http://www.antaranews.com/berita/585814/kelelahan-pemicu-peningkatan-kematian-jamaah-haji-di-pemondokan

Kelelahan pemicu peningkatan kematian jamaah haji di pemondokan
Kamis, 22 September 2016 12:18 WIB | 777 Views
Pewarta: Gusti NC Aryani
 
Jamaah haji dari berbagai negara memadati area tawaf di Masjidil Haram. 
(ANTARA/Gusti NC Aryani)
Mekkah (ANTARA News) - Peningkatan jumlah kematian jamaah haji Indonesia di 
pemondokan pascapuncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) ditengarai 
karena kelelahan dan kondisi cuaca.

Data hingga Kamis dini hari menunjukkan jumlah jamaah haji yang meninggal 221 
orang, dimana 14 orang meninggal pada Rabu (21/9) dan sembilan diantaranya 
meninggal dunia di pemondokan.

"Meninggal dunia di pemondokan menunjukkan jamaah belum sempat direfer ke rumah 
sakit," kata Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPHI) 
Arab Saudi dr Eka Jusup Singka di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah.

Ia menyebut pemondokan berada dalam peringkat kedua lokasi jamaah meninggal 
dunia setelah rumah sakit Arab Saudi, dengan total 71 jamaah dari 221 jamaah 
meninggal di pemondokan.

Jumlah kematian di pemondokan yang meningkat pesat pasca-Armina, menurut dia, 
karena jamaah yang belum pulih lelahnya pascamenjalankan puncak haji kemudian 
tidak beristirahat namun justru melakukan banyak kegiatan lain, antara lain 
mengejar ibadah sunnah atau wisata.

"Setelah Armina, mereka selalu mengupayakan waktunya untuk selalu ibadah. Umrah 
berkali-kali, padahal cuaca panas sehingga menyebabkan kesehatan jamaah haji 
tidak bagus," katanya. 

Ia menambahkan sebagian besar jamaah yang meninggal berusia di atas 60 tahun, 
hanya satu orang yang tercatat berusia di bawah 40 tahun.

Sebagaimana sebelum Armina, tambah dia, penyakit jantung masih menduduki 
peringkat pertama penyebab kematian, sekitar 70 persen. Disusul oleh gangguan 
pernafasan, kanker, diabetes melitus dan lain-lain.

Sejumlah penyakit bawaan tersebut, menurut dia, rentan muncul apabila dipicu 
oleh kelelahan, cuaca, panas, debu, dan pola hidup jamaah.

"Banyak jamaah lanjut usia yang kemudian enggan makan," katanya seraya 
mengatakan para petugas kesehatan bahkan turun langsung untuk menyuapi pasien 
yang mengalami gangguan pola makan.

Untuk menekan jumlah kematian pasca-Armina, kata dia, tim kesehatan memiliki 
program promotif preventif untuk memastikan jamaah mendapat asupan gizi yang 
bagus, makanan dan minuman terjaga, serta mengimbau jamaah agar mengurangi 
aktivitas fisik.

"Supaya jamaah tidak melakukan kegiatan yang tidak penting, yang tidak ada 
hubungan dengan kaidah ibadah, sehingga memicu heatstroke," katanya.

Ia menyebutkan gangguan asupan gizi juga termasuk dehidrasi akibat kurang 
cairan. Oleh karena itu ia menganjurkan jamaah untuk jangan segan minum air. 
"Sedikit-sedikit tapi sering," katanya.

Data hingga Rabu (21/9) jumlah jamaah yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi 
mencapai 106 orang sedangkan di KKHI terdapat 97 pasien dan di sektor-sektor 
terdapat 20 jamaah.

Tim kesehatan melakukan pemantauan rutin kondisi jamaah yang berada di rumah 
sakit Arab Saudi. 
Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © ANTARA 2016

Kirim email ke