*~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
 {  Sila lawat Laman Hizbi-Net -  http://www.hizbi.net     }
 {        Hantarkan mesej anda ke:  [EMAIL PROTECTED]         }
 {        Iklan barangan? Hantarkan ke [EMAIL PROTECTED]     }
 *~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
          PAS : KE ARAH PEMERINTAHAN ISLAM YANG ADIL
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Menelusuri Kelompok Islam Sempalan (3)

Jamaah Pengelana dan Laskar Jihad
Reporter: Solahudin
detikcom - Jakarta, Ada dua aliran dari Timur Tengah
yang kehadirannya selalu dicurigai. Yang pertama,
karena menjalankan prinsip khuruz mereka tampak dakwah
di mana-mana. Yang kedua, karena penafsiran yang ketat
terhadap ajaran Islam, mereka cenderung radikal.
Itulah Laskah Jihad Ahlusunnah Waljamaah.

Jamaah Tablig alias Kaum Pengelana

Inilah jamaah kaum pengelana. Anggota Jamaah Tablig
(JT) berkelana ke berbagai penjuru Nusantara. Hanya
satu tujuannya, mengajak ummat ke jalan Allah. Jamaah
ini berdiri 1930, di kota Sahar Nufur, anak benua
India. Pendirinya, Muhammad Ilyas bin Shekh Muhammad
Ismail, adalah ulama kelahiran desa Kendahlan, Sahar
Nufur. Kini, tabligh berpusat di Nizamuddin, India.

Prinsip pokok ajaran Tabligh ada enam: syahadat,
salat, ilmu dan zikir, memuliakan kaum muslimin,
ikhlas dan jujur, dan, yang terakhir , khuruz fi
sabillillah atau berdakwah ke luar.

Jamaah Tablig masuk pertama kali ke Indonesia pada
1952, di bawa rombongan dari India yang dipimpin oleh
Miaji Isa. Namun gerakan ini mulai marak pada awal
1970-an.

Sekarang JT berpusat di sebuah mesjid tua Kebon Jeruk,
Jakarta. JT sendiri dikomandani oleh tujuh orang yang
duduk dalam majelis syuro JT Indonesia. Mereka adalah:
H. Ahmad Zulfaqar, H Cecep Firdaus, Muhammad
Muslihuddin, DR AA Noor, Syamsuddin Abdullah, Ir.
Aminuddin Noor, dan M Sani Ilyas.

Berbeda dengan IM yang menerapkan sistem rekrutmen
anggota yang sangat ketat, JT menerapkan keanggotaan
yang sangat longgar, siapa saja boleh bergabung dan
keluar secara suka rela. Meskipun tak bergerak
sembunyi-sembunyi JT kerapkali disalah mengerti dan
dicurigai. “Dianggap gerakan sesat lah, dianggap
gerakan yang ingin mendirikan negara Islam, seringkali
jadi tuduhan-tuduhan yang sering kita terima,” ujar
Yanto, anggota JT di Bandung.

Padahal, JT sendiri punya aturan tak boleh
memperbincangkan persoalan politik. “Alasannya, karena
tujuan dakwah itu menyatukan ummat. Sementara politik
itu cendrung memecah belah ummat,” kata Zulfaqar,
pensiunan Angkatan Darat berpangkat Letkol kepada
majalah Suara Hidayatullah.

Nah, khuruz inilah yang jadi ciri utama Tabligh- yang
maksudnya adalah dakwah ke luar. Menurut ajaran JT,
paling tidah, khuruz harus dilakukan selama 40 hari
seumur hidup. Selama khuruz, dalam kelompok 5-15
orang, mereka meninggalkan rumah dan berdakwah
mengajak orang untuk mengamalkan ajaran ritual Islam.

Dengan mengelompok di satu mesjid, di satu wilayah,
mereka menyebar dakwah ke sudut-sudut kota atau
desa-desa. Mereka tak enggan untuk berdakwah ke
tempat-tempat yang sering dijadikan praktek maksiat.
Sebut saja, ke lokasi-lokasi permainan bola sodok,
karaoke dan bahkan ke lokalisasi WTS.

Mereka juga menyebrang samudera dari Indonesia ke
negeri-negeri Jiran, hingga Malaysia bahkan Banglades.


Salafy dan Laskar Jihad

Gerakan paling bungsu dari Timur Tengah yang masuk ke
Indonesia adalah gerakan salafy. Sejarah gerakan ini
berawal berawal dari Muhamad bin Abdul Wahab yang
lahir di Uyainah, sebuah desa di Riyadh, Saudi Arabia.


Gerakan Wahabi, aslinya, sempat menghancurkan
makam-makam penting di Timur Tengah, lantaran dianggap
kerap digunakan sebagai tempat syirik, menyekutukan
Tuhan. Gerakan salafy sendiri sebenarnya adalah
reaktualisasi dari ajaran Syekh Abdul Wahab yang
dianggap hujah ajarannya, kurang sempurna karena
banyak memakai hadits dhaif. Tokohnya adalah Nashrudin
Al-Albani salah seorang tokoh ahli hadits.

Secara prinsip gerakan salafy memang tak berbeda
banyak dengan gerakan wahabi. Misalnya, amat ketat
dalam hal tauhid. Jadi, dengan penekanan untuk
memurnikan tauhid, mereka bersikap tegas terhadap
hal-hal yang dianggap syirik. Misalnya, meminta doa di
kuburan dan menganggap seagai bid’ah. Takheran bila
tasawuf pun dianggap sesat.

Gerakan salafy ini berkembang di Indonesia di awal
1990-an. Sebagaimana gerakan Ikwanul Muslimin, gerakan
ini dibawa oleh para sarjana alumni Timur Tengah
khususnya yang bersekolah di Universitas-universitas
di Arab Saudi dan Kuwait.

Di Indonesia gerakan salafy ini berkembang cukup pesat
di berbagai kota di Jawa, seperti Yogyakarta, Bandung,
Bangil dan lain-lain. Gerakan Salafy ini mendirikan
pesantren-pesantren Salaf dan di sana kitab-kitab yang
ditulis oleh orang Salafy seperti Nashrudin Al Bani,
Abdullah bin Baz dikaji secara serius.

Namun di Indonesia jamaah salafy ini pecah jadi dua.
Satu kelompok yang merujuk kepada gerakan Salafy di
Kuwait, sekarang tokoh Salafy Kuwait ini adalah Abu
Nida dan Yazid Jawash. Sementara kelompok Salafy yang
berkiblat ke Arab Saudi imamnya adalah Jaf’ar Umar
Thalib, alumni pesantren Persis Bangil yang kemudian
melanjutkan sekolah ke Maududi Institute di Lahore
Pakistan.

Nama Jaf’ar Umar Thalib sendiri naik daun setelah dia
memimpin Laskar Jihad untuk berperang ke Maluku.
Urusan perang memang bukan urusan yang asing buat
Jaf’at Umar Thalib. Pasal Jaf’ar Umar adalah veteran
perang Afghanistan pada tahun 1987-1989.

Nah, keputusan kelompok salafy untuk berjihad ini ke
Ambon keluar setelah keluar fatwa dari salah seorang
tokoh Salaf di Yaman, Syaikh Muqbil Bin Had Al Wadi’i
pada awal 2000 lalu yang menyatakan bahwa jihad di
Maluku wajib hukumnya.

Kelompok Salafy sendiri sangat anti demokrasi.
“Indonesia sedang dirundung malang oleh malapetaka
demokrasi yang sangat menjunjung tinggi apa yang
dinamakan kedaulatan rakyat,” tulis Jafar Umar dalam
majalah Salafy.

Apa salahnya kedaulatan rakyat? Menurut Jaf’ar, ini
bisa dilihat dengan menggunakan parameter beberapa
prinsip politik Islam. Parameter itu antara lain,
“Pertama, kekuasaan hanya milik Allah dan bukan milik
rakyat. Kedua, hukum yang sah berlaku hanyalah hukum
Allah dan rosulnya walaupun bertentangan dengan
mayoritas rakyat. Ketiga, tidak boleh tunduk kepada
suara mayoritas, tetapi hanya tunduk kepada hukum
Allah” tegas Ja’far. (diks)





____________________________________________________________
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.co.uk address at http://mail.yahoo.co.uk
or your free @yahoo.ie address at http://mail.yahoo.ie

 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 ( Melanggan ? To : [EMAIL PROTECTED]   pada body : SUBSCRIBE HIZB)
 ( Berhenti ? To : [EMAIL PROTECTED]  pada body:  UNSUBSCRIBE HIZB)
 ( Segala pendapat yang dikemukakan tidak menggambarkan             )
 ( pandangan rasmi & bukan tanggungjawab HIZBI-Net                  )
 ( Bermasalah? Sila hubungi [EMAIL PROTECTED]                    )
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pengirim: =?iso-8859-1?q?hadi=20hadad?= <[EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke