirzani Dijemput Paksa Polisi, Hasil Autopsi Lina Diungkap"








Kirim email ke