Fw: Re: [GELORA45] Tragedi Mei 1998 : Kenangan dua ibu yang kehilangan anaknya
- Pesan yang Diteruskan - Dari: 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>Kepada: "GELORA45@yahoogroups.com" <GELORA45@yahoogroups.com>; Jonathan Goeij <jonathango...@yahoo.com>Terkirim: Jumat, 18 Mei 2018 04.14.26 GMT+2Judul: Re: [GELORA45] Tragedi Mei 1998 : Kenangan dua ibu yang kehilangan anaknya Tragedi Mei ‘98 sudah lewat 20 Tahun, ... sungguh sangat menyedihkan sampai sekarang TIDAK JUGA BERHASIL menarik keluar tokoh yang HARUS BERTANGGUNGJAWAB meletupnya tragedi Mei ‘98 itu! Mengapa perusuh-perusuh, sekelompok pemuda provokator bertruk-truk didatangkan dengan berteriak-teriak menyulut rasa kebencian pada Tionghoa dan menghalalkan “MERAMPAS KEMBALI” harta-kekayaan, ... itu dibarkan. TANPA ada usaha aparat kemanan untuk mencegah dan menindak, dan itu yang mengakibatkan kerusuhan makin menjadi-jadi lebih SULIT dikendalikan! Kalau mau dibantah sebagai KESENGAJAAN, juga masih bisa diseret keluar penanggungjawab keamanan ketika itu dengan tuduhan KELALAIAN, ... yang sampai sekarang belum juga terjadi! Inilah yang membuat prihati khalayak pada umumnya dan khususnya bagi kelompok yang jadi KORBAN! Tidak bisa meenghilangkan kepedihan dan trauma yang diderita Selama lebih 20 TAHUN ini, karena tidak juga mendapatkan KEADILAN sebagai WARGA yang patut dilindungi harta dan keselamatan oleh NEGARA! Sedang tokoh-tokoh yang HARUS bertanggungjawab, jenderal-jendaral TETAP saja melanglangbuana dengan kehidupan mewah! Salam,ChanCT From: Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Friday, May 18, 2018 6:37 AMTo: Yahoogroups Subject: [GELORA45] Tragedi Mei 1998 : Kenangan dua ibu yang kehilangan anaknya Tragedi Mei 1998 : Kenangan dua ibu yang kehilangan anaknya | | | | | | | | | | | Tragedi Mei 1998 : Kenangan dua ibu yang kehilangan anaknya Korban jatuh ketika sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta dibakar, termasuk Yogya Plaza, tempat dua orang ibu k... | | | Sri LestariBBC Indonesia - Hak atas fotoBBC INDONESIAImage captionBinari Sinaga kehilangan anak perempuannya Rinawati Tampubolon ketika kebakaran di pusat perbelanjaan di Klender Jakarta Timur Mei 1998. Kerusuhan Mei 13-15 Mei 1998, sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta dibakar -termasuk Yogya Plaza di kawasan Klender, Jakarta Timur- yang menyebabkan jatuhnya banyak korban. Para korban dimakamkan secara massal di TPA Pondok Rangon Jakarta Timur dan sampai saat ini -20 tahun kemudian- keluarga korban masih rutin berziarah setiap tahunnya. Ruminah masih ingat pada 13 Mei 1998, atau sehari sebelum kebakaran di Yogya Plaza, Gunawan Subyanto -anak ketiganya- merengek minta dibelikan celana, baju dan peci untuk mengaji. - Kerusuhan Mei 1998: "Apa salah kami sampai (diancam) mau dibakar dan dibunuh?" - #TrenSosial: Di mana Anda ketika kerusuhan Mei 1998? - Vonis Ahok, kampanye anti-Cina, dan trauma 98 "Warnanya putih ya, ma, buat ngaji sama ustad Uung kata Gunawan," ujar Ruminah. Ibu lima anak pun bergegas ke Pasar Klender untuk membeli baju dan celana untuk putranya. Saat itu situasi di sejumlah tempat di Jakarta lengang, kerusuhan mulai terjadi di sejumlah tempat dan banyak toko-toko tutup. Hak atas fotoBBC INDONESIAImage captionKTP milik Eten Karyana "Udah sepi banget waktu itu, tapi untung saya dapat celana putih untuk Gunawan, wah dia seneng banget," kata Ruminah. Sore sepulang mengaji, Gunawan meminta agar celana dan baju putihnya tidak dicuci. "Seneng banget pulang menngaji ketawa loncat-loncat, katanya jangan dicuci ya ma besok sore mau dipake lagi, baru sekali dipake masih wangi," kata dia.. Ruminah menyimpan baju dan celana putih milik Gunawan di dalam laci plastik berwarna biru. Hak atas fotoBBC INDONESIAImage captionKamus milik Eten Karyana yang diserahkan keluarganya pada Komnas Perempuan. "Dia pake sekali doang," cerita Ruminah tentang celana putih milik Gunawan itu yang masih disimpan di Kantor Komnas Perempuan. Esoknya, pada 14 Mei 1998, Ruminah mengetahui adanya kerusuhan di sekitar Yogya Plaza dari Gunawan. Dia khawatir salon miliknya yang berada di kompleks pusat perbelanjaan itu akan dijarah orang. Ruminah bergegas menuju Yogya Plaza yang tak jauh dari kediamannya di Kampung Jat i.. "Saat itu Gunawan ikut mau bantu saya beres-beres dan tutup salon, saya udahbilang jangan ikut tapi dia memaksa," jelas Ruminah. Sampai di Yogya Plaza, Ruminah melihat salonnya berantakan dan banyak barang yang hilang. Dia pun memutuskan untuk kembali ke rumah. Namun saat itu pusat perbelanjaan sudah dipenuhi banyak orang membuat Ruminah sulit untuk keluar.. "Banyak sekali orang, lalu saya ditabrak orang, lalu pingsan, bangun-bangun udahjam empat, lampu-lampu mati sudah gelap sekali, udah bau asap juga," Ruminah pun bergegas keluar dan mencari anak laki-lakinya yang baru saja lulus SD. Ha
Re: [GELORA45] Tragedi Mei 1998 : Kenangan dua ibu yang kehilangan anaknya
Tragedi Mei ‘98 sudah lewat 20 Tahun, ... sungguh sangat menyedihkan sampai sekarang TIDAK JUGA BERHASIL menarik keluar tokoh yang HARUS BERTANGGUNGJAWAB meletupnya tragedi Mei ‘98 itu! Mengapa perusuh-perusuh, sekelompok pemuda provokator bertruk-truk didatangkan dengan berteriak-teriak menyulut rasa kebencian pada Tionghoa dan menghalalkan “MERAMPAS KEMBALI” harta-kekayaan, ... itu dibarkan. TANPA ada usaha aparat kemanan untuk mencegah dan menindak, dan itu yang mengakibatkan kerusuhan makin menjadi-jadi lebih SULIT dikendalikan! Kalau mau dibantah sebagai KESENGAJAAN, juga masih bisa diseret keluar penanggungjawab keamanan ketika itu dengan tuduhan KELALAIAN, ... yang sampai sekarang belum juga terjadi! Inilah yang membuat prihati khalayak pada umumnya dan khususnya bagi kelompok yang jadi KORBAN! Tidak bisa meenghilangkan kepedihan dan trauma yang diderita Selama lebih 20 TAHUN ini, karena tidak juga mendapatkan KEADILAN sebagai WARGA yang patut dilindungi harta dan keselamatan oleh NEGARA! Sedang tokoh-tokoh yang HARUS bertanggungjawab, jenderal-jendaral TETAP saja melanglangbuana dengan kehidupan mewah! Salam, ChanCT From: Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Friday, May 18, 2018 6:37 AM To: Yahoogroups Subject: [GELORA45] Tragedi Mei 1998 : Kenangan dua ibu yang kehilangan anaknya Tragedi Mei 1998 : Kenangan dua ibu yang kehilangan anaknya Tragedi Mei 1998 : Kenangan dua ibu yang kehilangan anaknya Korban jatuh ketika sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta dibakar, termasuk Yogya Plaza, tempat dua orang ibu k... Sri LestariBBC Indonesia a.. Hak atas fotoBBC INDONESIAImage captionBinari Sinaga kehilangan anak perempuannya Rinawati Tampubolon ketika kebakaran di pusat perbelanjaan di Klender Jakarta Timur Mei 1998. Kerusuhan Mei 13-15 Mei 1998, sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta dibakar -termasuk Yogya Plaza di kawasan Klender, Jakarta Timur- yang menyebabkan jatuhnya banyak korban. Para korban dimakamkan secara massal di TPA Pondok Rangon Jakarta Timur dan sampai saat ini -20 tahun kemudian- keluarga korban masih rutin berziarah setiap tahunnya. Ruminah masih ingat pada 13 Mei 1998, atau sehari sebelum kebakaran di Yogya Plaza, Gunawan Subyanto -anak ketiganya- merengek minta dibelikan celana, baju dan peci untuk mengaji. a.. Kerusuhan Mei 1998: "Apa salah kami sampai (diancam) mau dibakar dan dibunuh?" b.. #TrenSosial: Di mana Anda ketika kerusuhan Mei 1998? c.. Vonis Ahok, kampanye anti-Cina, dan trauma 98 "Warnanya putih ya, ma, buat ngaji sama ustad Uung kata Gunawan," ujar Ruminah. Ibu lima anak pun bergegas ke Pasar Klender untuk membeli baju dan celana untuk putranya. Saat itu situasi di sejumlah tempat di Jakarta lengang, kerusuhan mulai terjadi di sejumlah tempat dan banyak toko-toko tutup. Hak atas fotoBBC INDONESIAImage captionKTP milik Eten Karyana "Udah sepi banget waktu itu, tapi untung saya dapat celana putih untuk Gunawan, wah dia seneng banget," kata Ruminah. Sore sepulang mengaji, Gunawan meminta agar celana dan baju putihnya tidak dicuci. "Seneng banget pulang menngaji ketawa loncat-loncat, katanya jangan dicuci ya ma besok sore mau dipake lagi, baru sekali dipake masih wangi," kata dia.. Ruminah menyimpan baju dan celana putih milik Gunawan di dalam laci plastik berwarna biru. Hak atas fotoBBC INDONESIAImage captionKamus milik Eten Karyana yang diserahkan keluarganya pada Komnas Perempuan. "Dia pake sekali doang," cerita Ruminah tentang celana putih milik Gunawan itu yang masih disimpan di Kantor Komnas Perempuan. Esoknya, pada 14 Mei 1998, Ruminah mengetahui adanya kerusuhan di sekitar Yogya Plaza dari Gunawan. Dia khawatir salon miliknya yang berada di kompleks pusat perbelanjaan itu akan dijarah orang. Ruminah bergegas menuju Yogya Plaza yang tak jauh dari kediamannya di Kampung Jat i. "Saat itu Gunawan ikut mau bantu saya beres-beres dan tutup salon, saya udahbilang jangan ikut tapi dia memaksa," jelas Ruminah. Sampai di Yogya Plaza, Ruminah melihat salonnya berantakan dan banyak barang yang hilang. Dia pun memutuskan untuk kembali ke rumah. Namun saat itu pusat perbelanjaan sudah dipenuhi banyak orang membuat Ruminah sulit untuk keluar. "Banyak sekali orang, lalu saya ditabrak orang, lalu pingsan, bangun-bangun udahjam empat, lampu-lampu mati sudah gelap sekali, udah bau asap juga," Ruminah pun bergegas keluar dan mencari anak laki-lakinya yang baru saja lulus SD. Hak atas fotoBBC INDONESIAImage captionMonumen peringatan "Orang-orang pada lari, saya diinjek juga, bagian belakang salon saya sudah kebakar, saya mau masuk lagi mau cari Gunawan, udah ga bisa, anak saya enggak pulang sampai sekarang," ungkap Ruminah. Tak lama setelah Ruminah keluar dari komplek pusat perbelanjaan, dia mendengar suara ledakan dari dalam gedung. 'Dia punya