Ternyata Ada Operasi Senyap TNI Polri Tumpas OPM


| 
| 
| 
|  |  |

 |

 |
| 
|  | 
Ternyata Ada Operasi Senyap TNI Polri Tumpas OPM – VIVA

PT. VIVA MEDIA BARU - VIVA

Satu anggota TNI gugur dalam baku tembak. – VIVA
 |

 |

 |




Selasa, 10 April 2018 | 06:00 WIB

Photo :   
   - ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto


Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memeriksa pasukan


VIVA – Diam-diam, ternyata Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik 
Indonesia, sudah mengerahkan pasukan ke wilayah basis Gerakan Separatis 
Organisasi Papua Merdeka, di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.

Menurut informasi yang diterima VIVA, TNI dan Polri bahkan sudah masuk ke dalam 
desa-desa yang pernah disinggahi pasukan dari Tentara Pembebasan Nasional Papua 
Barat, OPM.


Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih, Kolonel Infanteri Muhammad Aidi, 
menyatakan bahwa TNI telah mengerahkan sebanyak satu peleton pasukan, yang 
berasal dari tiga kesatuan.

"Pasukan sudah kemarin, jumlahnya 50 prajurit TNI. Terdiri dari 20 orang dari 
Yonif 751 Rider, 20 orang dari Yonif 754 ENK, 10 orang dari Mako Brigif 20 
IJK," kata Kolonel Muhammad Aidi saat dikonfirmasi, Senin siang, 9 April 2018.

Bahkan, sudah terjadi baku tembak antara prajurit TNI yang dikerahkan dengan 
pasukan TPNPB OPM. Dalam pertempuran itu, satu prajurit bernama Pratu Vicky 
Rumpasium, gugur tertembak.

Baca: Tumpas Teror OPM



Dalam operasi itu, TNI berhasil menduduki kawasan yang sebelumnya diduduki 
TPNPB OPM. Di kawasan itu, TPNPB sempat menyandera warga sipil.

"Kemarin mereka (kelompok bersenjata) memang menyandera warga di Dusun Utikini 
dan juga Desa Banti, tapi saat ini kami sudah bisa kuasai wilayah tersebut," 
ujarnya.

Aidi mengatakan, kelompok separatis itu sudah bertindak kriminal. Dengan 
menggunakan senjata api, mereka menyerang aparat dan melakukan perbuatan 
berlawanan dengan negara.

"Kita tidak mau menyebut mereka kelompok Tentara Pembebasan Nasional OPM. 
Karena kalau tentara itu harus dikeluarkan negara. Mereka adalah Kelompok 
Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB). Yang melakukan perbuatan kriminal. 
Melakukan upaya berlawanan dengan negara," ujar Aidi.

Dalam insiden baku tembak tersebut, terdapat satu jenazah non-TNI yang 
ditemukan dalam keadaan tewas. Namun belum dapat dipastikan apakah mereka dari 
Kelompok KKSB ataukah dari penduduk biasa yang menjadi korban.

"Kami tidak bisa menyebut itu kelompok KKSB karena belum jelas identitasnya.. 
Yang jelas di sekitar ditemukannya jenazah itu, terdapat juga beberapa pucuk 
senjata," kata Aidi.

Sementara itu, berdasarkan penelusuran, personel Polri dari Brimob yang 
terlibat dalam operasi senyap dengan TNI itu, telah berhasil menjangkau sandera 
dan sudah mengevakuasi korban-korban penyanderaan.







Selain itu, Brimob dan TNI juga telah membuka jalur menuju lokasi desa 
penyanderaan. Namun, demikian informasi ini baru disebarkan Polri, melalui 
media sosial mereka saja. Dan belum ada pernyataan resmi tentang operasi senyap 
bersama TNI tersebut.

"Operasi senyap yang dilakukan Polri berhasil menyelamatkan warga di tiga desa 
yang ada di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, dari ancaman Kelompok 
Kriminal Bersenjata (KKB), pada Jumat (6/4). Setelah sempat melakukan aksi keji 
kepada masyarakat di Desa Banti, Desa Opitawa dan Desa Kimbely, akhirnya Polri 
berhasil merangsek masuk ke daerah yang dikuasai KKB.

Sebelumnya KKB sempat melakukan aksi brutal dengan membakar Rumah Sakit Banti, 
pemukiman warga dan beberapa sekolah yang ada di Desa Banti.

Warga di Desa Banti merasa mendapatkan jaminan keselamatan atas upaya evakuasi 
dan bantuan yang diberikan Polri. Polri juga turut memberikan bantuan kepada 
warga berupa makanan dan bantuan kesehatan bagi seluruh warga yang selama ini 
terisolir oleh KKB," seperti tertulis di akun Instagram Divisi Humas Polri.

Baca: Ini Ultimatum Perang OPM untuk Panglima TNI

Seperti foto-foto operasi Brimob ini:













Seperti diketahui, suhu keamanan di Papua meningkat dalam beberapa bulan 
terakhir ini. Pemicunya ialah pernyataan ultimatum perang yang diumumkan Mayor 
Jenderal G.Lekkagak Telenggen, usai dilantik sebagai Kepala Staf Operasi 
Komando Nasional TPNPB, pada 2 Februari 2018, di Markas Kimagi, Distrik Yambi, 
Puncakjaya, Papua.

Pembacaan ultimatum itu diunggah TPNPB di akun YouTube resminya. Dalam rekaman 
video, terlihat ultimatum dibacakan secara resmi dengan latar belakang bendera 
Bintang Kejora dan dikawal puluhan anggota OPM bersenjata laras panjang.

Baca: Mayjen Lek Paksa TNI Tunduk Aturan Perang Ala OPM



"Perang jangan berhenti, perang harus tanpa intervensi internasional di Papua. 
Ultimatum perang, saya sudah umumkan. Jadi, perang harus dilakukan di mana 
saya, di Papua. Ketentuan, aturan perang kita sudah keluarkan itu. Panglima 
TNI, Polda harus tunduk pada aturan itu, TPN di seluruh Papua, perang harus 
berdasarkan aturan ini. Tujuan, kami ingin perang lawan TNI, Polri sudah 
tecantum dalam aturan TPN," kata Lekkagak.
https://youtu.be/Phwx-vxTiFw


Kirim email ke