From: 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl [GELORA45] 
Sent: Saturday, February 10, 2018 2:22 AM
  



https://metro.tempo.co/read/1059191/anies-baswedan-sebut-naturalisasi-ini-beda-normalisasi-era-ahok?

AllUtama&campaign=AllUtama_Click_5


Anies Baswedan Sebut Naturalisasi, 
Ini Beda Normalisasi Era Ahok 
Reporter: 
Alfan Hilmi
Editor: 
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Jumat, 9 Februari 2018 17:51 WIB 
 
Pekerja dengan alat berat mengeruk endapan sampah bercampur lumpur di aliran 
Sungai Ciliwung, kawasan Pasar Baru, Jakarta, 18 Januari 2018. Pengerukan 
tersebut untuk menormalkan kedalaman sungai sehingga aliran air lancar. 
ANTARA/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta -Istilah naturalisasi sungai yang diucapkan Gubernur DKI 
Jakarta Anies Baswedan memancing perdebatan karena publik lebih akrab dengan 
istilah normalisasi di era Ahok. Koordinator Ruang Jakarta Sudirman Asun 
mengatakan normalisasi sangat berbeda dengan naturalisasi sungai.    

Anies Baswedan melontarkan istilah naturalisasi pada Rabu 7 Februari 2018 
ketika berkunjung ke Pluit. Dalam kesempatan tersebut Anies mengatakan 
naturalisasi adalah solusi mengatasi meluapnya air sungai Ciliwung pemicu 
banjir Jakarta. Sehingga muncul berbagai pertanyaan terkait perbedaan 
naturalisasi dengan normalisasi.   

Koordinator Ruang Jakarta Sudirman Asun mengatakan normalisasi sungai atau 
betonisasi bertujuan membuang air sungai ke laut secepatnya. Bentuk dari 
normalisasi adalah membangun infrastruktur sungai dengan beton dan sheet pile.. 
Selain itu dalam normalisasi juga dilakukan pengerukan dengan tujuan 
memperdalam dan memperlebar sungai.

“Normalisasi itu kanalisasi, kanan kiri konstruksi semua,” kata Sudirman saat 
dihubungi, Kamis 9 Februari 2018. 

Baca: Normalisasi Sungai Ciliwung Tersendat, Sandiaga Uno Bilang Begini

Menurut Sudirman, normalisasi yang telah diterapkan Kementerian Pekerjaan Umum, 
Balai Besar wilayah Sungai Ciliwung Cisadane dan Pemerintah Provinsi DKI 
Jakarta memperkecil kemampuan tampung air sungai. Dengan normalisasi, maka 
tidak ada resapan di kiri kanan sungai sehingga air akan berkumpul di bagian 
hilir.

Sudirman menjelaskan, dengan berkumpulnya seluruh air sungai di hilir maka 
beban hilir semakin besar. Menurutnya aliran air sebagian harus diberikan ke 
ruang resapan di kiri kanan sungai agar tidak semuanya mengalir ke hilir.

“Di muara juga ada banjir rob dari laut. Pasang air laut nantinya tidak bisa 
mengalir secara alamiah. Sedangkan kemampuan pompa di muara kan terbatas,” kata 
dia.  

Sudirman menjelaskan dirinya tidak menolak konsep normalisasi. Namun menurutnya 
kurang tepat apabila normalisasi diterapkan di sepanjang TB Simatupang hingga 
Manggarai. Hal ini dikarenakan lahan di area tersebut miring sehingga aliran 
sungai terlalu cepat sampai ke hilir.

"Jadi kalau dibeton di situ itu seperti perosotan air. Seharusnya sampai ke 
Jakarta Utara itu bisa tiga jam, kalau dibeton sejam sudah sampai bawah,” 
ujarnya.

Baca: Usai Naturalisasi Sungai, Anies Baswedan Ajak Korban Banjir Tabah

Menurut Sudirman, ada beberapa sungai yang lebih cocok dinormalisasi dengan 
beton yakni di daerah landai seperti di Pasar Baru dan Gunung Sahari. Ia 
mengatakan arus sungai di daerah tersebut cenderung lambat bahkan diam.

Naturalisasi yang disebut Anies Baswedan berbeda dengan normalisasi menggunakan 
beton seperti pada era Ahok. Menurut Sudirman, naturalisasi adalah upaya 
menciptakan sungai hayati yakni mengganti konstruksi beton dengan vegetasi dan 
bebatuan alami.

Berbeda dengan normalisasi sungai yang mengirim sedimentasi ke hilir, sungai 
alami berfungsi menangkap sedimen yang dialirkan dari kawasan Puncak, Bogor. 
Dengan sungai alami, maka sedimen tersebut dapat ditampung dan tidak 
menimbulkan pendangkalan sungai. “Makanya kalau sungai banjir kita suka 
mengeluarkan lumpur. Kalau dibeton itu semua langsung di palung sungai sehingga 
mengakibatkan pendangkalan hebat,” ujarnya.


--------------------------------------------------------------------------------

a.. Anies Baswedan 
a.. Normalisasi Sungai 
a.. Ahok 
a.. Sungai Ciliwung 
a.. Banjir 














Kirim email ke