Jawaban untuk STDjin (1) Tiong Djin yb,
Terima kasih atas reaksianda. Kabar saya baik-baik saja. Berikut jawaban saya. STDjin: Sayaterperanjat melihat diskusi Anda meluncur ke sebuah kesimpulan bahwa saya menyalah gunakan nama SGT untuk mengu-kuhkan sikap saya yang anti PKI dan pendukung kapitalisme. Entah darimana kesimpulan ini lahir. Tatiana: Kalau anda bacadengan teliti dan saya percaya anda memiliki kemampuan dan kecerdasan untukmengerti alasan dan argumentasi mengapa saya sampai kepada kesimpulan di atas. STDjin: Saya tidak akan berpanjang lebar dan secaraterperinci menanggapisemua butir argumentasi yang Anda tuangkan didalam tulisan-tulisanAnda di dunia maya. Secara singkat dan globalsaya yang akan mengemukakan beberapa hal sbb: Tatiana: Justru di sini masalahnya. Anda tidak maumenanggapi semua argumentasi yang saya ajukan untuk membantah asumsi dankesimpulan anda yang mempertentangkan SGT dengan PKI dalam hal yang berkaitandengan borjuasi nasional, kapital domestik dalam tingkat nasional demokratis.Saya jadi bertanya-tanya anda tidak mau menanggapi atau tidak mampu mengajukanbantahan terhadap fakta sejarah melalui dokumen dan tulisan tokoh PKI yangdengan jelas dan gamblang menunjukkan tidak betulnya asumsi dan kesimpulananda. STDjin: 1. Saya dan saya yakin kakak saya, tidak pernah bersikap anti PKI, anti sosialismemaupun anti komunisme. Bahwa kami melihat perkembangan dunia dan bagaimanapemerintah seharusnya menjamin kesejahtraan rakyat dengan kaca mata berbedadengan Anda, itu bisa saja. Dankalau Anda mendukung paham demokrasi, sebenarnya perbedaan ini tidak perlumengundang permusuhan atau perdebatan sengit yang tidak membangun. Tatiana: Jelas memang pandangan kita berbeda bahkanbertentangan dalam melihat dan menganalisis perkembangan dunia. Sudah ada beberapa teman yang mengatakan bahwa perdebatan antara saya dengan Chan dan saya pikir juga dengan anda sekarang menyangkut masalah ideology, masalahpendirian kelas, masalah kepada kelasyang mana kita berpihak. Anda betul kita hidup dalam demokrasi dan siapapunbisa mengajukan pendapatnya. Saya juga menggunakan hak demokratis itu untukmembantah asumsi dan kesimpulan anda yang menurut saya tidak sesuai dengan fakta sejarah dan olehkarena itu merugikan dan merusak nama PKI. Perdebatan ini akan lebih bermanfaatdan membangun kalau kalian mengajukan juga argumentasi, referensi yangmendukung asumsi dan kesimpulan-kesimpulan. STDjin: 2. Saya tidak pernah menyatakan di dalam tulisan-tulisan saya bahwa SGT anti PKI dan getol mendukung kapitalisme dalamarti yang Andasinggung. Itutidak pernah tertuang di dalam tulisan-tulisan saya. Kutipan-kutipan yang Anda ambil daritulisan-tulisan tersebut, menurutsaya out of context. Entah apakah sebenarnya Anda sudah membaca buku sayatentang biografi politik SGT secara keseluruhan? Mungkin kalau Andamembaca buku tersebut dengan teliti dan dengan kepala dingin, Anda akan mencapaisebuah kesimpulan yang berbeda. Tatiana Saya baru baca tiga tulisan anda. Dan diketiga tulisan itu saya dapatkan asumsi dan kesimpulan anda yangmempertentangkan SGT dengan pimpinan PKI dalam hal sikap terhadap bornas dankapital domestic dalam tingkat nasional demokratis. Sekarang coba anda perhatikan kalimat andayang saya garis bawahi dan berhuruf merah. Saya tidak mengatakan bahwa dalamtulisan anda terdapat pernyataan yang mengatakan SGT anti PKI dan getolmendukung kapitalisme!! SGT tidak antiPKI! Yang saya persoalkan dalam tulisan anda adalah ANDA MEMPERTENTANG-KAN SGTDENGAN PKI berkaitan dengan masalah bornas dan kapital domestik dalam tingkatnasional demokratis. Saya buktikandengan mengajukan tulisan M.H. Lukman dan DNA bahwa SGT SAMA SEKALI TIDAK BERTENTANGAN DENGAN PKIdalam sikap terhadap capital domestic dalam tahap nasional demokratis. Saya juga minta supaya anda membuktikanasumsi pertentangan di Parlemen antaraSGT dengan politikus PKI. Dalam hubungan ini Chan menjawab dengan mengatakanbahwa program PKI pada periode demokrasi parlementer lain (berubah) dari program dalam demokrasiterpimpin dan dia menghubungkannya dengan GBHN. Jawaban inipun saya bantah kembali dengan mengajukan tulisan DNA yangdengan jelas dan gamblang membuktikan tidak benarnya asumsi Chan tentangperubahan dalam program PKI . Politik PKI terhadap bornas dan kapital domestiklahir dari analisa kelas dan sifatrevolusi Indonesia. Dua tema inilah yang oleh kalian sama sekali tidakdipertimbangkan dalam hubungannya dengan bornas dan kapital domestik. Soal kapitalisme, saya tidak bilang SGTgetol mendukung kapitalisme. Saya mengutip kata-kata anda sendiri “Dalam halinil Siauw secara gamblang memperjuangkan dipertahankannya system kapitalismeyang menjamin tumbuhnya modal domestic, yang pada umumnya berada dikelola olehpara pengusaha Tionghoa.” Kemudian :”Program ekonomi Siauw menganjur-kandipertahankannya sistim kapitalisme yang memungkinkan pengembangan modaldomestik untuk pembangunan ekonomi nasional. Komentar sayaadalah kedua paragraph itu “ dapat menimbulkan kesan seolah-olah SGT pro kapitalisme danmenentang sosialisme, padahal di bagian lain anda menulis SGT mendambakansosialisme a la Indonesia. “Kesan” adanya pertentangan ini saya tanyakan jugakepada Chan, tapi ia tidak menjawab atau menjelaskan. Sekarang saya garis bawahi “seolah-olah”. Jadisaya tidak menuduh atau mengatakan SGT getol mendukung kapitalisme. Yangsaya jelaskan kemudian dalam tulisan saya terdahulu adalah perbedaan antaraanda dengan saya dalam mengintepretasi “kapitalisme” yang didukung SGT dan jugaPKI. Yaitu kapitalisme Negara di mana kaum bornas dan modal domestik diberiruang untuk berkembang guna mendorong ekonomi nasional. Kapitalisme yangdidukung SGT dan PKI adalah kapitalisme Negara dan ini berbeda dengankapitalisme di negeri-negeri borjuis yang terus mengabadikan sistim kepemilikanperorangan dan penghisapan manusia oleh manusia . Kapitalisme negaradiperjuangkan SGT dan PKI dalam tingkatnasional demokratis sebagai tahap pertama sebelum melangkah ke tahapberikutnya, yaitu sosialisme a la Indonesia di mana tidak akan ada lagipenghisapan manusia oleh manusia. Kurang jelaskah penjelasan saya? Lantas di mana “out of context”nya? Sayacukup berkepala dingin sehingga bisa mengajukan argumentasi yang didukungfakta. Bukan berfantasi pakai otaksendiri untuk melemparkan asumsi yang absurd! STDjin: Yang saya tegaskan dalam tulisan-tulisan ituadalah: SGT bukan anggotaPKI. Akan tetapi dalam perjuangan mencapai sosialisme ala Indonesia, ia sepenuhnya sejalan denganSoekarno, PKI dan partai-partai kiri lainnya. Tatiana: Seperti sudah sayakatakan, soal SGT anggota PKI atau bukan hanya bisa dijawab oleh SGT sendiri.Masing-masing kita bisa berspekulasi. Yang saya tolak dalam tulisan anda adalahanda membuktikan SGT bukan anggota PKI dengan mempertentangkan SGT dengan PKIdalam hubungannya dengan kapitalis nasional. Inilah yang saya tolak, karena tidak sesuai dengan fakta sejarah. Sekarang anda mengakui bahwa SGTSEJALAN dengan PKI dalam perjuangan mencapai sosialisme a la Indonesia.Seharusnya ditambah lagi, sosialisme a la Indonesia tanpa penghisapanmanusia oleh manusia. Mengingat arti dan pengertian sosialismeyang beraneka ragam dewasa ini, kepada generasimuda yang baca tulisan anda seharusnyalah dijelaskan sosialisme yang bagaimanayang diinginkan oleh bung Karno, SGT, PKI dan Partai-partai kiri pendukung bungKarno. Jelas tidak seperti “Sosialisme dengan ciri Tkk” yangmenghalalkan dan menerima penghisapan manusia oleh manusia. Untuk mencapai angka pertumbuhan dua digitdan hasil gemilang yang menyilaukan itu perlu dilenyapkan dulu Komune Rakyatdan penghapusan sistim kerja 8 jam, status pekerja tetap, hak mogok, sistim pendidikan dan layanankesehatan gratis dan hak-hak demoraktis seperti “empat besar” . Hasilnyakelihatannya memang mentereng dan hebat yang dinikmati oleh klas menengah atasdan para milyarder. Kesenjangan antara yang miskin dan yang kaya luar biasabesarnya. Saya ingat salah seorangpenyumbang tulisan dalam “Sumbangsih SGT dan Baperki” menulis sebagai berikut:” Ketika membicarakan keadaan ekonomi dan masyarakat Indonesia dari apayang dinamakan “orde baru” dalam karya yang ditinggalkannya, ia mengajukanberbagai masalah baru yang menyangkut modal asing, bantuan luar negeri,pengerukan harta Negara dan korupsi para birokrat baru, perbedaan kaya dan miskinserta perbedaan kota dan desa. Saya sama sekali tidak heran bahwa keprihatinan SGTterpusat pada masalah “modal asing, bantuan luar negeri, pengerukan hartaNegara dan korupsi para birokrat baru, perbedaan kaya dan miskin sertaperbedaan kota dan desa”. Semua masalahyang menjadi keprihatinan SGT ketikaitu, tetap merupakan masalah pokok yang dihadapi Indonesia dewasa ini, di bawahapa yang dinamakan reformasi. Saya yakin SGT tidak menginginkan Sosialisme yangjustru memperdalam kesenjangan antara yang miskin dan kaya seperti yang sedangterjadi di Tkk. STDjin: 3. Secara ringkas saya ulangi berbegai hasilpenelitian saya ttg SGT: a. Ia adalah seorang Marxistyang mengangumi keberhasilan Mao Tse Tungdalam membangun masyarakat sosialisme di Tiongkok. Dalam konteks ini, ia tentu sajasangat dekat dengan banyak tokoh PKI dan tidak mungkinmemiliki sikap anti PKI. Tatiana: Setuju 100% dengan anda. Saya TIDAKPERNAH bilang SGT anti PKI. STDjin: b. Dekat dengan banyak tokohPKI dan tidak anti PKI bukan berarti ia tidakpernah menentang beberapa kebijakan PKI dan sikap politik paratokohnya. Justru karena ia bukan anggota PKI, ia bisa bebas bersikap di luar disiplin partai. Tatiana: Saya tidak pernah mempersoalkan apakah SGTpernah menentang kebijakan PKI dan sikap politik para tokohnya. Sekali lagibaca tulisan saya yang bersangkutandengan SGT. Yang saya persoalkan, tentang dan bantah adalah asumsi anda yangmemper-tentangkan SGT dengan PKI dalam kaitan dengan bornas, kapital domesticdan kapitalisme dalam tingkaat nasional demokratis. STDjin c. Hubungan dengan banyaktokoh PKI sudah terjalin sejak tahun 30-an dansejak kegiatan politik di awal kemerdekaan pada waktu SGT turutmemimpin Partai Sosialis. Tatiana: Setuju 100%. Memang begitulah fakta sejarahnya. STDjin d. Akan tetapi SGT yangsejak FDR bubar pada tahun 1948, tidak lagitergabung dalam partai apapun. Dan ini nampak dari sepak terjangnya di parlemen. Ia jelas tidakmengikuti disiplin partai apapun.Di zaman demokrasi parlementer (1949-1959), ia mendirikan dan memimpinFraksi Nasional Progresif yang terdiri dari beberapa partai nasionalis dan beberapa tokoh tidak berpartai.Partai yang paling berpengaruh di fraksi ini adalah Murba, yangbisa dikategorikan “musuhpolitik” PKI sejak awal kemerdekaan. SGT-punsangat dekat dengan tokoh-tokoh Murba. SGT berperan dalam mendorong Sukarni,ketua Murba, untuk menjadi dubes RI di RRT pada 1961. Ketika PKI memimpin gerakan mengganyang Murba dizaman Demokrasi Terpimpin, SGT menolak membawa Baperkiturut melakukan pengganyangan tersebut. Sikap ini sangatdihargai oleh banyak tokoh Murba,terutama Adam Malik, sehingga selama SGT menjadi tapol, Adam Maliksecara diam-diam berupaya membantunya – dengan kerap mengatur pemeriksaan kesehatanSGT di RSPAD. Dan Adam Malik-lah sebagai Wapres yangmemungkinkan SGT memperoleh “exit-permit” untuk berobat di Belanda padaSeptember 1978. Tatiana: Saya tidak persoalkan masalah ini. SGTmemimpin fraksi yang didalamnya terdapat wakil dari beberapa partai,diantaranya Murba dengan dua wakilnya, yaitu Adam Malik dan Pandoe Kartawigoena. PRN juga punya dua wakil dalamfraksi tersebut, artinya sama besar dengan Murba. Tidak semua orang PKI masukdalam fraksi PKI. Ada yang masuk dalam fraksi Pembangunan . Sama sekali tidakaneh dan heran kalau terjalin hubungan personal baik antara SGT dan Adam Malik, sama-samadalam satu fraksi. Di satu pihak anda mempertentangkan SGT dengan PKI, di lainpihak sangat menonjol-kan hubungan baikdengan Murba dan tokoh-tokohnya, yang memang musuh bebuyutan PKI. Apakah inidengan maksud memberi kesan SGT lebih dekat dengan Murba dari pada dengan PKI secara politik dan ideology?Kelihatannya anda lebih senang dan berusaha supaya orang berpikir atau paling tidak mendapat kesan bahwa SGTlebih dekat dengan Murba dari pada dengan PKI…. Murba, partainyapengikut Trotskys di Indonesia didirikan oleh Tan Malaka. Salah satuciri sama yang ditemukan dalam banyaktokoh pengikut Trotsky di dunia adalah kolaborasinya dengan Imperialisme dankaum reaksioner. Dalam kasus Trotsky, dia berkolaborasi dengan Jerman danJepang. (baca tulisannya Grover furr). Lenin berkali-kali berkata, Trotsky kiridalam kata-kata tapi kanan dalam perbuatan. Di Indonesia, jelas contohnyaadalah Adam Malik yang bahkan diberitakan sebagai agen CIA. Adalah fakta bahwa tak satupun dari semuapartai pengikut Trotsky di dunia (termasuk Murba) yang berhasil menciptakankemenangan dan membangun masyarakat sosialis menurut teori dan politiknya.Jangankan memimpin revolusi, pengaruh dan dampak penerapan politiknyapun takpernah kelihatan di negeri manapun di dunia ini. Satu-satunya yang merekalakukan adalah mengkritik, mencela dan menghujat praktek perjuangan partai-partai komunis yang mereka kategorisasikan sebagai“Stalinis”. Persis seperti propaganda kaum imperialis dan kaum reaksioner lokaldi dunia. Kecenderunganmembawa “ketokohan dan peran” Tan Malaka dari “pinggiran ke tengah” (entahdi mana kongkritnya “ketokohan dan peran” itu tercermin) memang saya temukan diantara kader lama bahkan kader tinggi PKI. Gejala seperti ini adalah biasaketika kekuatan revolusioner mengalami pukulan dan kehancuran. Paman saya anggotaMurba, tinggal di bawah satu atap dengan kami selama puluhan tahun. Justrukarena dia anggota Murba, maka tak tersentuh dia oleh kekejaman rejim fasisSuharto. Ketika eyang sakit sampai meninggalnya, melalui Mayor Jenderal Maulani, beliaumendapat perawatan di ruang VIP rumahsakit militer Gatot Subroto. Namun hal ini tidak mengubah kenyataan dan pendapat saya tentang Murba sebagai partaiyang DALAM PRAKTEKNYA pro-imperialis dan kaum reaksioner.