40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA -- JUMAT, 11 MEI 2018

PENERJEMAHAN ALKITAB SEJAK JOHN WYCLIFFE

Penerjemahan Alkitab bahasa Inggris abad ke-14 yang diinspirasi dan diatur oleh 
John Wycliffe itu terbatas penjangkauannya. Dan, meskipun terjemahannya tidak 
menghasilkan suatu reformasi di Inggris tanpa bantuan, terjemahan itu 
mempersiapkan banyak orang untuk terjadinya gerakan tersebut satu abad kemudian.

Dengan adanya penemuan mesin cetak sekitar tahun 1450, salinan naskah Alkitab 
tulisan tangan yang terbatas dan memakan biaya besar, seperti pada zaman 
Wycliffe, digantikan dengan banyak edisi Kitab Suci yang relatif tidak mahal. 
Gereja tidak lagi berisikan “bidah” dari para pejuang Reformasi. Pada tahun 
1500, muncullah teks Alkitab Vulgata bahasa Latin yang dicetak, diikuti dengan 
terjemahan Alkitab cetak dalam bahasa Jerman, Italia, Katalan, dan Ceko. Firman 
Tuhan dalam bahasa lokal orang-orang pun tersebar.

Setelah Zaman Renaissans, penerbitan seluruh Perjanjian Lama dalam bahasa 
Ibrani pada tahun 1487 dan Perjanjian Baru bahasa Yunani edisi Erasmus pada 
tahun 1516, terjemahan Reformasi Luther dalam bahasa Jerman pada tahun 1522, 
dan Tyndale dalam bahasa Inggris pada tahun 1526 dibuat berdasarkan bahasa 
asli, bukan versi Vulgata bahasa Latin dari gereja.

Terjemahan Luther menjadi contoh untuk terjemahan-terjemahan oleh para 
penerusnya ke dalam bahasa Denmark, Swedia, Islandia, dan Finlandia. Terjemahan 
Tyndale memulai era terjemahan yang intensif dan penerbitan Alkitab yang 
mengubah jalannya sejarah Inggris. Salah satu versi, Geneva Bible, menembus 200 
edisi, dengan satu edisi atau lebih setiap tahun selama 56 tahun berturut-turut.

Versi King James pada tahun 1611 menjadi label bidang itu selama dua setengah 
abad, dan merupakan dasar untuk versi-versi English Revised, American Standard, 
dan Revised Standard. Antara tahun 1611 dan 1946, lebih dari 500 terjemahan 
berbeda dari setidaknya satu kitab di Alkitab telah diterbitkan dalam bahasa 
Inggris.

Antusiasme penerjemahan Alkitab yang diawali dengan Reformasi terbatas hanya 
dalam bahasa-bahasa Eropa. Dari 34 bahasa yang menerima terjemahan Alkitab 
selama 275 tahun ke depan, tiga perempat dari mereka adalah bahasa-bahasa 
Eropa. Ini pun terus ditentang oleh gereja. Luther dikucilkan, Tyndale dipaksa 
keluar benua. Alkitab-Alkitab dalam bahasa Perancis, Spanyol, dan Portugis 
harus diproduksi di luar negara asal mereka.

Reformasi gagal memberikan visi misionaris untuk penerjemahan ke dalam 
bahasa-bahasa non-Eropa. Gereja-gereja Protestan melihat ke dalam diri mereka 
sendiri, dan mapan menikmati firman Tuhan dalam bahasa mereka sendiri. 
Mayoritas percaya bahwa Amanat Agung adalah untuk rasul-rasul abad pertama saja.

Era eksplorasi dan kolonialisme pada abad ke-15 sampai abad ke-17 utamanya 
merupakan ekspansi Eropa Romawi. Golongan biarawan/biarawati Katolik, khususnya 
kaum Jesuit, menjadi golongan yang melakukan pekerjaan misi gereja. Penggunaan 
Kitab Suci dibatasi untuk pendeta dan dalam bahasa Latin. Terjemahan 
bagian-bagian dalam liturgi, seperti Doa Bapa Kami, dibuat dalam beberapa 
bahasa, tetapi tidak ada terjemahan bagian-bagian dari Kitab Suci untuk Katolik 
sebelum tahun 1800.

Mulai abad ke-17, negara-negara Eropa Protestan ikut serta dalam ekspansi ke 
luar negeri. Terjemahan Kitab Suci pertama dalam bahasa non-Eropa untuk tujuan 
penginjilan adalah Kitab Injil Matius dalam bahasa Melayu, dibuat oleh direktur 
Dutch East Indies Company pada tahun 1629. Seluruh Alkitab dalam bahasa baru 
untuk tujuan misionaris yang pertama adalah karya John Eliot dari Inggris dalam 
bahasa Massachusetts di Amerika pada tahun 1663. Ziegenbalg, seorang misionaris 
Denmark, menerjemahkan Perjanjian pertama dalam sebuah bahasa India pada tahun 
1717.

Misi dan Penerjemahan

Akan tetapi, penekanan kaum Protestan pada Kitab Suci untuk kaum awam dalam 
bahasa mereka sendiri tidak berkembang ke dalam penerjemahan perintis yang 
agresif ke dalam bahasa-bahasa yang lain, sampai orang-orang percaya Eropa 
membangkitkan tanggung jawab misionaris mereka ke seluruh dunia.

William Carey, yang sangat tergerak setelah membaca laporan Count Zinzendorf 
dan para misionaris Moravia, mengikuti teladan mereka dan pergi ke India. Carey 
percaya bahwa terjemahan Alkitab merupakan cara yang paling efektif untuk 
memajukan kekristenan dan menunjukkan hal itu pada tahun 1793 -- 1834 di India. 
Dia sendiri menerjemahkan atau membantu menerjemahkan Kitab Suci ke dalam lebih 
dari 20 bahasa India, dan bersama dengan rekan kerjanya, dia menerjemahkan dan 
menerbitkan Kitab Suci ke dalam 45 bahasa dan dialek di Asia, yang dalam 35 
bahasa di antaranya adalah untuk pertama kalinya.

Karya Carey “Enquiry Into the Obligation of Christians To Use Means for the 
Conversion of the Heathen” menghasilkan terbentuknya perkumpulan 12 misionaris 
di Eropa dan Amerika pada tahun 1824. Dimulai pada tahun 1804, perkumpulan 
Alkitab dibentuk di negara-negara pengutus (misi) untuk penerjemahan, 
penerbitan, dan pendistribusian Alkitab.

Terjemahan Alkitab segera menyebar ke seluruh dunia. Kitab Injil Lukas dalam 
bahasa Tahiti, tahun 1818, merupakan Kitab Suci pertama dalam salah satu bahasa 
Oseania. Salinan kitab ini terjual seharga tiga galon minyak kelapa di Tahiti. 
Dua terjemahan untuk seluruh Alkitab dalam bahasa China muncul secara 
berturut-turut, pada tahun 1822 dan 1823, oleh Marshman dalam bahasa India dan 
oleh Morrison dan Milnes dalam bahasa China berturut-turut. Seorang profesor 
Aymara, karena termotivasi oleh seorang agen British and Foreign Bible Society, 
James Thomson, menerjemahkan Kitab Injil Lukas yang pertama kali diterbitkan 
dalam bahasa pribumi Amerika Latin pada tahun 1829.

Alkitab bahasa Malagasi diselesaikan pada tahun 1835 oleh London Missionary 
Society sebelum mereka menyelamatkan diri. Dua puluh lima tahun kemudian, tanpa 
kehadiran misionaris di Malagasi, terjemahan itu menghasilkan pertumbuhan dari 
sepuluh menjadi ribuan orang percaya dalam gereja-gereja yang berkembang pesat. 
Alkitab bahasa Yoruba, tahun 1884, merupakan Alkitab pertama dalam salah satu 
bahasa Afrika, yang dibuat oleh orang Kristen setempat dengan dibantu oleh 
misionaris, di bawah kepemimpinan Uskup Samuel Crowther, uskup Afrika pertama 
dari Church of England.

Singkatnya: Sebelum tahun 1800, hanya 67 bahasa yang memiliki terjemahan Kitab 
Suci yang diterbitkan dan hanya 40 bahasa untuk seluruh Alkitab. Antara tahun 
1800 dan tahun 1830, 86 bahasa lagi menerima Kitab Suci untuk pertama kalinya, 
lebih banyak dibandingkan selama 18 abad sebelumnya. Sebanyak 66 di antaranya 
adalah bahasa-bahasa di luar Eropa.

Apa yang telah dimulai terus melaju dengan cepat: Sekitar 456 bahasa menerima 
Kitab Suci untuk pertama kalinya dalam 100 tahun pada abad ke-19; sebanyak 520 
lagi dalam 50 tahun pertama pada abad ke-20, dan hampir 600 lagi dalam 25 tahun 
yang berakhir pada tahun 1975. Pada tahun 1982, keseluruhan Alkitab telah 
diterbitkan dalam 279 bahasa, Perjanjian Baru dalam 551 bahasa lebih, dan 
sedikitnya satu kitab dari Alkitab dalam 933 bahasa, semuanya sejak 
ditemukannya mesin cetak.

Perbedaan Tertentu Dapat Menyorot Tren dalam Sejarah

Diawali dengan terjemahan Wycliffe ke dalam bahasa Inggris dan sampai sekitar 
tahun 1800, mayoritas terjemahan dibuat untuk gereja-gereja di Eropa yang sudah 
lama berdiri, oleh orang-orang percaya terpelajar yang menerjemahkan dari 
bahasa asing ke dalam bahasa ibu mereka, untuk memberantas kesalahan dan 
perubahan dalam gereja-gereja yang ada dan sebagai bagian dari gerakan untuk 
meraih kemerdekaan dari kendali gerejawi asing.

Setelah tahun 1800, mayoritas terjemahan dibuat untuk gereja-gereja yang baru 
dibentuk di luar Eropa oleh para misionaris, yang menerjemahkan ke dalam bahasa 
yang mereka pelajari untuk penginjilan dan pelatihan para pemimpin serta orang 
awam, dengan tujuan supaya gereja-gereja bisa menangani persoalan mereka 
sendiri dan melakukan pelayanan mereka sendiri.

Penerjemahan dan Tren Saat Ini

Penerjemahan pertama kali berlanjut dengan satu kitab dari Alkitab atau lebih 
muncul dalam bahasa baru setiap dua minggu. Beberapa diperuntukkan bagi 
perintisan penginjilan, yang lainnya untuk gereja-gereja misionaris yang masih 
belum memiliki Alkitab dalam bahasa lokal orang-orangnya. Penerjemahan Alkitab 
sering kali mendatangkan pembaruan pada gereja-gereja itu serta rasa 
kemerdekaan yang baru.

Orang-orang Kristen Navajo, misalnya, ternyata dapat menjalankan gereja mereka 
sendiri tanpa misionaris setelah mereka memiliki firman Tuhan dalam bahasa 
Navajo. Gerakan gereja pribumi, yang sangat diperkuat oleh kemerdekaan secara 
politik dari koloni sebelumnya, telah memunculkan permintaan yang semakin 
meningkat terhadap Kitab Suci dalam bahasa pribumi.

Siapakah orang-orang yang terlibat dalam gerakan penerjemahan Alkitab modern? 
Ada semakin banyak konsultan berpengalaman, orang-orang terlatih yang bisa 
menjelaskan teks Alkitab dan mengevaluasi kualitas terjemahan ke bahasa lain, 
yang bersedia untuk menolong para penerjemah.

Bagian terbesar dari penerjemahan itu adalah orang-orang Kristen yang 
berkomitmen, dari semua kalangan masyarakat, yang sangat percaya akan 
pentingnya memberikan Kitab Suci kepada orang-orang dalam bahasa mereka 
sendiri, dan telah menjalani pelatihan Alkitab, pembelajaran dan analisa 
Alkitab, dan prinsip-prinsip penerjemahan. Lima ratus tujuh puluh empat proyek 
penerjemahan ditulis oleh United Bible Societies pada tahun 1982 dengan 
melibatkan anggota-anggota dari sekitar 200 denominasi dan misi yang berbeda. 
Living Bibles International saat ini memproduksi terjemahan bahasa populer 
dalam 110 bahasa.

Penutur asli dari bahasa yang dibuat terjemahannya sangatlah diperlukan bagi 
semua aspek penerjemahan. Bahkan, dalam tahun-tahun belakangan ini, persentase 
terjemahan yang tinggi dilakukan oleh orang-orang percaya nasional.

Selengkapnya: 
http://misi.sabda.org/artikel/penerjemahan-alkitab-sejak-john-wycliffe

POKOK DOA

1. Mari bersyukur kepada Tuhan Yesus atas gerakan yang diberikan-Nya dalam hati 
orang-orang tertentu untuk terlibat dalam penerjemahan Alkitab di seluruh 
dunia. Kiranya Tuhan Yesus memberikan kepada mereka hikmat, kemampuan, dan 
ketahanan untuk mengerjakan panggilan Allah ini agar firman-Nya makin didengar 
oleh banyak orang dan mereka pun bertemu dengan Sang Kebenaran itu.

2. Berdoalah kepada Tuhan Yesus bagi para konsultan penerjemahan Alkitab. 
Biarlah Tuhan Yesus memberikan kepekaan kepada mereka untuk mengerjakan tugas 
ini dengan penuh kerendahan hati. Mereka adalah orang-orang berpengalaman dan 
terlatih untuk menjelaskan teks Alkitab dan mengevaluasi kualitas terjemahan. 
Kiranya Tuhan Yesus memberikan ketelitian kepada mereka untuk mengerjakan tugas 
ini dalam anugerah-Nya.

3. Mari kita berdoa untuk Wycliffe Bible Translator, yang secara khusus telah 
dipakai Tuhan untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam berbagai bahasa. Saat ini, 
mereka melatih banyak misionaris, penerjemah, dan konsultan untuk proyek 
penerjemahan bahasa Alkitab di seluruh dunia. Kiranya Tuhan Yesus menolong 
untuk mencukupkan kebutuhan-kebutuhan yayasan WBT sehingga mereka dapat 
melayani Tuhan dengan fokus di bidang ini.

4. Penerjemahan teks Alkitab tidak hanya untuk versi cetak. Gerakan 
penerjemahan Alkitab bukan agar orang dapat membaca Alkitab saja, melainkan 
juga bisa mendengar atau melihat Alkitab dalam berbagai bahasa di dunia. Mari 
kita doakan agar proyek-proyek penerjemahan Alkitab, baik itu akan menghasilkan 
Alkitab cetak, Alkitab audio, Alkitab video, atau Alkitab gambar, dapat makin 
efektif dipakai Tuhan sebagai sarana misi pada era digital ini.

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Christian History Institute
URL: 
https://christianhistoryinstitute.org/magazine/article/bible-translation-since-john-wycliffe
Judul asli artikel: Bible Translation Since Wycliffe
Penulis artikel: George M. Cowan
Tanggal akses: 20 Maret 2018


Kontak: doa(at)sabda.org
Berlangganan: subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/40hari
(c) 2018 oleh e-DOA dan "MENGASIHI BANGSA DALAM DOA"

Kirim email ke