*~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
 {  Sila lawat Laman Hizbi-Net -  http://www.hizbi.net     }
 {        Hantarkan mesej anda ke:  [EMAIL PROTECTED]         }
 {        Iklan barangan? Hantarkan ke [EMAIL PROTECTED]     }
 *~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
          PAS : KE ARAH PEMERINTAHAN ISLAM YANG ADIL
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Menelusuri Kelompok Islam Sempalan (4)

NII dan AMIN, Made In Indonesia
Reporter: Solahudin
detikcom - Jakarta, Ada dua kelompok Islam sempalan
bikinan orang Indonesia sendiri. Keduanya, belakangan
ini sangat populer, yakni AMIN dan NII. Dulu, mereka
sering dijadikan kambing hitam oleh aparat keamanan,
khususnya Angkatan Darat dan polisi. Benarkah mereka
eksis?

Negara Islam Indonesia alias N Sebelas

Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo sudah dikukum mati,
tapi warisannya tetap eksis. Gerakan Negara Islam
Indonesia (NII) ternyata tak bisa ditumpas. Hingga
sekarang NII tetap aktif bergerilya untuk
mengembalikan berdirinya negara Islam.

Nah, untuk kembali mendirikan NKA NII (Negara Karunia
Allah Negara Islam Indonesia, yang sebenarnya pernah
eksis pada 1949 dan ditumpas oleh pemerintah Indonesia
pada 1962, gerakan ini menerapkan tiga tahapan
perjuangan yang diadaptasi dari sejarah perjuangan
Rasulullah.

Pertama, amanu, inilah tahap pembinaan aqidah. Dalam
tahap ini NII mendidik kadernya untuk mempunyai
keimanan yang kuat. Kedua, hajaru, atau hijrah. Hijrah
dari sistem kufur ke sistem Islam. Oleh kelompok ini
hijrah berarti bergabung dengan shaf atau barisan yang
menghimpun muhajirin untuk berjihad di jalan Allah.
Nah, barisan itu tak lain dan tak bukan adalah NII.
Terakhir adalah jahadu, atau berjihad untuk menegakan
sistem Islam dengan berdirinya NKA NII.

Namun kini NII tak lagi satu. Gerakan yang sering
disebut N Sebelas ini pecah berantakan lebih dari
sebelas faksi. Setidaknya ada 14 Faksi. Diantaranya
Faksi Kyai Masduki, Faksi Tahmid (anak Kartosoewirjo),
Faksi Abdul Fatah Wiranagapati, Faksi Abdullah
Sungkar, Faksi Mahfud Sidik, Faksi Kadar Solihat.
Faksi Aceh, Faksi Sulsel, Faksi Madura, Faksi KW-7,
Faksi KW-9, Faksi Adah Zaelani, Faksi AL-Chaidar dan
beberapa lagi.

Secara garis besar ke-empat belas faksi ini bisa
dimasukan kedalam dua kelompok. Pertama, fillah,
kelompok yang orientasi perjuangan secara damai,
seperti faksi Kadar Solihat. Bagi kelompok fillah,
ummat Islam di Indonesia belum siap untuk menerima
syariat Islam. Sebagai langkah awal, memperjuangkan
dikembalikannya Piagam Jakarta saja sudah sangat
bermankan. “Tak ada akar rotan pun jadi,” ujar Dikdik,
aktivis NII dari garis fillah.

Sementara kelompok kedua, adalah NII garis keras yang
dikenal dengan sebutan kelompok sabilillah yang punya
orientasi perjuangan bersenjata, seperti faksi Tahmid.


Nah, faksi-faksi sabilillah inilah yang paling banyak
menampung para alumni veteran perang Afganistan dan
Moro. Ihwal pengiriman para aktivis NII ke
kancah-kancah peperangan itu, selain untuk berjihad
juga sebagai tempat latihan perang alias universitas
jihad. Pangkalnya di negeri sendiri, hampir mustahil
melakukan latihan angkat senjata. Apalagi di zaman
Suharto yang amat ketat mengawasi kelompok-kelompok
Islam ini.

Bedanya dengan kelompok-kelompok Islam lainnya di
Indonesia, NII tak hanya mengakar di kampus tapi juga
di kalangan masyarakat biasa. Pasalnya, NII masih
punya basis massa tradisional yang kuat di beberapa
daerah. Potensi ini tak dimiliki oleh IM, HT atau pun
Salafy yang hanya mendapat dukungan dari kalangan
kampus dan perkotaan.

Meski pun Soeharto telah jatuh, hingga kini NII tetap
bergerak di bawah tanah. Pola rekrutmen anggotanya
melalui halaqah-halaqah yang berjalan secara intens
dan tertutup. Maksudnya, dilakukan dengan sistem sel.
Pola hubungan antara aktivis diatur dalam sebuah
strata yang ketat dan mnggunakan pola patron-klien.

Seorang anggota baru tak serta merta mengetahui siapa
gerangan pemimpin mereka yang sebenarnya. Ia hanya
kenal orang yang merekrutnya. Baru setelah keanggotaan
mereka cukup lama dan dinilai memiliki nilai-nilia dan
sikap yang selaran dengan ajaran Islam, anggota baru
itu tahu lebih banyak tentang organisasinya.


AMIN atau Aliansi Mujahidin Islam Nusantara

Dua tahun belakangan ini, nama AMIN (Aliansi Mujahidin
Islam Nusantara) sempat jadi lakon pemberitaan di
media massa. Kelompok ini dituduh terlibat dalam kasus
pembacokan Matori Abdul Jalil, pemboman sebuah wartel,
perampokan BCA di Jl. Hayam Wuruk bahkan disebut-sebut
terlibat dalam pemboman mesjid Istiqlal. Namun sayang
polisi gagal mengungkap soal AMIN, akibatnya
masyarakat memandang AMIN sekedar kelompok fiktif
bikinan polisi.

Namun berdasarkan penelusuran sementara ini,
menunjukan bahwa kelompok ini eksis. Menurut sumber,
AMIN ini awalnya didirikan oleh Kiai Syamsuri Abdul
Mazid yang terkenal karena dianggap sebagai penjelmaan
Qahar Muzakar.

Awalnya AMIN singkatan Angkatan Muslim Indonesia.
Namun di tengah jalan, bergabung kelompok yang
menamakan diri kelompok Kompi Abu Bakar dipimpin oleh
Yoyok (bukan Yoyok yang yangmeninggaldalam kasus
ledakan bom di Pangandaran Sukabumi). Kompi Abu Bakar
ini mengaku punya pasukan berjumlah 3.000 orang
tentara alumni Moro.

Nah Yoyok kemudian memaksa Kyai Syamsuri untuk
mengubah gerakan Angkatan Muslim Indonesia yang
awalnya cendrung gerakan tarekat, menjadi gerakan
jihad untuk menegakan hukum Islam di Indonesia.

Dalam perbincangan dengan Kyai Syamsuri tersebut,
kabarnya Yoyok juga menyampaikan rencana perampokan
terhadap bank BCA untuk mengumpulkan dana buat beli
senjata. Namun ajakan itu ditolak Kyai Syamsuri. Yoyok
sendiri lantas menamakan kelompoknya Angkatan
Mujahiddin Islam Nusantara (AMIN).

Dalam merekrut anggota Yoyok dan kawan-kawannya
biasanya mempengaruhi para aktivis Islam atau
orang-orang Islam di sekitarnya dengan mengatakan,
bahwa Islam di Indonesia sedang terancam oleh
orang-orang Kristen dan Komunis. Benny Moerdani telah
mempersiapkan pasukan terlatih yang setiap saat siap
menyerang orang Islam. Mereka adalah pasukan yang
terdiri dari orang-orang Ambon dan dilatih di Gunung
Salak, Bogor, Jawa barat.

Untuk menyakinkan para aktivis Islam ini Yoyok
biasanya memperlihatkan foto-foto aktivitas pasukan
Boeny Moerdani yang sedang latihan di Gunung Salak.
Tak diketahui apakah foto itu benar-benar asli atau
sekedar hasil teknik montase.

Para aktivis kelompok AMIN ini biasanya memprovokasi
orang yang akan direkrutnya untuk menyerang duluan
sebelum pasukan Boeny bergerak. Untuk itu mereka perlu
uang buat beli senjata. Nah, uang itu bisa didapat
dengan cara merampok bank-bank dan itu dihalalkan
karena bank-bank itu adalah institusi ekonomi yang
bathil karena menerapkan sistem riba. Belakangan
setelah kasus BCA, Yoyok melarikan di ke Malaysia.
(diks)




____________________________________________________________
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.co.uk address at http://mail.yahoo.co.uk
or your free @yahoo.ie address at http://mail.yahoo.ie

 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 ( Melanggan ? To : [EMAIL PROTECTED]   pada body : SUBSCRIBE HIZB)
 ( Berhenti ? To : [EMAIL PROTECTED]  pada body:  UNSUBSCRIBE HIZB)
 ( Segala pendapat yang dikemukakan tidak menggambarkan             )
 ( pandangan rasmi & bukan tanggungjawab HIZBI-Net                  )
 ( Bermasalah? Sila hubungi [EMAIL PROTECTED]                    )
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pengirim: =?iso-8859-1?q?hadi=20hadad?= <[EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke