*Kalau bukan radikal maka tentunya suci nan ramah! hehehe*

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/05/17/p8vhvk409-pangdam-udayana-tolak-istilah-islam-radikal


Pangdam Udayana Tolak Istilah Islam Radikal

Kamis 17 May 2018 19:40 WIB

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andri Saubani




[image: [ilustrasi] Petugas kepolisian berjaga saat umat Muslim menunaikan
Salat Tarawih pertama di Masjid At-Taqwa Polda Bali, Denpasar, Rabu (16/5).
Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1439 Hijriah jatuh pada hari Kamis, 17 Mei
2018.][ilustrasi] Petugas kepolisian berjaga saat umat Muslim menunaikan
Salat Tarawih pertama di Masjid At-Taqwa Polda Bali, Denpasar, Rabu (16/5).
Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1439 Hijriah jatuh pada hari Kamis, 17 Mei
2018.

Foto: Fikri Yusuf/Antara

*Pangdam Udayana hari ini bertemu dengan Kapolda Bali dan FKUB Bali.*

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Benny Susianto
mengikuti pertemuan dengan Kapolda Bali dan tokoh-tokoh masyarakat serta
agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali. Ini
termasuk langkah preventif untuk memastikan Bali aman dari aksi terorisme.

Mantan wakil komandan jenderal (wadanjen) Akademi TNI ini mengatakan,
pihaknya mengajak tokoh-tokoh agama untuk menyebarkan ajaran baik kepada
masyarakat. Pihaknya juga meminta umat Islam legawa jika mungkin terdapat
komponen masyarakat di luar Muslim yang mencibir Islam.



"Jika ada yang mencibir kepada kita, jangan ditanggapi berlebihan. Namun,
jika ada provokasi, catat dan laporkan," katanya kepada *Republika*, Kamis
(17/5).

Benny juga mengajak umat non-Muslim untuk bersama-sama memahami bahwa aksi
terorisme dilakukan kelompok radikal. Istilah 'Islam radikal' itu tidak ada
sebab tidak satu pun ajaran agama mengajarkan perbuatan radikal.

"Agama mana pun tidak ada yang mengajarkan radikalisme. Tidak ada Islam
yang radikal. Jika ada oknum yang melakukan tindakan radikal menggunakan
atribut Muslim maka mereka adalah kelompok radikal," katanya.

Benny mengatakan, masih ada sutradara besar di balik sejumlah serangan
teroris yang terjadi di beberapa kota di Indonesia. Tujuan mereka adalah
menghancurkan keragaman masyarakat.

"Keragaman harus kita jadikan kekuatan, bukan perbedaan," katanya.

Seluruh pimpinan lembaga umat di Kabupaten Badung menggelar doa bersama
beberapa waktu lalu. Mereka adalah Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI),
Majelis Ulama Indonesia (MUI), Musyawarah Pelayanan Antar Gereja (MPAG),
Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), dan Majelis Tinggi Agama
Khonghucu Indonesia (Matakin) Kabupaten Badung.

"Semoga umat beragama di Badung, terutama Bali, diberikan kekuatan lahir
batin sehingga seluruh masyarakat semakin teguh dan bersatu menegakkan NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," ujarnya.

Kepolisian Daerah (Polda) Bali sejak terjadinya teror di Mako Brimob
Jakarta telah menetapkan status Bali siaga satu. Teror bom di Surabaya dan
Riau membuat aparat di wilayah hukum Polda Bali mempertahankan status
tersebut.

"Kami tetap waspada, patroli dan menyisir seluruh tempat," kata Kepala
Bidang Humas Polda Bali AKBP Hengky Widjaja.

Kirim email ke