https://www.antaranews.com/berita/692312/menkeu-sri-mulyani-menyebut-defisit-anggaran-akhir-februari-rp489-triliun


Menkeu Sri Mulyani menyebut defisit anggaran akhir Februari Rp48,9 triliun

Senin, 12 Maret 2018 16:11 WIB

Menkeu Sri Mulyani Indrawati (REUTERS/Christopher Pike)

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan
defisit anggaran dalam APBN hingga akhir Februari 2018 mencapai Rp48,9
triliun atau sekitar 0,33 persen terhadap PDB.

"Realisasi ini lebih baik dari periode sama pada 2017 sebesar Rp54,7
triliun atau 0,40 persen terhadap PDB," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers
realiasi APBN 2018 di Jakarta, Senin.

Sri Mulyani menjelaskan realisasi defisit anggaran tersebut berasal dari
pendapatan negara yang telah mencapai Rp200,1 triliun dan belanja negara
yang tercatat sebesar Rp249 triliun.

Ia memaparkan realisasi pendapatan negara terdiri atas penerimaan
perpajakan yang tercatat sebesar Rp160,7 triliun dan penerimaan negara
bukan pajak sebesar Rp39,2 triliun.

"Realisasi penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak ini
tercatat masing-masing tumbuh 13,6 persen dan 34 persen dibandingkan
periode tahun lalu," ujar Sri Mulyani.

Sementara itu, realisasi belanja negara terdiri atas belanja pemerintah
pusat yang telah mencapai Rp127,6 triliun serta transfer ke daerah dan dana
desa sebesar Rp121,5 triliun.

Sri Mulyani mengatakan belanja pemerintah pusat tersebut terdiri atas
belanja Kementerian Lembaga sebesar Rp56,2 triliun dan belanja non
Kementerian Lembaga Rp72,4 triliun.

"Penyerapan belanja ini lebih cepat karena realisasi belanja Kementerian
Lembaga dan non Kementerian Lembaga pada akhir Februari 2017 masing-masing
tercatat Rp43,9 triliun dan Rp59 triliun," katanya.

Untuk pembiayaan anggaran hingga akhir Februari 2018, pemerintah juga telah
menyerap dana sebesar Rp57,2 triliun yang berasal dari pinjaman, utang,
investasi maupun pembiayaan lainnya.

"Neraca keseimbangan primer juga tercatat sebesar Rp14,5 triliun, lebih
rendah dari pencapaian pada akhir Februari 2017 sebesar Rp22,4 triliun,"
kata Sri Mulyani.

Pewarta: Satyagraha
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018

Kirim email ke