Apakah Megawati tidak mempunyai pendirian dan oleh karena itu mudah takluk pada 
kekuatan modal? 

From: mailto:GELORA45@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, September 22, 2016 10:19 AM
To: temu_er...@yahoogroups.com ; GELORA_In ; nasional-l...@yahoogroups.com 
Cc: DISKUSI FORUM HLD 
Subject: [GELORA45] Re: [temu_eropa] Kekuatan modal paksa Megawati pilih,Ahok 
di Jakarta [2 Attachments]

  

Ya jelas kekuatan modal yang berkuasa. Masih ada saja yang menyangsikan Jokowi 
menang karena dukungan modal alias pengembang alias OLIGARKI. "Publik kian 
rasional" juga betul. Mata publik pun makin jeli. Justru kaum intelektual 
banyak yang membutakan matanya sendiri, seperti kata pak Dosen 'mayoritas 
intelektual pro-kapitalisme'.... Walaupun sekarang hanya minoritas intelektual 
yang mau membukakan matanya dan melihat kenyataan penghisapan dan penindasan, 
namun pasti jumlahnya akan bertambah seiring dengan berkembangnya perjuangan 
rakyat....



On Thursday, September 22, 2016 9:37 AM, "Awind j.gedea...@upcmail.nl 
[temu_eropa]" <temu_er...@yahoogroups.com> wrote:




  




https://www.merdeka.com/politik/kekuatan-modal-paksa-megawati-pilih-ahok-di-jakarta.html



Kekuatan modal paksa Megawati pilih 

Ahok di Jakarta
Reporter : Nur Fauziah | Kamis, 22 September 2016 04:44
15501550 
Share
  
Tweet



 

Mega dampingi Ahok-Djarot daftar ke KPUD. ©2016 merdeka.com/muhammad luthfi 
rahman 

Merdeka.com - Meski tak terlalu mengejutkan, pilihan Partai Demokrasi Indonesia 
Perjuangan (PDIP) mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih menyisakan 
pertanyaan. Publik menduga, ada peristiwa 'luar biasa' yang membuat PDIP 
akhirnya mendukung Ahok.

Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno menilai, 
ada kekuatan dahsyat yang melampaui Megawati. Karena sejauh ini, Megawati 
dinilai sangat sulit untuk dilampaui oleh kekuatan apapun. Apalagi, dalam 
banyak kasus Ahok dianggap telah melukai perasaan kader PDIP dengan sejumlah 
perkataan yang kontroversial seperti mahar politik yang pernah diungkap Ahok.

"Kekuatan yang melampaui Megawati itu bisa kekuasaan maupun kekuatan modal," 
katanya, Rabu (21/9).

Saat ini, masyarakat sudah sangat pintar menilai bahwa tak mungkin ada makan 
siang gratis dengan dukungan PDIP tersebut. Apalagi, sudah lama terdengar bahwa 
Ahok merupakan 'titipan' istana untuk Jakarta. Hal lainnya yang juga ramai 
dibicarakan adanya soal adanya mahar politik yang diminta PDIP.

"Namun semua itu hanya PDIP, Ahok dan Tuhan saja yang tahu persisnya seperti 
apa. Yang jelas, publik kian rasional," tandasnya.

Dia melihat, ada pekerjaan yang harus dilakukan Ahok. Yaitu melakukan 
konsolidasi politik internal partai pendukungnya. Menurutnya, bukan perkara 
mudah menyamakan suasana hati antar partai pendukung terutama Golkar dan PDIP.

"Dalam banyak kesempatan keduanya sering cekcok," katanya

Ahok juga harus berkonsolidasi dengan kader-kader PDIP. Mengingat masih banyak 
menolak petahana tersebut. "Jangan sampai perahunya saja yang diserahkan ke 
Ahok, tapi kader PDIP malah memilih jalan lain," pungkasnya.
[rnd]













Kirim email ke