Pada suatu hari Resi narada menghadap Tuhan. Tuhan bertanya kepadanya, “Narada, dalam penjelajahanmudi alam ini, apakah engkau menemukan rahasia ciptaan? Mengertikah engkau rahasia yang ada di balik alam ini? Dari segala ciptaan itu manakah yang paling penting? Ke mana pun engkau memandang,kaulihat lima unsur yang hebat yaitu tanah, air, api, udara dan ether. Menurut pendapatmu, manakah diantaranya yang menduduki tempat utama?” Narada berpikir sejenak kemudian menjawab “Ya Tuhan, unsur yang paling padat, besar, dan paling penting tentunya tanah”. Tuhan menjawab, “Bagaimana mungkin tanah yang paling besar kalau tiga per empat bagian tanah bumi ini tertutup air, dan hanya seperempat saja yang merupakan daratan. Tanah sebesar itu ditelan oleh air. Manakah yang lebih besar, yag ditelan atau yang menelannya?” Narada mengatakan bahwa air patilah lebih besar karena telah menelan tanah bumi.
Tuhan melanjutkan pertanyaan-Nya. Bliau berkata, “Tetapi Narada, cerita kuno mengatakan bahwa ketika setan-setan bersembunyi dalam air, Resi Agasthya datang untuk mencari mereka dan ia menelan seluruh samudra dengan sekali teguk saja. Manakah yang kau anggap lebih besar, Agasthya atau samudra?” Narada setuju bahwa Agasthya pasti lebih besar daripada samudra yang ditelannya. “Tetapi,” kata Tuhan lagi, ‘ketika Agasthya meninggalkan raganya, ia menajdi bintang kutub di angkasa. Tokoh seagung Agasthya sekarang hanya tampak sebagai sebuah bintang kecil di langit yang amat luas. Lalu manakah yang lebih besar menurut pendapatmu, Agasthya atau lagit?” Narada menjawab, Swami, tentu langit lebih besar daripada Agasthya. “Kemudian Tuhan bertanya, “Namun, kita tahu bahwa ketika Yang Mahakuasa menjelma sebagai Avatara Vamana, Beliau menginjakkan satu kaki di atas bumi dan langit. Menurut pendapatmu manakah yang lebih besar, kaki Tuhan, atau angkasa?” “Oh, tentu kaki Tuhan lebih besar,” jawab Narada. Lalu Tuhan bertanya kembali, “Bisa kaki-Nya saja demikian besar, bagaimana wujud-Nya yang tak terhingga?” Sekarang Narada merasa bahwa ia sudah sampai pada suatu kesimpulan. “Ya”, katanya dengan riang, “Tuhanlah yang terbesar. Ia Mahabesar tak terhingga. Dalam alam semesta ini tidak ada yang lebih besar daripada Dia”. Tetapi Tuhan masim mempunyai satu pertanyaan lagi. “Bagaimana dengan bhakta yang dapat ‘mengurung’ Tuhan yang Mahabesar itu dalam hatinya. Sekarang katakan kepada-Ku, Narada, siapakah yang lebih besar, bahkta yang, ‘mengurung’ Yang Mahakuasa, atau Yang Mahakuasa yang ‘dikurung’ oleh bakta di dalam hatinya?” Narada harus mengakui bahwa bhakta lebih ‘besar’ daripada Yang Mahakuasa dan karena itu bhakta harus lebih diutamakan dari segala-galanya, bahkan melebihi Yang Mahakuasa. -- Quote: ** In this age of Aquarius, science will become religious, and religion will become scientific. Disagreements between science and religion will come to an end, and people will begin to comprehend that both spirit and matter are derived from the same source, and are only modifications of the One Universal Energy ** **** Sharing File Audio-Video-Software-Manual Meditasi di : http://tiny.cc/huarchive **** List events inisiasi di group HU & registrasi di : http://tiny.cc/huevents **** To unsubscribe from this group, send email to harmonisasi-universal+unsubscribegooglegroups.com or reply to this email with the words "REMOVE ME" as the subject.