Saat Pakar Terkemuka Beri Peringatan AS soal Arah Salah Tangani Corona

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 02 Jul 2020 08:29 WIB
0 komentar <https://news.detik.com/internasional/d-5076581/saat-pakar-terkemuka-beri-peringatan-as-soal-arah-salah-tangani-corona?tag_from=wp_nhl_3#comm1> SHAREURL telah disalin <https://news.detik.com/internasional/d-5076581/saat-pakar-terkemuka-beri-peringatan-as-soal-arah-salah-tangani-corona?tag_from=wp_nhl_3> Dr. Anthony Fauci , director of the National Institute of Allergy and Infectious Diseases speaks during a meeting with US President Donald Trump and Louisiana Governor John Bel Edwards D-LA in the Oval Office of the White House in Washington, DC on April 29, 2020. (Photo by MANDEL NGAN / AFP)Foto: dr Anthony Fauci (AFP/MANDEL NGAN)

*Washington DC*-

Pakar kesehatan terkemuka Amerika Serikat,Anthony Fauci<https://www.detik.com/tag/dr-anthony-fauci>memperingatkan AS soal kasus baru Corona yang bisa meningkat menjadi berlipat-lipat. Bahkan, kasusCorona<https://www.detik.com/tag/corona>di AS bisa mencapai sekitar 100 ribu kasus per hari, jika otoritas dan publik gagal mengambil langkah-langkah untuk menekan pandemi itu.

Kepada Senat AS pada Selasa (30/6) waktu setempat, ahli penyakit menular top AS itu mengatakan bahwa AS mengarah ke "arah yang salah" dalampandemi<https://www.detik.com/tag/pandemi>ini. Dia pun menuntut agar warga Amerika mengenakan masker dan menghindari kerumunan orang.

"Saya sangat prihatin dan saya tidak puas dengan apa yang terjadi, karena kita berada di arah yang salah," katanya di depan panel Senat seperti dilansir kantor berita/AFP/, Rabu (1/7/2020).

*Baca juga:*Pakar Top AS Ingatkan Kasus Corona di AS Bisa Mencapai 100.000 Per Hari <https://news.detik.com/read/2020/07/01/090559/5075087/1148/pakar-top-as-ingatkan-kasus-corona-di-as-bisa-mencapai-100000-per-hari>

Lonjakan mengkhawatirkan dalam kasus-kasus baru di hot spot selatan Texas dan Florida mendorong total kasus baru nasional setiap hari menjadi lebih dari 40.000 kasus per hari. Fauci menjelaskan, lonjakan ini perlu dicegah dengan cepat guna menghindari lonjakan berbahaya di tempat-tempat lainnya di negara tersebut.

"Jelas kita tidak dalam kendali penuh saat ini," kata Direktur Institut Nasional untuk Penyakit Menular dan Alergi tersebut.

"Saya tidak akan terkejut jika naik hingga 100.000 kasus sehari jika terus seperti ini," imbuh penasihat medis penanganan COVID-19 pemerintah AS itu.

Peringatan yang mengerikan itu memperkuat kekhawatiran tentang kemampuan AS untuk mengendalikan pandemi, yang telah merenggut sekitar 126.000 nyawa orang Amerika.

Pernyataan ini disampaikan ketika Amerika Serikat, negara yang paling terpukul di dunia akibat pandemi Corona, dengan lebih dari 2,6 juta kasus infeksi, tidak dimasukkan dalam daftar 15 negara tempat Uni Eropa akan membuka perbatasannya mulai 1 Juli.

*Baca juga:*Virus Corona Menggila di AS, Trump Semakin Marah pada China <https://news.detik.com/read/2020/07/01/094023/5075151/1148/virus-corona-menggila-di-as-trump-semakin-marah-pada-china>

Fauci pun menyampaikan pesan kepada orang-orang di negara itu yang telah ikut dalam perilaku "berbahaya" termasuk berkumpul di bar, tidak memakai masker dan tidak mengikuti pedoman menjaga jarak sosial.

"Saya pikir kita perlu menekankan tanggung jawab yang kita miliki, baik sebagai individu dan sebagai bagian dari upaya masyarakat untuk mengakhiri epidemi, bahwa kita semua harus berperan dalam hal itu," tegas Fauci.


 Lagi-lagi Trump Murka ke China Gegara Corona di AS Makin Menggila

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 02 Jul 2020 05:30 WIB
0 komentar <https://news.detik.com/internasional/d-5076512/lagi-lagi-trump-murka-ke-china-gegara-corona-di-as-makin-menggila#comm1> SHAREURL telah disalin <https://news.detik.com/internasional/d-5076512/lagi-lagi-trump-murka-ke-china-gegara-corona-di-as-makin-menggila> WASHINGTON, DC - MARCH 31: U.S. President Donald Trump participates in the daily coronavirus task force briefing in the Brady Briefing room at the White House on March 31, 2020 in Washington, DC. The top government scientists battling the coronavirus estimated on Tuesday that the virus could kill between 100,000 and 240,000 Americans. Trump warned that there will be a Very, very painful two weeks ahead as the nation continues to grapple with the outbreak of the COVID-19 virus. Win McNamee/Getty Images/AFPFoto: Presiden AS Donald Trump (Win McNamee/Getty Images/AFP)

*Washington DC*-

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump<https://www.detik.com/tag/donald-trump>kembali mengeluarkan kemurkaannya kepada China. Hal ini karena dipicu oleh wabahCorona<https://www.detik.com/tag/corona>yang kian menggila di negeri Paman Sam itu.

Sebagaimana diketahui, selama ini Trump selalu menyalahkan China atas pandemi ini. Bahkan, dia sempat ingin menyelidiki asal-usul Corona yang disebut dari laboratorium diWuhan <https://www.detik.com/tag/wuhan>.

*Baca juga:*China Membalas, 4 Media AS Diperintahkan Beberkan Keuangan Perusahaan <https://news.detik.com/read/2020/07/01/163030/5076034/1148/china-membalas-4-media-as-diperintahkan-beberkan-keuangan-perusahaan>

Namun, saat angka kasus Corona di AS terus meningkat, kemurkaan Trump terhadap China juga meningkat.

"Ketika saya menyaksikan pandemi menyebarkan wajahnya yang buruk di seluruh dunia, termasuk kerusakan luar biasa yang terjadi pada AS, saya menjadi semakin marah pada China," demikian cuitan Trump di Twitter seperti dilansir kantor berita/AFP/, Rabu (1/7/2020).

Pernyataan-pernyataan Trump yang menyalahkan China atas pandemi Corona, telah meningkatkan ketegangan antara kedua negara karena perang dagang yang sedang berlangsung.

Di tengah lonjakan dalam kasus-kasus baru Corona di AS, khususnya di wilayah selatan dan barat, pakar penyakit menular Anthony Fauci mengatakan kepada Kongres Selasa (30/6) waktu setempat, bahwa segala sesuatu "berjalan ke arah yang salah," dan bahwa "jelas kita tidak berada dalam kendali penuh saat ini."

Lonjakan mengkhawatirkan dalam kasus-kasus baru di hot spot selatan Texas dan Florida mendorong total kasus baru nasional setiap hari menjadi lebih dari 40.000 kasus per hari. Fauci mengatakan, lonjakan ini perlu dicegah dengan cepat untuk menghindari lonjakan berbahaya di tempat-tempat lainnya di negara tersebut.

Dia juga memperingatkan bahwa kasus-kasus baru Corona di AS bisa lebih dari dua kali lipat menjadi 100.000 kasus per hari, jika pihak berwenang dan masyarakat gagal mengambil langkah untuk menekan pandemi.

"Jelas kita tidak dalam kendali penuh saat ini," kata Direktur Institut Nasional untuk Penyakit Menular dan Alergi tersebut.

"Saya tidak akan terkejut jika naik hingga 100.000 kasus sehari jika ini tidak berbalik," imbuh penasihat medis penanganan COVID-19 pemerintah AS itu.

*Baca juga:*Trump Salahkan China atas Kerusakan Fatal Pandemi Corona di AS <https://health.detik.com/read/2020/07/01/115203/5075335/763/trump-salahkan-china-atas-kerusakan-fatal-pandemi-corona-di-as>

Pesan yang mengerikan itu memperkuat kekhawatiran tentang kemampuan AS untuk mengendalikan pandemi, yang telah merenggut sekitar 126.000 nyawa orang Amerika.

China menuduh pemerintah Trump mempolitisasi pandemi Corona untuk membelokkan dari penanganannya sendiri, dengan Amerika Serikat yang sejauh ini mencatat jumlah korban jiwa dan kasus infeksi tertinggi di dunia.

Sementara itu, para pejabat AS telah mendesak transparansi yang lebih besar dari pemerintah China.

Kirim email ke