Imlek 2018, Seniman Bali dan Tiongkok Bawakan Kesenian JangerReporter:  
AntaraEditor:  Rezki AlvionitasariJumat, 23 Februari 2018 12:33 WIB 
Sejumlah anak membawakan Tari Janger kreasi dalam Pesta Kesenian Bali ke-38 di 
Taman Budaya Art Center, Denpasar, Bali, 22 Juni 2016. Pentas seni tersebut 
dalam rangka mengisi liburan sekolah dengan kegiatan seni budaya. 
TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Denpasar - Sejumlah seniman dari Pulau Bali dan perwakilan Provinsi 
Yunan, Tiongkok, membawakan kesenian kolaborasi dalam perayaan Tahun Baru Imlek 
2018, di Denpasar, Kamis malam, 22 Februari 2018.

"Pertunjukan hari ini ada keunikan karena usulan Bapak Gubernur Bali Made 
Mangku Pastika, tarian tersebut juga menandai hubungan persahabatan yang indah 
antara kedua `sister province` Bali dan Yunan, juga kedua negara," kata 
Penjabat Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, Chen Wei, di 
sela-sela perayaan Tahun Baru Imlek 2018, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya 
Denpasar.

Baca juga: Menikmati Pizza Sambal Matah di Bali

Menurut Chen Wei, hubungan persahabatan Tiongkok dan Bali telah terjalin sejak 
lama dan berkembang terus hingga saat ini. Seperti di antaranya cinta sejati 
antara Raja Bali Jayapangus dan gadis dari Tiongkok Kang Cing We pada abad 
ke-12, ceritanya tersebar hingga hari ini di Pulau Bali.

"Kesenian dalam bentuk arsitektur, patung, dan lukisan Bali pun mengandung 
banyak unsur dari Tiongkok. Ini telah membuktikan integrasi kebudayaan antara 
Tiongkok dan Bali. Bahkan, hingga saat ini, uang kepeng Tiongkok tetap menjadi 
sarana upacara yang sangat penting bagi masyarakat Hindu Bali," ujarnya.

Chen Wei menjelaskan karena kebudayaan dan agama yang sangat istimewa dan 
berciri khas, Pulau Bali yang terkenal sebagai Pulau Dewata juga telah menarik 
begitu banyak wisatawan mancanegara. Bali juga menjadi salah satu destinasi 
favorit warga Tiongkok.

Walaupun ada letusan Gunung Agung pada akhir 2017, lanjut dia, wisatawan 
Tiongkok yang memasuki Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai mencapai 1,38 juta 
jiwa, meningkat hampir 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam perayaan Imlek tersebut, kesenian Janger menjadi salah satu pementasan 
kolaborasi antara seniman Bali dan Tiongkok.

"Janger merupakan seni pertunjukan hiburan yang kental dengan nuansa 
agrarisnya, menjadi spirit keragaman dan kebersamaan budaya Bali," kata Kepala 
Bidang Kesenian dan Tenaga Kebudayaan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ni Wayan 
Sulastriani.

Sulastriani yang juga sutradara pementasan ini mengatakan dengan cara menari 
sambil bernyanyi, janger mewakili rasa keceriaan sebagai simbol harmonisasi 
antara budaya Bali dan Cina. Dalam perspektif tertentu memiliki nilai persamaan 
yakni semangat kebersamaan dalam menjaga spirit budaya.

"Pertunjukan kolaborasi ini menggabungkan esensi dua budaya yang berbeda yang 
terlihat dalam olah gerak dan musikal. Esensi kolaborasi mengedepankan konsep 
rasa saling menghormati, kesejajaran status, kebersamaan, dan kebutuhan 
kepentingan bersama," ujar Sulastriani.

Di samping pertunjukan kolaborasi juga ditampilkan pementasan garapan Sukasada 
Ing Rat yang merupakan karya berlatar konsep keindahan, keagungan, dan taksu 
Bali.

Perayaan Imlek itu juga dirangkaikan dengan penyelenggaraan pameran foto skala 
besar yang bertema "China in New Era". Foto yang dipamerkan berdasarkan tiga 
tema dengan jumlah 230 foto.

Tema pertama mengenai HUT ke-3 Konjen RRT di Denpasar yang memperlihatkan 
indahnya bergandengan tangan dengan sahabat dari berbagai kalangan masyarakat 
Bali, NTB, dan NTT.

Tema kedua, mengenai prestasi diplomasi Tiongkok dan tema ketiga mengenai 
prestasi pembangunan Tiongkok dalam lima tahun terakhir. Pameran di Bali ini 
dibuka hingga 24 Februari, dibuka mulai pukul 08.30-18.00 WIB. Pengunjung tidak 
dipungut biaya.

ANTARA

Artikel Lain: Selain Kuta, Ini Tempat Wisata Alam Paling Menakjubkan di Bali

Kirim email ke