RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-19 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Apa yang salah?

Dari dulu juga ane sudah tulis itu repayment!

Itu kan cepet2 nulisnya saja! ane ngaku salah deh……salah nulis. Hehehehehe. Ane 
gak malu ngaku salah loh….hehehehehehe.

 

Gimana argument ente ini? kan ente yg nantangin?

 

Jonathan: Kembali pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang 
Tier 2 sebesar 67.7 persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan transaksi 
berjalan dipakai buat bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 persen, tidak 
mengherankan gali lubang tutup lubang utang akan makin menggelembung terus.

Nesare: oh ente mau main angka nih yeah. Okay mari kita lihat. Oh ente mau 
pake’ angka tier 2 yg lebih gede 67.7% yg ente prihatin kan? Ini kwartal 2 loh! 
Hehehehehe. Gak apa2!

Artinya apa DSR tier 2 = 67.7%?

Kenapa prihatin?

Gimana ceritanya 67.7% itu menjelaskan gali lubang tutup lubang?

 

Nesare

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Wednesday, October 19, 2016 2:11 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

anda salah lagi, definisi (atau mungkin lebih tepat formula) yang dipakai BI 
bukan "total debt : current account" seperti yang anda katakan tetapi: DSR=Debt 
Payment : Current Account Receipts

 

karena angka DSR Indonesia itu yg mengeluarkan BI sudah tentu sesuai dengan 
definisi yg digunakan BI, angka itu akan berbeda seandainya formula yang 
dipakai berbeda.

 

---

Jonathan: Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya definisi yg 
diberikan BI.

Nesare: oh jadi yang DSR itu harga mati dan definisinya adalah: total debt : 
current account? Definisi yang biasa dipakai oleh orang banyak total debt/total 
export salah? Begitu maksud ente? Ngaco aja! BI atau siapa saja menggunakan 
definisi itu boleh saja. mereka mengerti. Makanya ada mereka juga bikin debt to 
export ratio krn export Indonesia masih gede pengaruhnya. Indonesia menggunakan 
current account itu ada sebabnya. Karena komponen lain selain export import 
yaitu capital investment dan bantuan luar negeri masih signifikan. Ilmu ekonomi 
itu berdasarkan asumsi. Ini asumsi DSR yang dipakai oleh BI. Ini bukan berarti 
inilah definisinya. Definisi yang umum dipakai dalam mengukur DSR = total debt 
: total export.

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... 
<mailto:nesare1@...> > wrote :



Jonathan: Menurut definisi Bank Indonesia

DSR= rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan 
transaksi berjalan.

Debt to Export Ratio= Rasio total utang luar negeri terhadap penerimaan hasil 
ekspor suatu negara.

Nesare: benar ane tidak tahu BI pake’ current account. Biasanya definisi yg 
dipakai umumnya di ekonomi adalah total hutang : total export. Istilah debt to 
export ratio kadang kala dipakai tetapi tidak lazim. Yang biasa menggunakannya 
adalah negara miskin atau berkembang. Kenapa? Karena income negara terbesar 
dari eksport. Sumber pendapatan negara yang lain tidak berjalan seperti pajak 
dan FDI makanya eksport yang menjadi focus.

Banyak ratio yg mengukur hutang ini. indikatornya banyak. Framenya biasanya 
mengukur tingkat solvency misalnya interest service ratio dll; liquidity 
seperti ratio of short term debt to total outstanding debt dll. Juga sektor2nya 
bisa diukur. Public sector misalnya Public sector debt service over exports 
dll. Financial sector misalnya open foreign exchange position dll. Corporate 
sector misalnya interest over cash flow dll.

 

Jonathan: Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya definisi yg 
diberikan BI.

Nesare: oh jadi yang DSR itu harga mati dan definisinya adalah: total debt : 
current account? Definisi yang biasa dipakai oleh orang banyak total debt/total 
export salah? Begitu maksud ente? Ngaco aja! BI atau siapa saja menggunakan 
definisi itu boleh saja. mereka mengerti. Makanya ada mereka juga bikin debt to 
export ratio krn export Indonesia masih gede pengaruhnya. Indonesia menggunakan 
current account itu ada sebabnya. Karena komponen lain selain export import 
yaitu capital investment dan bantuan luar negeri masih signifikan. Ilmu ekonomi 
itu berdasarkan asumsi. Ini asumsi DSR yang dipakai oleh BI. Ini bukan berarti 
inilah definisinya. Definisi yang umum dipakai dalam mengukur DSR = total debt 
: total export.

 

Jonathan: Kembali pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang 
Tier 2 sebesar 67.7 persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan transaksi 
berjalan dipakai buat bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 persen, tidak 
mengherankan gali lubang tutup lubang utang akan makin menggelembung terus.

Nesare: oh ente mau main angka nih yeah. Okay mari kita lihat. Oh ente mau 
pake’ angka tier 2 yg lebih gede 67.7% yg ente prihatin kan? Ini kwartal 2 loh! 
Hehehehehe. Gak apa2!

Artinya apa DSR tier 2 = 67.7%?

Kenapa prihatin?

Gimana ceritanya 67.7% itu menjel

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-19 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
anda salah lagi, definisi (atau mungkin lebih tepat formula) yang dipakai BI 
bukan "total debt : current account" seperti yang anda katakan tetapi: DSR=Debt 
Payment : Current Account Receipts
karena angka DSR Indonesia itu yg mengeluarkan BI sudah tentu sesuai dengan 
definisi yg digunakan BI, angka itu akan berbeda seandainya formula yang 
dipakai berbeda.
---Jonathan: Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya definisi yg 
diberikan BI.Nesare: oh jadi yang DSR itu harga mati dan definisinya adalah: 
total debt : current account? Definisi yang biasa dipakai oleh orang banyak 
total debt/total export salah? Begitu maksud ente? Ngaco aja! BI atau siapa 
saja menggunakan definisi itu boleh saja. mereka mengerti. Makanya ada mereka 
juga bikin debt to export ratio krn export Indonesia masih gede pengaruhnya. 
Indonesia menggunakan current account itu ada sebabnya. Karena komponen lain 
selain export import yaitu capital investment dan bantuan luar negeri masih 
signifikan. Ilmu ekonomi itu berdasarkan asumsi. Ini asumsi DSR yang dipakai 
oleh BI. Ini bukan berarti inilah definisinya. Definisi yang umum dipakai dalam 
mengukur DSR = total debt : total export.
---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :

Jonathan: Menurut definisi Bank IndonesiaDSR= rasio pembayaran pokok dan bunga 
utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan.Debt to Export Ratio= 
Rasio total utang luar negeri terhadap penerimaan hasil ekspor suatu 
negara.Nesare: benar ane tidak tahu BI pake’ current account. Biasanya definisi 
yg dipakai umumnya di ekonomi adalah total hutang : total export. Istilah debt 
to export ratio kadang kala dipakai tetapi tidak lazim. Yang biasa 
menggunakannya adalah negara miskin atau berkembang. Kenapa? Karena income 
negara terbesar dari eksport. Sumber pendapatan negara yang lain tidak berjalan 
seperti pajak dan FDI makanya eksport yang menjadi focus.Banyak ratio yg 
mengukur hutang ini. indikatornya banyak. Framenya biasanya mengukur tingkat 
solvency misalnya interest service ratio dll; liquidity seperti ratio of short 
term debt to total outstanding debt dll. Juga sektor2nya bisa diukur. Public 
sector misalnya Public sector debt service over exports dll. Financial sector 
misalnya open foreign exchange position dll. Corporate sector misalnya interest 
over cash flow dll. Jonathan: Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya 
definisi yg diberikan BI.Nesare: oh jadi yang DSR itu harga mati dan 
definisinya adalah: total debt : current account? Definisi yang biasa dipakai 
oleh orang banyak total debt/total export salah? Begitu maksud ente? Ngaco aja! 
BI atau siapa saja menggunakan definisi itu boleh saja. mereka mengerti. 
Makanya ada mereka juga bikin debt to export ratio krn export Indonesia masih 
gede pengaruhnya. Indonesia menggunakan current account itu ada sebabnya. 
Karena komponen lain selain export import yaitu capital investment dan bantuan 
luar negeri masih signifikan. Ilmu ekonomi itu berdasarkan asumsi. Ini asumsi 
DSR yang dipakai oleh BI. Ini bukan berarti inilah definisinya. Definisi yang 
umum dipakai dalam mengukur DSR = total debt : total export. Jonathan: Kembali 
pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 
persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan transaksi berjalan dipakai buat 
bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 persen, tidak mengherankan gali lubang 
tutup lubang utang akan makin menggelembung terus.Nesare: oh ente mau main 
angka nih yeah. Okay mari kita lihat. Oh ente mau pake’ angka tier 2 yg lebih 
gede 67.7% yg ente prihatin kan? Ini kwartal 2 loh! Hehehehehe. Gak 
apa2!Artinya apa DSR tier 2 = 67.7%?Kenapa prihatin?Gimana ceritanya 67.7% itu 
menjelaskan gali lubang tutup lubang? Nesare  From: GELORA45@yahoogroups.com 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Wednesday, October 19, 2016 11:03 AM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya  Menurut definisi Bank IndonesiaDSR= rasio pembayaran pokok dan 
bunga utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan.Debt to Export 
Ratio= Rasio total utang luar negeri terhadap penerimaan hasil ekspor suatu 
negara. Anda bisa lihat di SULNI Oktober 2016 
http://www.bi.go.id/en/iru/economic-data/external-debt/Documents/SULNI-OKTOBER-2016.pdf
 halaman xvi. Kelihatannya anda tidak baca document yang anda berikan sendiri, 
anda kasih link itu apa cuman buat gaya2an? Menurut BI, definisi anda dibawah 
itu Debt to Export Ratio. Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya 
definisi yg diberikan BI. Kembali pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 
persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan 
transaksi berjalan dipakai buat bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 
persen, tidak mengherankan gali lubang tutup lubang utang akan makin 
menggelembung terus.  ---In GELORA45@yahoogrou

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-19 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Jonathan: Menurut definisi Bank Indonesia

DSR= rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan 
transaksi berjalan. 

Debt to Export Ratio= Rasio total utang luar negeri terhadap penerimaan hasil 
ekspor suatu negara.

Nesare: benar ane tidak tahu BI pake’ current account. Biasanya definisi yg 
dipakai umumnya di ekonomi adalah total hutang : total export. Istilah debt to 
export ratio kadang kala dipakai tetapi tidak lazim. Yang biasa menggunakannya 
adalah negara miskin atau berkembang. Kenapa? Karena income negara terbesar 
dari eksport. Sumber pendapatan negara yang lain tidak berjalan seperti pajak 
dan FDI makanya eksport yang menjadi focus.

Banyak ratio yg mengukur hutang ini. indikatornya banyak. Framenya biasanya 
mengukur tingkat solvency misalnya interest service ratio dll; liquidity 
seperti ratio of short term debt to total outstanding debt dll. Juga sektor2nya 
bisa diukur. Public sector misalnya Public sector debt service over exports 
dll. Financial sector misalnya open foreign exchange position dll. Corporate 
sector misalnya interest over cash flow dll.

 

Jonathan: Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya definisi yg 
diberikan BI.

Nesare: oh jadi yang DSR itu harga mati dan definisinya adalah: total debt : 
current account? Definisi yang biasa dipakai oleh orang banyak total debt/total 
export salah? Begitu maksud ente? Ngaco aja! BI atau siapa saja menggunakan 
definisi itu boleh saja. mereka mengerti. Makanya ada mereka juga bikin debt to 
export ratio krn export Indonesia masih gede pengaruhnya. Indonesia menggunakan 
current account itu ada sebabnya. Karena komponen lain selain export import 
yaitu capital investment dan bantuan luar negeri masih signifikan. Ilmu ekonomi 
itu berdasarkan asumsi. Ini asumsi DSR yang dipakai oleh BI. Ini bukan berarti 
inilah definisinya. Definisi yang umum dipakai dalam mengukur DSR = total debt 
: total export.

 

Jonathan: Kembali pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang 
Tier 2 sebesar 67.7 persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan transaksi 
berjalan dipakai buat bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 persen, tidak 
mengherankan gali lubang tutup lubang utang akan makin menggelembung terus.

Nesare: oh ente mau main angka nih yeah. Okay mari kita lihat. Oh ente mau 
pake’ angka tier 2 yg lebih gede 67.7% yg ente prihatin kan? Ini kwartal 2 loh! 
Hehehehehe. Gak apa2! 

Artinya apa DSR tier 2 = 67.7%?

Kenapa prihatin?

Gimana ceritanya 67.7% itu menjelaskan gali lubang tutup lubang?

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Wednesday, October 19, 2016 11:03 AM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

Menurut definisi Bank Indonesia

DSR= rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan 
transaksi berjalan. 

Debt to Export Ratio= Rasio total utang luar negeri terhadap penerimaan hasil 
ekspor suatu negara.

 

Anda bisa lihat di SULNI Oktober 2016 
http://www.bi.go.id/en/iru/economic-data/external-debt/Documents/SULNI-OKTOBER-2016.pdf
 halaman xvi. Kelihatannya anda tidak baca document yang anda berikan sendiri, 
anda kasih link itu apa cuman buat gaya2an?

 

Menurut BI, definisi anda dibawah itu Debt to Export Ratio.

 

Karena data yg mengeluarkan BI saya lebih percaya definisi yg diberikan BI.

 

Kembali pada diskusi, kalau "DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen" artinya 67.7 persen dari penerimaan transaksi berjalan 
dipakai buat bayar utang, terus yg tersisa cuman 32.7 persen, tidak 
mengherankan gali lubang tutup lubang utang akan makin menggelembung terus.

 

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... 
<mailto:nesare1@...> > wrote :



DSR = total debt payment : total income from export.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 7:05 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> >
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

 

 

Kelihatannya ada perbedaan pengertian tentang DSR disini ha ha ha, anda itu 
memang suka punya pemahaman yang njeleneh. Biar tidak ber-larut2 nggak habis2 
pengertian saya tentang DSR adalah "rasio antara pembayaran angsuran dan bunga 
utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan (current account)"

 

Kalau anda punya pengertian yang berbeda sebutkan saja.

 

---

Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?

Nesare: begini jawabannya?!! Mi

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-19 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
DSR = total debt payment : total income from export.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 7:05 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

 

Kelihatannya ada perbedaan pengertian tentang DSR disini ha ha ha, anda itu 
memang suka punya pemahaman yang njeleneh. Biar tidak ber-larut2 nggak habis2 
pengertian saya tentang DSR adalah "rasio antara pembayaran angsuran dan bunga 
utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan (current account)"

 

Kalau anda punya pengertian yang berbeda sebutkan saja.

 

---

Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?

Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu 
zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja ente gak tahu, koq bisa2nya 
berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. Ane bener kan dari pertamanya 
ente itu gak ngerti!!

Koq DSR dihubung2kan dengan transaksi berjalan/current account?

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... 
<mailto:nesare1@...> > wrote :



Jonathan: Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR 
yg sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih 
rendah.

Nesare: opini siapa yang ane giring? Dari mana ente bisa simpulkan ane 
menggiring opini kalau DSR sekian % akan bermasalah atau tidak? ane nggak 
bilang apa2! Malahan ane tanya ente artinya apa? ente gak jawab. Jawab 
“setinggi” itu artinya apa? yang menyesatkan orang itu adalah ENTE! Ente yang 
mau bilang kalau DSR dan debt to GDP kalau tinggi itu berbahaya!!! Ini yang 
ente pertanyakan! Kenapa ente ngomong begitu? Ayo jawab!!!

Ane sudah kasih perbandingan datanya Indonesia dengan negara2 maju USA, jepang 
s/d ASEAN. Indonesia jauh rendah sekali. Emangnya negara ente roboh ekonominya? 
Ente kan bilang prihatin. Ane tanya siapa yang mesti prihatin ini? rakyat 
Indonesia, asing yg kasih pinjaman, negara ente yang selalu ngutak ngatik 
Indonesia atau siapa?

 

Jonathan: Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt 
to GDP?

Nesare: loh koq nanya? Dari dulu ente selalu mempermasalahkan DSR. Ane jelas 
sekali ente itu ngak ngerti ekonomi. Sama sekali! Gak ada orang mempersoalkan 
kedua kriteria baik DSR maupun debt to GDP menjadi standard yang harus dipakai 
oleh suatu negara supaya tidak bangkrut misalnya. Ini ‘kan keprihatinan ente! 
Bagi ane itu bukan keprihatinan sama sekali. Banyak cara mengelola hutang. 
banyak cara minta hutang. urusan hutang itu urusan management. Bukan masalah 
prihatin atau tidak. suatu perusahaan dan negara gak akan jalan tanpa hutang!

 

Jonathan: Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg 
relatif lebih rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini 
menunjukkan tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi.

Nesare: ngaco aja! “Tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi”??!! 
tingkat bunga itu dalam persentase dan consensus antara kreditur dan debitur. 
Gimana bisa tinggi atau rendah dalam DSR dan Debt to GDP? Gak keruan2!!!

Maksudnya “bunga” dalam total, itu namanya “jumlah atau total”. Pake’ istilah 
seenaknya udelnya: tingkat. Mana ada tingkat dalam bunga kalau bukan persentase 
tingkat suku bunga?

Kalau DSR tinggi itu artinya numeratornya naik atau denuminatornya turun. 
Faktor2 apa saja yg mempengaruhi kedua variable ini? coba jawab. Dasar begini 
saja ente gak ngerti, gimana mau masuk ke analisanya. Apalagi mau sok sokan 
bashing Indonesia?!! Sudah ane tanya kalau DSR 5, 11,22, 33, 50% itu artinya 
apa?

 

Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?

Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu 
zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja ente gak tahu, koq bisa2nya 
berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. Ane bener kan dari pertamanya 
ente itu gak ngerti!!

Koq DSR dihubung2kan dengan transaksi berjalan/current account?

 

Jadi males ngasih tahu apa arti DSR itu!!!
googling dulu. Terus nulis lagi. Kalau salah ane bilang goblok. Kalau bener ane 
terusin.

 

Nesare

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:47 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> >
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Teru

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Kelihatannya ada perbedaan pengertian tentang DSR disini ha ha ha, anda itu 
memang suka punya pemahaman yang njeleneh. Biar tidak ber-larut2 nggak habis2 
pengertian saya tentang DSR adalah "rasio antara pembayaran angsuran dan bunga 
utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan (current account)"
Kalau anda punya pengertian yang berbeda sebutkan saja.
---Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 
goblok! Sudah ane tanya begitu zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja 
ente gak tahu, koq bisa2nya berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. 
Ane bener kan dari pertamanya ente itu gak ngerti!!Koq DSR dihubung2kan dengan 
transaksi berjalan/current account?
---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :

Jonathan: Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR 
yg sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih 
rendah.Nesare: opini siapa yang ane giring? Dari mana ente bisa simpulkan ane 
menggiring opini kalau DSR sekian % akan bermasalah atau tidak? ane nggak 
bilang apa2! Malahan ane tanya ente artinya apa? ente gak jawab. Jawab 
“setinggi” itu artinya apa? yang menyesatkan orang itu adalah ENTE! Ente yang 
mau bilang kalau DSR dan debt to GDP kalau tinggi itu berbahaya!!! Ini yang 
ente pertanyakan! Kenapa ente ngomong begitu? Ayo jawab!!!Ane sudah kasih 
perbandingan datanya Indonesia dengan negara2 maju USA, jepang s/d ASEAN. 
Indonesia jauh rendah sekali. Emangnya negara ente roboh ekonominya? Ente kan 
bilang prihatin. Ane tanya siapa yang mesti prihatin ini? rakyat Indonesia, 
asing yg kasih pinjaman, negara ente yang selalu ngutak ngatik Indonesia atau 
siapa? Jonathan: Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR 
atau Debt to GDP?Nesare: loh koq nanya? Dari dulu ente selalu mempermasalahkan 
DSR. Ane jelas sekali ente itu ngak ngerti ekonomi. Sama sekali! Gak ada orang 
mempersoalkan kedua kriteria baik DSR maupun debt to GDP menjadi standard yang 
harus dipakai oleh suatu negara supaya tidak bangkrut misalnya. Ini ‘kan 
keprihatinan ente! Bagi ane itu bukan keprihatinan sama sekali. Banyak cara 
mengelola hutang. banyak cara minta hutang. urusan hutang itu urusan 
management. Bukan masalah prihatin atau tidak. suatu perusahaan dan negara gak 
akan jalan tanpa hutang! Jonathan: Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat 
disini Debt to GDP yg relatif lebih rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya 
tinggi hal ini menunjukkan tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat 
tinggi.Nesare: ngaco aja! “Tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat 
tinggi”??!! tingkat bunga itu dalam persentase dan consensus antara kreditur 
dan debitur. Gimana bisa tinggi atau rendah dalam DSR dan Debt to GDP? Gak 
keruan2!!!Maksudnya “bunga” dalam total, itu namanya “jumlah atau total”. Pake’ 
istilah seenaknya udelnya: tingkat. Mana ada tingkat dalam bunga kalau bukan 
persentase tingkat suku bunga?Kalau DSR tinggi itu artinya numeratornya naik 
atau denuminatornya turun. Faktor2 apa saja yg mempengaruhi kedua variable ini? 
coba jawab. Dasar begini saja ente gak ngerti, gimana mau masuk ke analisanya. 
Apalagi mau sok sokan bashing Indonesia?!! Sudah ane tanya kalau DSR 5, 11,22, 
33, 50% itu artinya apa? Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 
persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini 
menunjukkan besarnya penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar 
angsuran hutang dan bunga? Lha berapa yang tersisa?Nesare: begini jawabannya?!! 
Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu zaklek, gogle saja gak mau. 
Definisi DSR saja ente gak tahu, koq bisa2nya berani bilang DSR 37.28% itu 
prihatin, berbahaya. Ane bener kan dari pertamanya ente itu gak ngerti!!Koq DSR 
dihubung2kan dengan transaksi berjalan/current account? Jadi males ngasih tahu 
apa arti DSR itu!!!
googling dulu. Terus nulis lagi. Kalau salah ane bilang goblok. Kalau bener ane 
terusin. Nesare   From: GELORA45@yahoogroups.com 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:47 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya   Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan 
DSR yg sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih 
rendah. Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt to 
GDP? Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg relatif 
lebih rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini menunjukkan 
tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi. Kita lihat disini DSR Tier 
1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 sebes

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Jonathan: Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR 
yg sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih 
rendah. 

Nesare: opini siapa yang ane giring? Dari mana ente bisa simpulkan ane 
menggiring opini kalau DSR sekian % akan bermasalah atau tidak? ane nggak 
bilang apa2! Malahan ane tanya ente artinya apa? ente gak jawab. Jawab 
“setinggi” itu artinya apa? yang menyesatkan orang itu adalah ENTE! Ente yang 
mau bilang kalau DSR dan debt to GDP kalau tinggi itu berbahaya!!! Ini yang 
ente pertanyakan! Kenapa ente ngomong begitu? Ayo jawab!!!

Ane sudah kasih perbandingan datanya Indonesia dengan negara2 maju USA, jepang 
s/d ASEAN. Indonesia jauh rendah sekali. Emangnya negara ente roboh ekonominya? 
Ente kan bilang prihatin. Ane tanya siapa yang mesti prihatin ini? rakyat 
Indonesia, asing yg kasih pinjaman, negara ente yang selalu ngutak ngatik 
Indonesia atau siapa?

 

Jonathan: Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt 
to GDP? 

Nesare: loh koq nanya? Dari dulu ente selalu mempermasalahkan DSR. Ane jelas 
sekali ente itu ngak ngerti ekonomi. Sama sekali! Gak ada orang mempersoalkan 
kedua kriteria baik DSR maupun debt to GDP menjadi standard yang harus dipakai 
oleh suatu negara supaya tidak bangkrut misalnya. Ini ‘kan keprihatinan ente! 
Bagi ane itu bukan keprihatinan sama sekali. Banyak cara mengelola hutang. 
banyak cara minta hutang. urusan hutang itu urusan management. Bukan masalah 
prihatin atau tidak. suatu perusahaan dan negara gak akan jalan tanpa hutang!

 

Jonathan: Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg 
relatif lebih rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini 
menunjukkan tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi.

Nesare: ngaco aja! “Tingkat bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi”??!! 
tingkat bunga itu dalam persentase dan consensus antara kreditur dan debitur. 
Gimana bisa tinggi atau rendah dalam DSR dan Debt to GDP? Gak keruan2!!!

Maksudnya “bunga” dalam total, itu namanya “jumlah atau total”. Pake’ istilah 
seenaknya udelnya: tingkat. Mana ada tingkat dalam bunga kalau bukan persentase 
tingkat suku bunga?

Kalau DSR tinggi itu artinya numeratornya naik atau denuminatornya turun. 
Faktor2 apa saja yg mempengaruhi kedua variable ini? coba jawab. Dasar begini 
saja ente gak ngerti, gimana mau masuk ke analisanya. Apalagi mau sok sokan 
bashing Indonesia?!! Sudah ane tanya kalau DSR 5, 11,22, 33, 50% itu artinya 
apa?

 

Jonathan: Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 
sebesar 67.7 persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya 
penerimaan transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan 
bunga? Lha berapa yang tersisa?

Nesare: begini jawabannya?!! Minta ampun. Bener2 goblok! Sudah ane tanya begitu 
zaklek, gogle saja gak mau. Definisi DSR saja ente gak tahu, koq bisa2nya 
berani bilang DSR 37.28% itu prihatin, berbahaya. Ane bener kan dari pertamanya 
ente itu gak ngerti!!

Koq DSR dihubung2kan dengan transaksi berjalan/current account?

 

Jadi males ngasih tahu apa arti DSR itu!!!
googling dulu. Terus nulis lagi. Kalau salah ane bilang goblok. Kalau bener ane 
terusin.

 

Nesare

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:47 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

 

Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR yg 
sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih rendah. 
Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt to GDP? 
Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg relatif lebih 
rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini menunjukkan tingkat 
bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi.

 

Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 
persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya penerimaan 
transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan bunga? Lha 
berapa yang tersisa?

 

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... 
<mailto:nesare1@...> > wrote :



Apa artinya ini "Indonesia's public debt to gross domestic product (GDP) ratio 
stood at 33.05 percent at the end of 2015, according to the World Bank."?

 

Debt to GDP Indonesia 33.05. negara2 lain gimana? Singapore 129.75, Malaysia 
125.19, Thailand 117.23 percent, Vietnam 111.92. Indonesia malahan lebih rendah 
drpd Cambodia 62.95 dan Philippines 41.88. 

Wah kalau USA mah jauh diatas 100 dan jepang apalagi diatas 300.

Emangnya ente gak prihatin dgn negara ente?

 

Hehehehe

 

Ngeyel?

Kaya’ gini mau bashing Jokowi dan Indonesia???!!!

Kecil dink!

 

Nesare

 

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA4

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Seperti yang saya katakan sebelumnya anda menggiring opini seakan DSR yg 
sedemikian tinggi itu nggak apa2 nggak masalah karena Debt to GDP masih rendah. 
Memangnya kemampuan bayar utang itu dilihat dari mana? DSR atau Debt to GDP? 
Jelas anda berusaha menyesatkan. Melihat disini Debt to GDP yg relatif lebih 
rendah dari negara2 sekitar tetapi DSRnya tinggi hal ini menunjukkan tingkat 
bunga yang harus dibayar amat sangat tinggi.
Kita lihat disini DSR Tier 1 sebesar 37.28 persen sedang Tier 2 sebesar 67.7 
persen. Apakah artinya ini? Bukankah ini menunjukkan besarnya penerimaan 
transaksi berjalan yang dipakai buat bayar angsuran hutang dan bunga? Lha 
berapa yang tersisa?

---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :

Apa artinya ini "Indonesia's public debt to gross domestic product (GDP) ratio 
stood at 33.05 percent at the end of 2015, according to the World Bank."? Debt 
to GDP Indonesia 33.05. negara2 lain gimana? Singapore 129.75, Malaysia 125.19, 
Thailand 117.23 percent, Vietnam 111.92. Indonesia malahan lebih rendah drpd 
Cambodia 62.95 dan Philippines 41.88. Wah kalau USA mah jauh diatas 100 dan 
jepang apalagi diatas 300.Emangnya ente gak prihatin dgn negara ente? Hehehehe 
Ngeyel?Kaya’ gini mau bashing Jokowi dan Indonesia???!!!Kecil dink! Nesare  
 From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:02 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya   Menurut berita Tempo 12 Oktober 2016 yg mengutip World Bank 
"Indonesia's public debt to gross domestic product (GDP) ratio stood at 33.05 
percent at the end of 2015, according to the World Bank." Saya males nulis 
panjang2 dan eyel2an gak karuan. ---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> 
wrote :

Pertama gak menjawab pertanyaan2 ane itu menunjukkan ente itu gak  ngerti arti 
DSR, Debt to GDP!Kedua DSR tier 1 dan tier itu memprihatinkan. Kenapa? Ini 
persis sudah ane tanyakan yang ente gak jawab.Gimana tanpa argument langsung 
bilang memprihatinkan.Mentang2 baca artikel koran Indonesia terus tulis2 disini 
ya??!!!Ngerti juga enggak artinya koq bisa ambil 
kesimpulan….memprihatinkan?Kalau memprihatinkan? Siapa yang prihatin itu? 
Rakyat, ente, asing atau siapa? Terus mengkaitkan keprihatinan dengan kemampuan 
bayar utang sangat rendah? Ceriteranya gimana nih? Ane pengin tahu emangnya ada 
novel yg ceritera dongeng ini? Debt to GDP ratio out of date? Data trading 
economy itu s/d 2015 annually. Tahun 2016 belum selesai.Ini orang ngomong 
apa?Lah kalau sudah naik 33.1 plus s/d bulan oktober 2016 naik debt to GDP nya, 
artinya apa? Apa jeleknya? Nesare   From: GELORA45@yahoogroups.com 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 2:18 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya   Ya anda telah memberikan DSR, lebih lengkapnya selain Tier 1 
seperti dibawah juga Tier 2 naik banyak sekali "Sementara DSR Tier 2, pada 
kuartal II sebesar 67,7 persen, atau naik dari Kuartal I yang sebesar 60,9 
persen" dan itu jelas memprihatinkan sekali menunjukkan kemampuan bayar utang 
yang sangat rendah. Anda memberikan Debt to GDP ratio yg out of date itu buat 
apa selain menggiring opini masih ok masih kecil dibandingkan negara2 lain, btw 
Debt to GDP ratio akhir 2015 sudah meningkat jadi 33.1  bukan lagi 27 seperti 
data anda, sudah naik pesat sekali. ---In GELORA45@yahoogroups.com, 
<nesare1@...> wrote :


Sudah. Dan malahan sudah ane tulis begini: “Yang harus dilihat itu DSR/debt 
service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada penghitungan DSR bank 
dunia. DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus 
krn DSR naik dan ekspor turun.” Ente buta? Apa yang menyesatkan data dari Debt 
to GDP itu? Ente mau pake’ DSR utk bashing Jokowi ya??? Nih ane tanya: DSR 
sekarang memang tinggi. Tinggi itu consensus. Biasanya 0 – 20%. Tapi ada yg 
kasih standard 30%.Artinya apa?Kalau 1 negara DSR nya 5% apakah ekonominya 
bagus?Gimana kalau 10%, 20%, 30%, 34% dst? Ente ngerti ndak arti DSR itu 
sendiri. jangan kasih referensi lagi akh. Males bacanya. Kalau ente bisa jawab 
pertanyaan2 itu sudah bisa dimulai diskusinya. Kalau pertanyaan2 mendasar ini 
saja ente gak bisa jawab ya ane sebut lagi ente itu “cupat” dan “goblok”. Ayo 
mari kita rame2 lihat jawabannya jonathan yang ahli ekonomi. Nesare  From: 
GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 11:34 AM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya  Anda hanya melihat Debt to GDP, tetapi apakah anda sudah lihat 
DSR?Opini anda menyesatkan, seakan ok saja terus tambah utang karena Debt to 
GDP masih rendah (ini juga yg dikatakan Jokowi tem

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Menurut berita Tempo 12 Oktober 2016 yg mengutip World Bank "Indonesia's public 
debt to gross domestic product (GDP) ratio stood at 33.05 percent at the end of 
2015, according to the World Bank."
Saya males nulis panjang2 dan eyel2an gak karuan.
---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :

Pertama gak menjawab pertanyaan2 ane itu menunjukkan ente itu gak  ngerti arti 
DSR, Debt to GDP!Kedua DSR tier 1 dan tier itu memprihatinkan. Kenapa? Ini 
persis sudah ane tanyakan yang ente gak jawab.Gimana tanpa argument langsung 
bilang memprihatinkan.Mentang2 baca artikel koran Indonesia terus tulis2 disini 
ya??!!!Ngerti juga enggak artinya koq bisa ambil 
kesimpulan….memprihatinkan?Kalau memprihatinkan? Siapa yang prihatin itu? 
Rakyat, ente, asing atau siapa? Terus mengkaitkan keprihatinan dengan kemampuan 
bayar utang sangat rendah? Ceriteranya gimana nih? Ane pengin tahu emangnya ada 
novel yg ceritera dongeng ini? Debt to GDP ratio out of date? Data trading 
economy itu s/d 2015 annually. Tahun 2016 belum selesai.Ini orang ngomong 
apa?Lah kalau sudah naik 33.1 plus s/d bulan oktober 2016 naik debt to GDP nya, 
artinya apa? Apa jeleknya? Nesare   From: GELORA45@yahoogroups.com 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 2:18 PM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya   Ya anda telah memberikan DSR, lebih lengkapnya selain Tier 1 
seperti dibawah juga Tier 2 naik banyak sekali "Sementara DSR Tier 2, pada 
kuartal II sebesar 67,7 persen, atau naik dari Kuartal I yang sebesar 60,9 
persen" dan itu jelas memprihatinkan sekali menunjukkan kemampuan bayar utang 
yang sangat rendah. Anda memberikan Debt to GDP ratio yg out of date itu buat 
apa selain menggiring opini masih ok masih kecil dibandingkan negara2 lain, btw 
Debt to GDP ratio akhir 2015 sudah meningkat jadi 33.1  bukan lagi 27 seperti 
data anda, sudah naik pesat sekali. ---In GELORA45@yahoogroups.com, 
<nesare1@...> wrote :

Sudah. Dan malahan sudah ane tulis begini: “Yang harus dilihat itu DSR/debt 
service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada penghitungan DSR bank 
dunia. DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus 
krn DSR naik dan ekspor turun.” Ente buta? Apa yang menyesatkan data dari Debt 
to GDP itu? Ente mau pake’ DSR utk bashing Jokowi ya??? Nih ane tanya: DSR 
sekarang memang tinggi. Tinggi itu consensus. Biasanya 0 – 20%. Tapi ada yg 
kasih standard 30%.Artinya apa?Kalau 1 negara DSR nya 5% apakah ekonominya 
bagus?Gimana kalau 10%, 20%, 30%, 34% dst? Ente ngerti ndak arti DSR itu 
sendiri. jangan kasih referensi lagi akh. Males bacanya. Kalau ente bisa jawab 
pertanyaan2 itu sudah bisa dimulai diskusinya. Kalau pertanyaan2 mendasar ini 
saja ente gak bisa jawab ya ane sebut lagi ente itu “cupat” dan “goblok”. Ayo 
mari kita rame2 lihat jawabannya jonathan yang ahli ekonomi. Nesare  From: 
GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 11:34 AM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya  Anda hanya melihat Debt to GDP, tetapi apakah anda sudah lihat 
DSR?Opini anda menyesatkan, seakan ok saja terus tambah utang karena Debt to 
GDP masih rendah (ini juga yg dikatakan Jokowi tempo hari dan ini menyesatkan) 
tetapi tidak melihat kemampuan bayar utang atawa DSR. ---In 
GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :


Sunny:Selagi kuasa Ayo utang untuk bayar utang  Gali lubang tutup lubang 
Bebankan generasi mendatang Sepanjang usia penanggung utangNesare: bung ada ide 
gimana bayar utang yang sudah terjadi? Juga gimana cara utk membangun ekonomi? 
Jonathan: Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?Nesare: maksud 
ente ini apa? Pemerintah ambil hutang terus dikorupsi atau dipakai utk pesta? 
Apa maksud ente “foya2” ini?Ente sudah baca belum datanya? Statistiknya gimana? 
Baca dulu sebelum sesumbar! Mbo iyem pinjem duit sejuta untuk beli grobak baru 
krn grobak lama sudah rusak, ente bilang foya2 ya??!!!. Mestinya gimana ya 
ngelola hutang ini? gak usah bayar ya, gak usah ambil hutang ya atau apa? Ente 
ini kan jagonya ngeritik dan bashing. Ini pendapat ane: hutang pemerintah 
memang naik. Ini karena samurai bond dan euro bond utk pendanaan APBN. Hutang 
swasta turun itu malah jelek. Bukan bagus. Artinya tidak ada pergerakan ekonomi 
atau ekonomi melesuh, pelaku takut dll. Ini sama pengertiannya dengan inflasi. 
Orang takut inflasi naik tetapi banyak yg gak ngerti bahwa ada inflasi itu 
artinya pergerakan ekonomi naik. Deflasi itu yg gak bagus krn ekonomi mandek. 
Kalau terlalu ekstrim keduanya jelek. Jadi naik turunnya inflasi dan deflasi 
itu ukuran bagus tidak bagus. Inflasi dan deflasi selalu terjadi dalam ekonomi. 
Bagaimana mengelola nya, itu yg lebih penting. Utang luar negeri U

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]

Ya anda telah memberikan DSR, lebih lengkapnya selain Tier 1 seperti dibawah 
juga Tier 2 naik banyak sekali "Sementara DSR Tier 2, pada kuartal II sebesar 
67,7 persen, atau naik dari Kuartal I yang sebesar 60,9 persen" dan itu jelas 
memprihatinkan sekali menunjukkan kemampuan bayar utang yang sangat rendah. 
Anda memberikan Debt to GDP ratio yg out of date itu buat apa selain menggiring 
opini masih ok masih kecil dibandingkan negara2 lain, btw Debt to GDP ratio 
akhir 2015 sudah meningkat jadi 33.1  bukan lagi 27 seperti data anda, sudah 
naik pesat sekali.
---In GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :

Sudah. Dan malahan sudah ane tulis begini: “Yang harus dilihat itu DSR/debt 
service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada penghitungan DSR bank 
dunia. DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus 
krn DSR naik dan ekspor turun.” Ente buta? Apa yang menyesatkan data dari Debt 
to GDP itu? Ente mau pake’ DSR utk bashing Jokowi ya??? Nih ane tanya: DSR 
sekarang memang tinggi. Tinggi itu consensus. Biasanya 0 – 20%. Tapi ada yg 
kasih standard 30%.Artinya apa?Kalau 1 negara DSR nya 5% apakah ekonominya 
bagus?Gimana kalau 10%, 20%, 30%, 34% dst? Ente ngerti ndak arti DSR itu 
sendiri. jangan kasih referensi lagi akh. Males bacanya. Kalau ente bisa jawab 
pertanyaan2 itu sudah bisa dimulai diskusinya. Kalau pertanyaan2 mendasar ini 
saja ente gak bisa jawab ya ane sebut lagi ente itu “cupat” dan “goblok”. Ayo 
mari kita rame2 lihat jawabannya jonathan yang ahli ekonomi. Nesare  From: 
GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 11:34 AM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya  Anda hanya melihat Debt to GDP, tetapi apakah anda sudah lihat 
DSR?Opini anda menyesatkan, seakan ok saja terus tambah utang karena Debt to 
GDP masih rendah (ini juga yg dikatakan Jokowi tempo hari dan ini menyesatkan) 
tetapi tidak melihat kemampuan bayar utang atawa DSR. ---In 
GELORA45@yahoogroups.com, <nesare1@...> wrote :

Sunny:Selagi kuasa Ayo utang untuk bayar utang  Gali lubang tutup lubang 
Bebankan generasi mendatang Sepanjang usia penanggung utangNesare: bung ada ide 
gimana bayar utang yang sudah terjadi? Juga gimana cara utk membangun ekonomi? 
Jonathan: Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?Nesare: maksud 
ente ini apa? Pemerintah ambil hutang terus dikorupsi atau dipakai utk pesta? 
Apa maksud ente “foya2” ini?Ente sudah baca belum datanya? Statistiknya gimana? 
Baca dulu sebelum sesumbar! Mbo iyem pinjem duit sejuta untuk beli grobak baru 
krn grobak lama sudah rusak, ente bilang foya2 ya??!!!. Mestinya gimana ya 
ngelola hutang ini? gak usah bayar ya, gak usah ambil hutang ya atau apa? Ente 
ini kan jagonya ngeritik dan bashing. Ini pendapat ane: hutang pemerintah 
memang naik. Ini karena samurai bond dan euro bond utk pendanaan APBN. Hutang 
swasta turun itu malah jelek. Bukan bagus. Artinya tidak ada pergerakan ekonomi 
atau ekonomi melesuh, pelaku takut dll. Ini sama pengertiannya dengan inflasi. 
Orang takut inflasi naik tetapi banyak yg gak ngerti bahwa ada inflasi itu 
artinya pergerakan ekonomi naik. Deflasi itu yg gak bagus krn ekonomi mandek. 
Kalau terlalu ekstrim keduanya jelek. Jadi naik turunnya inflasi dan deflasi 
itu ukuran bagus tidak bagus. Inflasi dan deflasi selalu terjadi dalam ekonomi. 
Bagaimana mengelola nya, itu yg lebih penting. Utang luar negeri ULN jangka 
pendek melambat kwartal II 2016 dibandingkan pada kuartal sebelumnya. Yang naik 
pemerintah. BI dan swasta turun. Ini kondusif dan menunjukkan kestabilan.Yang 
harus dilihat itu DSR/debt service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada 
penghitungan DSR bank dunia.DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 
37,28. Ini gak bagus krn DSR naik dan ekspor turun. Pemerintah harus mengelola 
hutang ini. bukan hanya ngurus hutang pemerintah saja. juga harus mikirin 
swasta. Seharusnya control hutang swasta lewat perusahaan yang export oriented. 
Eksport ini penting. Kawasan ekonomi yg berorientasi ekspor digalakkan. Pra 
sarana ditingkatkan. Jangan mati terus listriknya. Birokrasi dibenahi. Terutama 
korupsi diberantas.Dengan perlambatan ekonomi dunia seperti sekarang dan 
terutama eksport ke RRT turun parah, pemerintah harus mikirin gimana produk 
eksport lebih bisa dijual diluar negeri. Artinya industrialisasi diperlukan. 
Value added dipikirkan. Jangan eksport komoditas saja. lada jangan dieksport 
dalam bentuk raw. Masukin kebotol dan dijual dengan harga lebih mahal. Ini 
penambahan value added. Bantu eksportir. Buka jalur distribusi. Kedubes dan 
konsulat terutama bagian ekonomi dikasih kerjaan cari pelakunya siapa utk 
setiap produk disemua negara. Bikin list kasih ke asosiasi dagang lempar ke 
swasta. Ini bisa dipakai sbg sales lead. Kalau data ini ada, perusahaan akan 
bisa kerja. Ini k

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
Sudah. Dan malahan sudah ane tulis begini: “Yang harus dilihat itu DSR/debt 
service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu pada penghitungan DSR bank 
dunia. DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus 
krn DSR naik dan ekspor turun.”

 

Ente buta?

 

Apa yang menyesatkan data dari Debt to GDP itu?

 

Ente mau pake’ DSR utk bashing Jokowi ya???

 

Nih ane tanya:

 

DSR sekarang memang tinggi. Tinggi itu consensus. Biasanya 0 – 20%. Tapi ada yg 
kasih standard 30%.

Artinya apa?

Kalau 1 negara DSR nya 5% apakah ekonominya bagus?

Gimana kalau 10%, 20%, 30%, 34% dst?

 

Ente ngerti ndak arti DSR itu sendiri. jangan kasih referensi lagi akh. Males 
bacanya. Kalau ente bisa jawab pertanyaan2 itu sudah bisa dimulai diskusinya. 
Kalau pertanyaan2 mendasar ini saja ente gak bisa jawab ya ane sebut lagi ente 
itu “cupat” dan “goblok”.

 

Ayo mari kita rame2 lihat jawabannya jonathan yang ahli ekonomi.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 11:34 AM
To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini 
Penyebabnya

 

  

Anda hanya melihat Debt to GDP, tetapi apakah anda sudah lihat DSR?

Opini anda menyesatkan, seakan ok saja terus tambah utang karena Debt to GDP 
masih rendah (ini juga yg dikatakan Jokowi tempo hari dan ini menyesatkan) 
tetapi tidak melihat kemampuan bayar utang atawa DSR.

 

---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <nesare1@... 
<mailto:nesare1@...> > wrote :



Sunny:Selagi kuasa Ayo utang untuk bayar utang  Gali lubang tutup lubang 
Bebankan generasi mendatang Sepanjang usia penanggung utang

Nesare: bung ada ide gimana bayar utang yang sudah terjadi? Juga gimana cara 
utk membangun ekonomi?

 

Jonathan: Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?

Nesare: maksud ente ini apa? Pemerintah ambil hutang terus dikorupsi atau 
dipakai utk pesta? Apa maksud ente “foya2” ini?

Ente sudah baca belum datanya? Statistiknya gimana? Baca dulu sebelum sesumbar! 
Mbo iyem pinjem duit sejuta untuk beli grobak baru krn grobak lama sudah rusak, 
ente bilang foya2 ya??!!!. Mestinya gimana ya ngelola hutang ini? gak usah 
bayar ya, gak usah ambil hutang ya atau apa? Ente ini kan jagonya ngeritik dan 
bashing.

 

Ini pendapat ane: hutang pemerintah memang naik. Ini karena samurai bond dan 
euro bond utk pendanaan APBN. Hutang swasta turun itu malah jelek. Bukan bagus. 
Artinya tidak ada pergerakan ekonomi atau ekonomi melesuh, pelaku takut dll. 
Ini sama pengertiannya dengan inflasi. Orang takut inflasi naik tetapi banyak 
yg gak ngerti bahwa ada inflasi itu artinya pergerakan ekonomi naik. Deflasi 
itu yg gak bagus krn ekonomi mandek. Kalau terlalu ekstrim keduanya jelek. Jadi 
naik turunnya inflasi dan deflasi itu ukuran bagus tidak bagus. Inflasi dan 
deflasi selalu terjadi dalam ekonomi. Bagaimana mengelola nya, itu yg lebih 
penting.

 

Utang luar negeri ULN jangka pendek melambat kwartal II 2016 dibandingkan pada 
kuartal sebelumnya. Yang naik pemerintah. BI dan swasta turun. Ini kondusif dan 
menunjukkan kestabilan.

Yang harus dilihat itu DSR/debt service ratio terutama DSR Tier 1 yang mengacu 
pada penghitungan DSR bank dunia.

DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus krn DSR 
naik dan ekspor turun.

 

Pemerintah harus mengelola hutang ini. bukan hanya ngurus hutang pemerintah 
saja. juga harus mikirin swasta. Seharusnya control hutang swasta lewat 
perusahaan yang export oriented. Eksport ini penting. Kawasan ekonomi yg 
berorientasi ekspor digalakkan. Pra sarana ditingkatkan. Jangan mati terus 
listriknya. Birokrasi dibenahi. Terutama korupsi diberantas.

Dengan perlambatan ekonomi dunia seperti sekarang dan terutama eksport ke RRT 
turun parah, pemerintah harus mikirin gimana produk eksport lebih bisa dijual 
diluar negeri. Artinya industrialisasi diperlukan. Value added dipikirkan. 
Jangan eksport komoditas saja. lada jangan dieksport dalam bentuk raw. Masukin 
kebotol dan dijual dengan harga lebih mahal. Ini penambahan value added. Bantu 
eksportir. Buka jalur distribusi. Kedubes dan konsulat terutama bagian ekonomi 
dikasih kerjaan cari pelakunya siapa utk setiap produk disemua negara. Bikin 
list kasih ke asosiasi dagang lempar ke swasta. Ini bisa dipakai sbg sales 
lead. Kalau data ini ada, perusahaan akan bisa kerja. Ini kelemahan perusahaan 
Indonesia. Makanya mereka selalu eksportnya ke singapura dan hongkong yang 
eksport lagi kenegara2 maju lainnya di USA, eropa dll.

Kalau DSR naik, ujung2nya kurs rupiah akan melemah terus dan balance sheet 
perdagangan luar negeri akan anjlok.

 

 
<http://www.bi.go.id/en/iru/economic-data/external-debt/Documents/SULNI-OKTOBER-2016.pdf>
 
http://www.bi.go.id/en/iru/economic-data/external-debt/Documents/SULNI-OKTOBER-2016.pdf

 

Posisi Utang Luar Negeri Menurut K

Re: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
Joko Widodo itu manusia jujur. Tidak ada yang terlewatkan, 
seluruh janji sudah dipenuhinya dengan pasti.
JOKOWI MUJUR

--- lusi_d@... wrote:
Selagi kuasa
Ayo utang untuk bayar utang 
Gali lubang tutup lubang
Bebankan generasi mendatang
Sepanjang usia penanggung utang

Am 17 Oct 2016 18:27:24 -0700
schrieb jonathangoeij@...:

> Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?
> 
> ---
> "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk
> mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke luar negeri,"
> tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya
> kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli
> masyarakat yang lemah. ...
> http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
> 
> Home http://www.republika.co.id/ > Ekonomi
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi > Keuangan
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan Tuesday, 18 October
> 2016, 06:28 WIB Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
> Penyebabnya Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
> 
> 
> REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi
> Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tercatat sebesar
> 323,0 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). ULN sektor
> publik atau pemerintah tumbuh 19,2 persen (yoy), sementara ULN sektor
> swasta melambat 3,9 persen (yoy). Ekonom Indef Eko Listiyanto
> menjelaskan, dalam kondisi pelemahan ekonomi saat ini merupakan hal
> yang wajar apabila pemerintah menambah utang. "Kalau pelemahan
> ekonomi kayaknya sekarang, wajar ada utang. Sektor publik naik karena
> pemerintah butuh dana, makanya mengeluarkan global bonds lagi," ujar
> Eko pada Republika, Selasa (18/10). Apalagi saat ini penerimaan pajak
> di luar pengampunan pajak turun, sehingga terjadi shortfall yang
> besar dalam penerimaan pajak. Padahal pemerintah diharuskan menjaga
> defisit di bawah tiga persen. "Mau nggak mau, karena pendanaan yang
> paling gampang untuk mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke
> luar negeri," tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak
> adanya kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya
> beli masyarakat yang lemah. Menurut Eko, justru pemerintah yang lebih
> ekspansif. Kalau pemerintah menarik utang lebih banyak ke pasar uang,
> swasta akan sulit untuk mengeluarkan obligasi. "Karena kalau mau
> jualan dibandingkan pemerintah pasti lebih laku pemerintah. Akhirnya
> kalau kau menjual obligasi mereka harus meningkatan suku bunga supaya
> lebih menarik,"tuturnya. Tidak adanya ekspansi ini menandai rendahnya
> kebutuhan impor. Sehingga impor tercatat turun. "Jadi memang artinya
> wajar, di ekonomi kita yang lemah saat ini, ditandai dengan adanya
> masalah di swasta kita. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita mungkin
> tidak tercapai sesuai proyeksi pemerintah," katanya. 
> 
> 
> 



   

RE: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik nesa...@yahoo.com [GELORA45]
pang 229, belgia 106, USA 104, perancis
96, kanada 91, inggris 89, RRT 44. Di asean: singapura 104, Malaysia 54,
Vietnam 51,

Filipina 45, Thailand 44, laos 44.

 

Ngerti enggak baca data ini?

 

Itu sedikit dulu,

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 5:05 AM
To: jonathango...@yahoo.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>;
GELORA45@yahoogroups.com; nasional-l...@yahoogroups.com
Subject: Re: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
Penyebabnya

 

  

Selagi kuasa
Ayo utang untuk bayar utang 
Gali lubang tutup lubang
Bebankan generasi mendatang
Sepanjang usia penanggung utang

Am 17 Oct 2016 18:27:24 -0700
schrieb "jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
<mailto:jonathango...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >:

> Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?
> 
> ---
> "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk
> mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke luar negeri,"
> tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya
> kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli
> masyarakat yang lemah. ...
>
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-
luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
>
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-
luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
> 
> Home http://www.republika.co.id/ > Ekonomi
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi > Keuangan
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan Tuesday, 18 October
> 2016, 06:28 WIB Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
> Penyebabnya Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
> 
> 
> 
> 
> 
> REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi
> Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tercatat sebesar
> 323,0 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). ULN sektor
> publik atau pemerintah tumbuh 19,2 persen (yoy), sementara ULN sektor
> swasta melambat 3,9 persen (yoy). Ekonom Indef Eko Listiyanto
> menjelaskan, dalam kondisi pelemahan ekonomi saat ini merupakan hal
> yang wajar apabila pemerintah menambah utang. "Kalau pelemahan
> ekonomi kayaknya sekarang, wajar ada utang. Sektor publik naik karena
> pemerintah butuh dana, makanya mengeluarkan global bonds lagi," ujar
> Eko pada Republika, Selasa (18/10). Apalagi saat ini penerimaan pajak
> di luar pengampunan pajak turun, sehingga terjadi shortfall yang
> besar dalam penerimaan pajak. Padahal pemerintah diharuskan menjaga
> defisit di bawah tiga persen. "Mau nggak mau, karena pendanaan yang
> paling gampang untuk mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke
> luar negeri," tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak
> adanya kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya
> beli masyarakat yang lemah. Menurut Eko, justru pemerintah yang lebih
> ekspansif. Kalau pemerintah menarik utang lebih banyak ke pasar uang,
> swasta akan sulit untuk mengeluarkan obligasi. "Karena kalau mau
> jualan dibandingkan pemerintah pasti lebih laku pemerintah. Akhirnya
> kalau kau menjual obligasi mereka harus meningkatan suku bunga supaya
> lebih menarik,"tuturnya. Tidak adanya ekspansi ini menandai rendahnya
> kebutuhan impor. Sehingga impor tercatat turun. "Jadi memang artinya
> wajar, di ekonomi kita yang lemah saat ini, ditandai dengan adanya
> masalah di swasta kita. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita mungkin
> tidak tercapai sesuai proyeksi pemerintah," katanya. 
> 
> 
> 





Re: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini Penyebabnya

2016-10-18 Terurut Topik 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
Selagi kuasa
Ayo utang untuk bayar utang 
Gali lubang tutup lubang
Bebankan generasi mendatang
Sepanjang usia penanggung utang



Am 17 Oct 2016 18:27:24 -0700
schrieb "jonathango...@yahoo.com [GELORA45]" :

> Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?
>   
>  ---
>  "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk
> mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke luar negeri,"
> tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya
> kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli
> masyarakat yang lemah. ...
> http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
>   
>  Home http://www.republika.co.id/ > Ekonomi
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi > Keuangan
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan Tuesday, 18 October
> 2016, 06:28 WIB Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
> Penyebabnya Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
> 
>  
> 
>  
> 
>  REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi
> Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tercatat sebesar
> 323,0 miliar dolar AS,  tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). ULN sektor
> publik atau pemerintah tumbuh 19,2 persen (yoy), sementara ULN sektor
> swasta melambat 3,9 persen (yoy). Ekonom Indef Eko Listiyanto
> menjelaskan, dalam kondisi pelemahan ekonomi saat ini merupakan hal
> yang wajar apabila pemerintah menambah utang. "Kalau pelemahan
> ekonomi kayaknya sekarang, wajar ada utang. Sektor publik naik karena
> pemerintah butuh dana, makanya mengeluarkan global bonds lagi," ujar
> Eko pada Republika, Selasa (18/10). Apalagi saat ini penerimaan pajak
> di luar pengampunan pajak turun, sehingga terjadi shortfall yang
> besar dalam penerimaan pajak. Padahal pemerintah diharuskan menjaga
> defisit di bawah tiga persen. "Mau nggak mau, karena pendanaan yang
> paling gampang untuk mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke
> luar negeri," tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak
> adanya kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya
> beli masyarakat yang lemah. Menurut Eko, justru pemerintah yang lebih
> ekspansif. Kalau pemerintah menarik utang lebih banyak ke pasar uang,
> swasta akan sulit untuk mengeluarkan obligasi. "Karena kalau mau
> jualan dibandingkan pemerintah pasti lebih laku pemerintah. Akhirnya
> kalau kau menjual obligasi mereka harus meningkatan suku bunga supaya
> lebih menarik,"tuturnya. Tidak adanya ekspansi ini menandai rendahnya
> kebutuhan impor. Sehingga impor tercatat turun. "Jadi memang artinya
> wajar, di ekonomi kita yang lemah saat ini, ditandai dengan adanya
> masalah di swasta kita. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita mungkin
> tidak tercapai sesuai proyeksi pemerintah," katanya. 
> 
>  
>