http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/16/10/15/of3h9p328-warga-bukit-duri-masih-berharap-rusun-rawa-bebek-digratiskan
 
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/16/10/15/of3h9p328-warga-bukit-duri-masih-berharap-rusun-rawa-bebek-digratiskan

  
 Saturday, 15 October 2016, 22:20 WIB
 Warga Bukit Duri Masih Berharap Rusun Rawa Bebek Digratiskan
 Rep: Umar Mukhtar/ Red: Indira Rezkisari
 

 Republika/Prayogi

 
 Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur menjadi hunian warga Jakarta yang tergusur 
dari beberapa wilayah di Jakarta Kamis (6/10).
 

 REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Bukit Duri Jakarta Selatan yang menjadi 
korban penggusuran menginginkan agar ongkos sewa penempatan rumah susun (rusun) 
di Rawa Bebek, digratiskan. Kebijakan Pemprov, penggratisan rusun hanya berlaku 
tiga bulan. 

Salah seorang warga Bukit Duri yang menjadi korban penggusuran, Madi (46) 
menuturkan, ia dan warga lain sebetulnya berharap agar biaya sewa di rusun Rawa 
Bebek itu digratiskan. Bukan tanpa alasan. Keinginan warga ini muncul karena 
mereka telah mendirikan bangunan rumah dengan ongkosnya sendiri tapi sekarang 
tiba-tiba malah digusur. 

Madi mengakui, biaya sewa di rusun Rawa Bebek memang digratiskan pada tiga 
bulan pertama sejak ditempati. Meski begitu, lanjut dia, air dan listrik tetap 
harus dibayar sendiri oleh warga. 

"Saya juga rutin bayar PBB. Jadi kalau PBB mah punya. Minimal kalau punya hati 
nurani ya gantilah, cuma kan Ahok tahu sendiri," kata dia, Sabtu (15/10).

Pria yang kesehariannya sebagai pedagang lemari di pinggir jalan di bilangan 
Bukit Duri ini, juga merasa heran pemerintah provinsi melihat peristiwa 
penggusuran ini hanya sebelah mata. Seharusnya, pemerintah juga mengeluarkan 
solusi sehingga tidak ada warga Bukit Duri yang merasa diusir. 

"Saya punya KTP Jakarta. Sudah elektronik juga. Lahir besar di sini. Anak saya 
sekarang sudah tujuh. Dari zaman kakek-buyut saya itu sudah pada tinggal di 
sini (Bukit Duri)," kata dia.

Selain itu, warga Bukit Duri yang lain, Azis pun mengatakan hal yang sama. Ia 
berharap biaya sewa di rusun Rawa Bebek itu digratiskan selamanya sebagai 
bentuk ganti-rugi kepada warga yang digusur. Menurut dia, banyak warga yang 
sudah lama tinggal bertahun-tahun di Jakarta dan sudah memiliki KTP Jakarta, 
tapi haknya malah diambil.

Warga Bukit Duri lain di RT 6 RW 12, Aji Kasmo menuturkan sebagian besar warga 
Bukit Duri sebenarnya enggan tinggal di rusun Rawa Bebek karena lokasinya yang 
jauh sehingga membuat warga sulit untuk mengais rezeki.  "Kalau 
dihitung-hitung, ongkosnya lebih besaran kalau tinggal di sana (rusun Rawa 
Bebek). Belum transportasinya, belum lagi kalau di sana kan enggak bisa buat 
usaha. Makanya lebih murahan kalau tetap ngontrak di sini (Bukit Duri)," kata 
dia. 

Mayoritas warga Bukit Duri adalah pedagang, mulai dari pedagang yang 
menggunakan gerobaknya, kelontongan, hingga yang berjualan di pinggir jalan. 
Penghancuran rumah-rumah warga Bukit Duri sendiri telah dilakukan pemerintah 
provinsi pada 28 September lalu dengan alasan untuk menormalisasi Sungai 
Ciliwung.

 


 

 

Kirim email ke