Dalam sikap agresi dan penindasan thd kelompok etnis minoritas Indonesia
tdklah kalah reputasinya dengan Amerika Serikat, sbg contoh krn anda
menyinggung keturunan Tionghoa sebelumnya, pd awal kemerdekaan dikeluarkan UU
Warga Negara 1946 yg meng-assume seluruh yg ada diwilayah Indonesia sbg
Mudah2an bisa terposting dimilis.
Ibu Tatiana yb, saya kok tdk melihat argumentasi anda pd point2 yg lain, apa
mungkin dpt failure notice juga?
Anda benar waktu mengatakan urusan negara Papua sendiri seandainya merdeka
kebijaksanaan apa yg akan dilakukan bagi dirinya sendiri, cuman
Jelas dalam point-point yang lain anda tidak punya argumentasi untuk membantah
argumentasi yang saya ajukan. Point 4. Saya dapat memastikan dari sekarang
seandainya Irian Barat (pendapat bung Ajek betul soal nama papua barat. Saya
jadi sadar tentang pembagian Irian Barat menjadi dua provinsi :
Cerita pak dosen theologi (Phil Karel Erari) soal Sumpah Pemuda
justru membuktikan kebiadaban orang Belanda di Papua. Dikatakan
sejak sebelum tahun 1925 orang-orang Belanda sudah mengutak-atik
kehidupan masyarakat Papua dengan 'pendidikan peradaban'.
Begitulah kebodohan kaum
Lanjutan nimbrung.
Ada perbedaan yang mendasar dalam memandang masalah spt dlm kalimat
bung Jonathan: "yg saya lihat dari berbagai sudut seperti etnisitas,
bahasa, budaya, dlsb orang2 Papua tidak sama dgn Indonesia."(e-mail
Jonath.: 2 Apr 2018 20:48:26 + (UTC)
Pertanyaannya: Etnisitas,
Anda mengakacau balaukan diskusi anda dengan Chan dan saya, kalau anda lihat
komentar saya diposting itu justru merupakan kritik keberadaan para billiuner
itu dilegislatif "Masalahnya para billionaires itu di legislative, apakah
mereka akan bikin peraturan/undang2 yg menaikkan pajak untuk diri
Saya hanya ingin merespon point no 4 dan 7anda, point2 yg lain saya rasa telah
jelas saya tidak merasa perlu mengulang-ulang.
Point 4. Sebelumnya anda tanyakan apakah bisa menjamin tidak ada modal asing,
jelas jaminan yg anda minta itu aneh sekali, saat ini sudah begitu banyak modal
asing
Semuakomentar/bantahan/argumentasi pokok anda tentang PB sudah saya jawab:
1. Alasan “fakta sejarah”semu omong kosong klaim sak enak udele dewe nan
gragas akan wilayah.
2. Fakta sejarah hanyaklaim Sukarno tanpa ada bukti..
3. Soal transmigrasi
4. Soal bila tetap
Soal ormas barangkali yang dimaksud Tatiana di sini Anda terlalu
bersemangat menggeser topik, terlalu menggebu bicara melepas
Papua dari Indonesia sampai melupakan keresahan yang melanda
FORPA-BD. Itu yang kelihatan.
Sedangkan cerita mengenai "genocide" (ini istilah Anda) menunjukkan
Anda
: Thursday, April 5, 2018 2:13 AM
To: Tatiana Lukman ; Yahoogroups
Subject: Re: [GELORA45] Hegemoni Negara Maju Sebabkan Sawit Diperlakukan Tidak
Adil
Saya tidak tahu maksud anda saya skeptis tentang ormas, kata mana yg anda
maksudkan? Saya tidak menyangkal ada beberapa persamaan pandangan dgn
Saya tidak tahu maksud anda saya skeptis tentang ormas, kata mana yg anda
maksudkan? Saya tidak menyangkal ada beberapa persamaan pandangan dgn Chan
terutama berkaitan dgn integrasi vs. asimilasi, baperki, tionghoa vs. cina.
Sepanjang yg saya tahu sampai sekarangpun tokoh2 Papua Merdeka tidak
Daripada melantur soal tulah lebih baik digali saja isi kesepakatan
Soekarno-Kennedy tentang bercokolnya Belanda di Papua
terkait dengan situasi Asia Tenggara, khususnya Indocina saat itu.
Sejauh mana kebenaran cerita seputar Freeport Sulphur yang
lebih suka kasak-kusuk dengan Belanda di
Saya tidak tahu pandangan Chan tentang Papua. Yang saya maksud pandangan anda
sama dengan Chan adalah yang bersangkutan dengan gerakan rakyat dengan
ormas-ormasnya. Chan jelas beberapa kali memperlihatkan sikap yang mencemooh
dan meremehkan gerakan rakyat dan ormasnya. Anda juga pernah
Sekarang anda katakan saya sejenis Chan ha ha ha ha, biarpun mungkin ada
persamaan pandangan pada beberapa hal tetapi khusus dalam kasus Papua ini saya
rasa kok anda dan Chan pandangannya lebih mirip satu sama lain dibandingkan
saya.
Pembicaraan kita tentang Papua bukan yg lain shg pada saat
Nation building itu sebuah proses panjang, bukannya ces pleng, seperti goreng
pisang. Nation building diperlukan karena memang Indonesia yang batas-batas
wilayahnya diwarisi dari kolonialisme Belanda terdiri dari ratusan suku dengan
adat, tradisi, kepercayaan, dan bahasanya sendiri. Bukan
Ya betul diperhatikan. Diperhatikan untuk terus dikeruk kekayaannya dan
digunduli hutannya. Tentu anda tahu soal Freeport, bukan? Jokowi janji
menerapkan Trisakti yang salah satu kebijakannya adalah mandiri dalam ekonomi.
Tapi apa kenyataannya? Berlarut-larut soal Freeport, toh akhirnya
Tidak disangkal memang adanya nasion building karena itu tidak ada resitensi
berarti diberbagai daerah (dgn pengecualian beberapa) yg artinya memang benar
daerah2 itu ingin membentuk kesatuan.
Cuman yg jadi pertanyaan besar adalah apakah nasion building itu juga meliputi
Papua? melihat
sejak jaman orba, papua dikeruk dan dirusak lingkungan hidup serta
mentalnya,
justru jaman jokowi papua mulai diperhatikan.
janganlah mendustakan kenyataan.
2018-04-02 22:10 GMT+07:00 Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com
[GELORA45] :
>
>
> Nah, ini orang-orang suku
Nimbrung sedikit:
Kutipan kalimat Bung Jonathan di bawah: " . . . fakta sejarah pada
dasarnya hanyalah klaim sepihak Bung Karno tanpa ada bukti apapun
bahwa Papua adalah bagian Indonesia sebelum penguasaan Belanda".
Atas dasar fakta sejarah apa dan darimana argumen bung pelajari hingga
bisa
Enak saja anda bilang klaim Sukarno tanpa bukti! anda tidak tahu ratusan
komunis dibuang di Boven Digul?? Nayoan, putra Menado dan Aliarcham, putra
Jawa, dan beberapa kawan lagi, jasadnya terbaring di tanah Papua. Itu salah
satu bukti bahwa Papua memang dikuasai Belanda, dan menjadi bagian dari
Yang anda sebut fakta sejarah pada dasarnya hanyalah klaim sepihak Bung Karno
tanpa ada bukti apapun bahwa Papua adalah bagian Indonesia sebelum penguasaan
Belanda. Coba anda berikan analisa kelas anda yang membawa kepada kesimpulan
Papua bagian Indonesia, yg saya lihat dari berbagai sudut
Anda tetap tidak bisa menjawab dan memberi alternatif sebagai akibat dari tidak
mau mengakui fakta sejarah yang anda sepelekan dan remehkan itu. Fakta sejarah
bahwa Belanda tidak mau meninggalkan Papua Barat juga ingin anda lupakan!! Yang
menjadi pegangan anda hanya "free choice" a la amerika!!
Kalau sudah dimulai dengan mengabaikan fakta sejarah dan tidak mau mengakui
wilayah yang diwarisi dari jaman kolonial, ajukan pikiran genial anda untuk
membuat batas-batas wilayah sesuai dengan fakta sejarah sebelum kolonialisme
Belanda!! Dan apa jaminannya Papua yang "merdeka" tidak diserahkan
Setiap orang didunia mempunyai godaan besar waktu di-iming2in harta besar,
sedemikian juga yg terjadi dgn para kepala suku ataupun para pejabat Papua itu.
Hal yang manusiawi. Dan makin lama jadi wilayah Indonesia makin menular sikap
korupsi itu, apalagi bagi para kepala suku itu dgn gampang
Bila tetap bersama Indonesia yang terjadi jelas sekali, orang2 Papua akan
kehilangan tanah mereka, hutan beralih rupa jadi perkebunan kelapa sawit,
industri pertanian, dan pertambangan. Hutan hilang, tanah ulayat hilang. Bila
tidak musnah hanya akan jadi kuli dan homeless ditanah sendiri.
Nah, ini orang-orang suku Papua yang ngerti akan bahayanya "pembangunan" yang
digenjot pemerintah Jokowi-JK. Di kalangan orang-orang Papua sendiri diperlukan
usaha untuk meningkatkan kesadaran untuk melindungi tanah dan hutannya sendiri.
Pikiran kepala suku yang menentang Green Peace itu harus
perkebunan skala besar (sawit) di selatan papua bikin rakyat pribumi
menderita. saat ini pemerintah rencana bikin bendungan plta utk memasok
listrik dan air bersih ke perkebunan sawit.
https://tribun-arafura.com/2018/02/13/forpa-bd-tolak-rencana-pembangunan-bendungan-plta-sungai-kao/
*FORPA-BD
Suara dan pendapat pengusaha sudah tentu bertentangan dengan pandangan rakyat
yang menderita perampasan tanah. Pelanggaran HAM, pengrusakan /penggundulan
hutan, dampak pada lingkungan yang dilakukan para pengusaha besar sawit sudah
begitu serius dan tidak bisa ditutupi lagi, maka EU "terpaksa"
28 matches
Mail list logo