Rupiah Melemah, Sri Mulyani Awasi Penerimaan dan Belanja NegaraReporter:  
Vindry FlorentinEditor:  Ali Akhmad Noor HidayatRabu, 7 Maret 2018 08:23 WIB 
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani 
Indrawati . TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan 
pemerintah akan berfokus menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 
untuk mengantisipasi pelemahan rupiah. Pihaknya akan mengawasi baik dari sisi 
penerimaan maupun belanja negara.

"Fondasi dari sisi APBN terus kami jaga supaya kami mampu menahan arus dari 
luar," kata dia di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa, 6 Maret 2018. 



Sri Mulyani mengatakan arus dari luar inilah yang memicu rupiah melemah. 
Penurunan nilai tukar rupiah terjadi setelah Gubernur Bank Sentral Amerika, 
Jerome Powell, berbicara di depan Kongres Amerika. Dia menyatakan kondisi 
ekonomi dan inflasi Amerika terus menguat.

Simak: Ini Strategi Sri Mulyani Genjot Penerimaan Pajak di 2018 

Sentimen dari luar itu dinilai Sri Mulyani penting diantisipasi lantaran 
kondisi di dalam negeri cukup stabil. Dia mengatakan APBN dalam kondisi yang 
baik. Contohnya, penerimaan perpajakan yang hingga Februari ini di atas 14 
persen. Jumlahnya jauh lebih tinggi dibandingkan situasi satu hingga dua tahun 
ke belakang yang tumbuh di bawah 10 persen, bahkan sempat negatif.

Faktor lain seperti cadangan devisa, current account defisit, serta ekspor dan 
impor pun menunjukkan pertumbuhan yang baik. Dia mengatakan, pertumbuhan 
ekonomi Indonesia pun masih memiliki momentum untuk terus tumbuh.

Pernyataan dari Amerika, kata dia, tidak hanya mempengaruhi Indonesia tapi 
seluruh dunia. Penguatan APBN diyakini Sri Mulyani bisa meminimalisir dampak 
dari sentimen itu. "Kalau sentimennya berasal dari sana, saya kan enggak bisa 
meminta Pak Trump jangan ngomong atau Pak Powell jangan ngomong," katanya.

Kirim email ke