Pelayanan Publik di Sektor Kebudayaan Dapat Pujian Warga Tiongkok 2018-02-19 10:57:25 CRI Saudara pendengar, kini semakin banyak warga Tiongkok, baik di kota maupun desa, yang memilih menghabiskan waktu luang di badan layanan umum seperti museum, galeri seni rupa, pusat kebudayaan dan perpustakaan. Bahkan tidak sedikit yang mendaftarkan anaknya untuk mengikuti kelas budaya. Selama beberapa tahun ini, "kepercayaan diri kultural" warga Tiongkok semakin kuat, badan layanan umum di sektor budaya pun mengemban misi penting untuk mewarisi budaya tradisional Tiongkok.
Pada sebuah akhir pekan bulan November 2017, orang-orang yang ingin melihat pameran seni rupa antre sepanjang 1 kilometer di depan Museum Seni Rupa Tiongkok yang terletak di pusat kota Beijing. Saat itu, museum tersebut sedang menggelar pameran karya seni rupa untuk merayakan keberhasilan Kongres Nasional ke-19 PKT. Pameran tersebut memamerkan 200 karya klasik dari para maestro seni rupa modern Tiongkok, antara lain Qi Baishi, Xu Beihong serta Wu Guanzhong. Para pecinta seni dari berbagai penjuru Tiongkok jauh-jauh datang ke sini untuk melihat pameran kali ini. Mr. Zhou dari kota Shanghai mengatakan kepada wartawan, dia dapat merasakan semangat inovatif yang tercermin dari karya-karya para maestro seni rupa yang menggabungkan unsur Tiongkok dan Barat. Menurut statistik, selama 9 hari penyelenggaraannya, pameran tersebut berhasil menyedot 129.881 pengunjung, yang merupakan rekor tertinggi jumlah kunjungan per hari di Museum Seni Rupa Tiongkok. Tidak sedikit pameran serupa yang diadakan sepanjang tahun 2017. Dari Maret sampai Mei 2017, Pameran "Sejarah Dunia Dalam 100 Benda Peninggalan Budaya Museum Inggris" yang diadakan Museum Nasional Tiongkok berhasil menarik 340 ribu pengunjung. Selama liburan panjang Hari Nasional Tiongkok pada bulan Oktober, setiap harinya sekitar 15 ribu hingga 20 ribu orang mengunjungi "Pameran Lukisan Gunung dan Air Dari Berbagai Dinasti Tiongkok" yang diadakan di Istana Kuno atau Forbidden City. Selama beberapa tahun terakhir, kebutuhan warga Tiongkok terhadap budaya yang berkualitas tinggi semakin besar, sehingga mendorong perkembangan pesat lembaga budaya di Tiongkok. Direktur Biro Benda Budaya Nasional Tiongkok (SACH) Liu Yuzhu mengatakan: "Terhitung sampai akhir tahun 2016, terdapat 4873 museum yang sudah terdaftar di Tiongkok, atau bertambah 181 museum dibandingkan tahun 2015, dan terus memelihara tren pertumbuhan yang mantap. Sistem museum semakin sempurna, sehingga museum sektor industri dan museum bukan milik negara tumbuh dengan subur. Kini, sebanyak 4246 museum atau 87,1 persen museum di seluruh Tiongkok dibuka secara gratis untuk publik. Dalam beberapa tahun ini, tercatat lebih dari 30 ribu pameran dan 110 ribu kegiatan pendidikan bertema khusus diadakan oleh museum-museum di seantero Tiongkok, dengan jumlah pengunjung sekitar 900 juta orang. " Berbagai macam pameran seni dan budaya yang berkualitas tinggi telah memberikan kenikmatan estetis kepada pengunjung, dan telah menjadi "kelas budaya" yang digemari rakyat. Pada peringatan Hari Museum Internasional yang jatuh pada tanggal 18 Mei 2017, Museum Ibukota Tiongkok mengadakan Pameran "Prestasi Arkeologi Tiongkok Selama 20 Tahun", untuk memamerkan penemuan arkeologi terbaru serta menunjukkan kecerdasan rakyat Tiongkok pada masa kuno. Para pengunjung telah mendapatkan banyak pengetahuan melalui penjelasan si pemandu museum. Wakil Ketua Asosiasi Museum Internasional merangkap Ketua Dewan Asosiasi Museum Tiongkok An Laishun mengatakan, museum adalah gen budaya, juga merupakan sumber dari perkembangan inovasi. An Laishun mengatakan, masa depan Tiongkok perlu dieksplor oleh manusia yang modern, sementara itu kita juga perlu mengambil esensi dari budaya tradisional. Benda budaya dan spesimen alam yang disimpan, diteliti dan dipamerkan di museum merupakan sumber budaya yang paling langsung. Benda-benda tersebut mencatat sejarah bangsa Tionghoa selama ribuan tahun, dan merupakan kumpulan dari semangat bangsa Tionghoa dan intisari budaya bangsa Tionghoa, juga adalah sumber bagi perkembangan inovasi Tiongkok. Selama 5 tahun terakhir ini, seiring dengan diberlakukannya Peraturan Museum dan Undang-Undang Layanan Budaya di Tiongkok, hak dan kepentingan rakyat Tiongkok telah mendapatkan jaminan hukum. Menteri Kebudayaan Tiongkok Luo Shugang menekankan, pemerintah Tiongkok akan mengambil langkah untuk menjamin hak kebudayaan fundamental warga Tiongkok, agar layanan budaya publik mendapatkan apresiasi masyarakat. Laporan Kongres Nasional Ke-19 Partai Komunis Tiongkok mengajukan, kebudayaan adalah jiwa dan roh suatu negara dan bangsa. Jika kebudayaan berkembang, maka negara ikut berkembang; jika kebudayaan kuat, maka negara ikut menjadi kuat. Tanpa kepercayaan diri kultural, tanpa kemakmuran budaya, maka kebangkitan kembali bangsa Tionghoa adalah hal yang mustahil. Di tengah tren "kepercayan diri kultural", berbagai lembaga budaya seperti museum sedang memainkan peranan yang semakin menonjol dalam upaya mewarisi budaya tradisional bangsa Tionghoa, dan mengembangkan nilai-nilai inti sosialisme.