Kerja di Taiwan, Keluarga TKW Juariyah Hilang Kontak Selama 18 Tahun
Senin, 16 April 2018 | 8:21

http://sp.beritasatu.com/home/kerja-di-taiwan-keluarga-tkw-juariyah-hilang-kontak-selama-18-tahun/123625



Ilustrasi TKI. [Google] 

Berita Terkait

  a.. Modal Nekad, Banyak TKW Asal Pasuruan Hanya Tamatan SD 
  b.. Tiga Warga NTT Korban Trafficking Meninggal, Polisi Tangguhkan Penahanan 
Tersangka 
  c.. Belasan Wanita NTT Korban Penyekapan Dipulangkan 
  d.. Perekrut TKW Ke Medan Tersangka 
  e.. 15 TKW Asal NTT Masih Istirahat Di RSUD Pirngadi
[MALANG] Juariyah alias Juwaiyah, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) asal 
Dusun Sidomukti, Desa Ringinasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten 
Malang, Provinsi Jawa Timur (Jatim), dikabarkan keluarga besarnya hilang kontak 
selama 18 tahun. Ia berangkat meninggalkan Indonesia pada tahun 2.000 dalam 
usia 29 tahun, lewat jasa salah seorang petugas lapangan (PL) Perusahaan 
Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) dengan tujuan Taiwan, 
disebut-sebut disalurkan melalui PT BJ di Jakarta.

“Keberangkatan tahun 2.000 itu yang kedua kalinya setelah setahun sebelumnya 
(1999) ia berangkat pertama kalinya sebagai tenaga kerja wanita (TKW) lalu 
pulang sebulan dengan alasan mendapat cuti,” ujar Holili, kakak kandung 
Juariyah dalam keterangannya kepada wartawan, usai melapor ke Disnaker 
Kabupaten Malang, Minggu (15/4). Masih menurut Holili, adiknya itu sempat 
berkirim surat tanggal 25 April 2.001 memberitahukan bahwa ia sudah sampai di 
Taiwan. Sejak itu keluarga kehilangan kontak.

Sementara itu menurut Soleh, anak kandung Juariyah menambahkan, bahwa ibunya 
yang berpenampilan menarik dan bertubuh tinggi tegap itu semula, menurut 
penuturan kakeknya Kamaluddin (ayah Juariyah) ketika ibunya masih berusia 17 
tahun sempat menikah dengan Juhari dan ia sebagai anak lelaki satu-satunya 
Juariyah. Hanya saja karena sering terjadi cek-cok dengan ayahnya karena 
berpenghasilan tidak tetap dan kalau bekerja angin-anginan, mereka bercerai 
ketika Soleh berusia 10 tahun.

Ketika itu Juariyah menikah lagi dengan lelaki lain yang masih bertetangga. 
Sekarang saya sudah umur 28 tahun, ibu belum juga pernah pulang,” aku Soleh 
sambil menambahkan bahwa kakeknya, Kamaluddin baru saja meninggal dunia pada 7 
April baru lalu dalam usia 70 tahun. Sementara ibu kandung Juariyah yang 
bernama Mbok Satirah (68), kini sudah dalam kondisi sakit-sakitan. Mereka 
menyatakan kepulangan Juariyah sangat dirindukan Soleh yang kini sudah menikah 
dan dikaruniai satu anak.

Baik Soleh, Mbok Satirah maupun Holili, sama-sama berharap uluran tangan 
pemerintahan Presiden Jokowi melalui Disnaker Kabupaten Malang, untuk membantu 
mencari jejak Juariyah di Taiwan. Keluarga sekarang ini hanya cuma bukti foto 
Juariyah dan surat terakhir tanggal 25 April 2001. “Dokumen yang lain kami 
sudah tidak punya karena semuanya dibawa Juariyah ketika akan berangkat pertama 
kalinya ke luar negeri,” aku Holili yang dibenarkan Soleh.

Sementara itu menurut Achmad Junaidi, Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja 
dari Disnaker Kabupaten Malang yang dikonfirmasi terpisah, Senin (16/4) mengaku 
baru melakukan pengecekan, apakah keberangkatan Juariyah ke Taiwan itu legal 
atau ilegal. “Kita baru meneliti datanya mas, ada apa enggak tercatat di 
dikumen kita,” ujarnya sambil meminta waktu untuk melakukan pencarian data 
sekaligus pengecekan ke PT BJ yang beralamat di Jakarta. Sebab, nama dan alamat 
petugas PL PPTKIS yang semula membawa Juariyah ke Jakarta juga belum 
diketemukan. [ARS]

Kirim email ke