Pak cepi ,
masih ada dikit dikit kok ilmunya tidak nguap semua.....
memang cem macem energi dari laut ini energi arus laut maupun
gelombang , bahkan ada energi dari perbedaan temperatur air
laut ...untuk energi gelombang sendiri ada cem macem , ada energi dari
turun naiknya gelombang , ada energi gelombang untuk energi
rotor ( silinder panjang terapung yg mempunyai sejumlah baling
baling yg dapat menggerakan generator listrik , ada menggunakan
setengah pipa U yg disebut Multiresonant Oscillating water
collums , dan energi gelombang dg teknologi Tapchan yaitu dg
menggunakan energi gelombang untuk mengalirkan airlaut  kesuatu
reservoar pada ketinggian tertentu dan kemudian airnya
dialirkan lagi kelaut dg adanya perbedaan ketinggian tsb bisa
untuk menggerakan generator spt halnya PLTA... teknologi ini
bisa diaplikasikan di pantai selatan jawa sampai Bali/lombok
sono
 Untuk bisa diaplikasikan dan dikembangkan Itu semua ujung
 ujungnya adalah perhitungan Tekno ekonominya apakah sdh
 fisibel untuk saat ini atau belum....
salam

ISM


> Pak Wayan (WHY) dan Pak ISM,
>
> Dulu waktu Kapal Senopati karam kemudian hanyut ke selat
> Bali, waktu itu saya ada survey seismik di North Lombok.
> Dari base Benoa ke Lombok melewati selat -selat disitu
> arusnya luar biasa kuat. Saya mengerti sekarang memang
> daerah selat-selat itu seperti saringan sirkulasi air laut
> dari Pasifik ke Hindia sehingga begitu melewati
> "celah-celah" saringan pulau arusnya menjadi sangat kuat.
>
> Di tempat saya sekarang (Skotland) bekerja saya menemukan
> kondisi yang sama dimana arus laut yang melewati selat
> diantara pulau menjadi sangat kuat. Ujung paling utara
> Skotland ada celah sempit dengan kepulauan kecil (Orkney)
> arus laut yang melewati celah itu sangat kuat karena
> sirkulasi air antara North Sea dan North Atlantic. Waktu
> naik ferry melewati celah itu perasaan saya seperti waktu
> melewati selat Lombok. Dan ternyata pemerintah Skotland
> membangun pembangkit listrik memanfaatkan arus di celah itu.
> Karena memang arusnya selain kuat juga konstan.
>
> Mungkin diantara celah-celah Bali, Lombok, Nusa Tenggara dan
> terus ke timur dimana arus sirkulasi laut sangat kuat dan
> kontinyu bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik sebagai
> bagian dari bauran energi untuk Bali dan sekitarnya.
>
> Salam
>
> Cepi
>
> Selamat beruburu energy, mudah-mudahan "gelology"-nya gak
> menguap.
>
> From: Wayan Heru Young [mailto:londob...@yahoo.com]
> Sent: 10 March 2012 14:51
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
> Ya, salah satunya untuk mencoba "merayu" DPRD itu makanya
> menteri pariwisata tiba-tiba jadi menteri energi.. Mungkin
> dikira kalau sesama orang bali akan lebih gampang di
> negosiasi.. Gubernur gubernur juga yang awalnya masih setuju
> penuh dengan geothermal tiba-tiba jadi "Say NO to
> geothermal", karena sudah dekat-dekat pilgub dan koran lokal
> cenderung memihak anti-geothermal. Pernah ada headline di
> koran lokal: "Baru explorasi geothermal saja daerah Bedugul
> sudah tambah panas, apalagi kalau nanti jadi beroperasi".
> Padahal itu si wartawan mengutip ucapan pemuda LSM di
> lingkungan Bedugul yang kurang paham juga, tapi karena
> ditulis sebagai Head-line halaman pertama, seolah-olah itu
> adalah pendapat umum masyarakat Bali.
>
> Susahnya lagi para aktifis ini seperti ketagihan bilang
> "TIDAK".. dijelaskan dari sisi manapun jawabannya "TIDAK!"..
> malah mendiskreditkan penelitian2 dan contoh2 kasus dengan
> ngeles bahwa "ini bukan masalah teknis dan hitung-hitungan,
> ini sudah masuk ke politik dan hukum mass-tourism..
> dst..dst.." Lah.. jelas2 msalahnya teknis: feasible atau
> tidak dan merusak lingkungan (AMDAL) atau tidak, kok dibawa2
> ke politik.. pantes saja masalahnya tidak selesai-selesai..
> Bahkan seorang profesor di universitas setempat membuat
> hitung-hitungannya sendiri dan mengatakan bahwa kapasitas
> geothermal di Bedugul tidak memadai. Padahal dia bukan ahli
> geothermal, dan lagi, logikanya kalaupun tidak memadai,
> seharusnya tidak usah ditolak pun pihak investor yang akan
> kabur duluan. Parahnya, "laporan" bapak profesor ini dipakai
> salah satu alasan oleh DPRD (yang lebih tidak mengerti
> geothermal) untuk menolak..
>
> Mengenai pembangkit Hybrid di Pulau Nusa Penida itu sama
> seperti kebanyakan proyek energi alternatif di Indonesia
> (atau malah semua macam proyek di Indonesia ya?): Dana
> pembangunan ada, tapi tidak menganggarkan dana perawatan,
> jadinya baru sebentar beroperasi sudah pincang. Kalau tidak
> salah sekarang malah full pakai diesel saja disana, turbin
> dan panel suryanya hanya jadi pajangan. Yang lagi-lagi jadi
> bad-publicity bagi energi alternatif di koran lokal: "tenaga
> surya dan angin tidak reliable, baru sebentar dipasang sudah
> rusak" Padahal karena tidak dianggarkan "montir"nya,
> sedangkan genset diesel tinggal bawa mekanik dari bengkel
> sebelah juga sudah bisa dirawat.
>
> ________________________________
> From: "lia...@indo.net.id" <lia...@indo.net.id>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Saturday, March 10, 2012 8:32 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
> Dalam pelaksanaannya  Ternyata  Energy Mix itu tdk gampang
> spt
> teorinya,  sebagai contoh  program Bauran Energi ( Energy
> mix)
> di Kampungnya  Pak Wayan ( Bali) ini,Bali saat ini
> membutuhkan listrik kira kira 650 MW , dan akan meningkat
> cukup tinggi yaitu 10% lebih pertahun pertumbuhannya.
> Dengan Energy Mix Bali Bali ini dipenuhi oleh berbagai
> sumber
> energi baik yg ada maupun yg dibawa dari luar Bali , Dari
> Bali
> sendiri ada Geothermal dg cadangan kira kira 200 MW dan
> bahkan
> sudah ada kontrak kira kira 175 MW yg seharusnya sdh nyala
> 2010
> sesuai dengan COD nya, tapi sampai saat ini masih belum bisa
> berjalan. Kemudian juga dg Gas yaitu untuk PLTG sebanyak
> kira
> kira 300 MW dari PLTG Pemaron , Gilimanuk dan Pesanggaran ,
> Disamping itu ada Kiriman Listrik dari Jawa ( kabel bawah
> laut
> ) kira kira 200 MW , baru sisanya dg BBM (PLTD)Karena Energy
> Mix nya tidak jalan  spt  Geothermal tidak jalan , Gas tidak
> datang , maka semua yg ada harus minum dg BBM
> khususnya HSD. Akibatnya Pembangkit tersebut "salah Minum"
> seharusnya minum Gas diberi minum BBM ( dual firing )
> akibatnya
> biaya produksinya meningkat tajam . Apabila Geothermal tsb
> bisa
> jalan sesuai jadwal , maka akan dapat menggantikan  BBM ,
> dan
> kira kira akan menghemat 2 Triliun lebih pertahun
> dibandingkan
> dg BBM /HSD ( dg harga HSD 8000 Rp /liter dan Geothermal 800
> Rp/Kwh ) , Karena Energy Mix tsb tidak jalan sedangkan
> listrik
> Bali tidak boleh Padam maka cara yg paling gampang dan cepat
> minta tambahan kiriman listrik dari Jawa dg menambah
> kapasitas
> kabel bawah lautnya........jadi Bali ini rawan sekali
> tinggal
> sekali "Klik" putus itu aliran listrik dari jawa ke Bali yg
> mengakibatkan Bali Peteng Ndedet.( kembali Gelap gulita
> ).....Di P. Nusa Penida dulu pernah ada pembangkit sistem
> Hibrid yaitu kombinasi Solar , Angin dan Diesel yg akan
> beropearsi
> secara otomatis , apabila hujan sinar matahari tidak ada ,
> angin juga lagi masok angin ( tidak ada angin ) baru si
> Diesel
> beroperasi secara otomatis untuk membackupnya.....karena
> pembangkit sistem ini cocok untuk daerah yg isolated dg
> kebutuhan listrik sedikit
>
> ISM
>
>
>
>
>> Hehe.. agak terbawa suasana Pak..
>>
>> Dan saya setuju lagi Pak Franc!
>> Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
>> memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
>> pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
>> geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
>> tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang
>> konstan,
>> all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim.
>> Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
>> Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang
>> ada
>> potensi juga sering terbentur dengan isu lingkungan karena
>> rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi
>> daerah dilindungi.  Jadi miris kalau melihat ada proyek
>> geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan
>> rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan
>> oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal)
>> dengan
>> alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang
>> malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar
>> batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat
>> sedikit.. hehe..
>>
>>
>> Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya
>> londobali..  hehehe..
>>
>> Salam,
>> WHY
>>
>>
>>
>> ________________________________
>> From: Franciscus B Sinartio
>> <fbsinar...@yahoo.com<mailto:fbsinar...@yahoo.com>> To:
>> "iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>"
>> <iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Sent:
>> Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
>> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>> Re:
>> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>>
>>
>> Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he..
>> he..
>>
>> dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang
>> paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).
>>
>> dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin
>> masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan
>> efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik.
>>
>> selamat ber akhir pekan,
>> frank
>>
>>
>>
>>
>>
>> ________________________________
>> From: Wayan Heru Young
>> <londob...@yahoo.com<mailto:londob...@yahoo.com>> To:
>> "iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>"
>> <iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Sent:
>> Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
>> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>> Re:
>> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>>
>>
>> Betul Pak Franc,
>>
>> Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy
>> sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata
>> sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah
>> kita pakai saja efisiensi 10%.  Dengan effisiensi segitu,
>> dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia
>> ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb dapat
>> menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2
>> solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah
>> energi yang setara dengan 1 barrel minyak.  Atau 100 m2
>> solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari.
>> atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari,
>> atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe.
>>
>> Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1
>> barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu
>> juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian
>> diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan,
>> dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The
>> bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum
>> bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar
>> cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah
>> banyak yang beralih.
>>
>> Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy
>> mix dan energy storage.  Pemanfaatan energi surya, baik
>> secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak
>> langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti
>> angin,
>> siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus,
>> dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas
>> yang
>> tidak konstan.  Lain halnya dengan energi yang non-surya:
>> geothermal dan nuklir.
>> Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat
>> saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain
>> dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting
>> untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat
>> jumlah
>> supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang
>> terbuang sia-sia. Storage kimiawi cenderung mahal dan belum
>> ada yang memiliki kapasitas besar untuk power-grid scale.
>> Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa
>> dilihat, salah satunya dalam bentuk energy potensial air,
>> lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.
>>
>> Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak
>> dilakukan sebagai bentuk large-scale energy storage untuk
>> kebutuhan grid. Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat
>> off-peak listrik yang berlebihan digunakan untuk memompa
>> air
>> kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas kembali
>> memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali
>> untuk
>> menggerakan turbin air pada saat peak-hours.
>>  http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
>> Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari
>> efisiensi pompa dan turbin, tapi ini juga sama halnya
>> dengan
>> storage kimiawi yang memiliki losses pada charging dan
>> discharging.
>>
>> Salam,
>> WHY
>> - masih geologist -
>>
>>
>> ________________________________
>> From: Franciscus B Sinartio
>> <fbsinar...@yahoo.com<mailto:fbsinar...@yahoo.com>> To:
>> "iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>"
>> <iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Sent:
>> Saturday, March 10, 2012 3:21 AM
>> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>> Re:
>> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>>
>>
>> Pak WHY,
>>
>>
>>
>> Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy
>> sepanjang hari (kecuali kalau dipasang di luar angkasa).
>> dan
>> yang paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak
>> diperlukan area yang cukup luas untuk solar cell nya
>> (pernah
>> lihat artikel yang kasih angka2 ini tetapi lupa lihat
>> dimana).
>>
>> jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari
>> saja perlu solar cell yang luas sekali. jauh lebih luas
>> dari
>> Jakarta.  energy itu dipakai terus. jadi energy persatuan
>> waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali
>> permukaannya.
>>
>> dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical
>> kayak aki belum efisien dan kapasitas nya masih kecil.
>>
>> jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana
>> mana.  saya sendiri sudah posting berkali kali di milis
>> kita
>> ini. ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu
>> masih ada sinar matahari, atau waktu anginnya cukup
>> kencang,
>>  atau waktu ombaknya masih bergerak.
>>
>> hydrogen ini jadi penyimpan energy potential  dan bisa
>> lebih
>> mudah di transportasikan.
>>
>> jadi hydrogen ini juga bisa membantu penyaluran tenaga
>> hydrothermal yang susah ditransportasikan. sebenarnya ini
>> yang mungkin bisa besar penambahan energynya terhadap
>> kebutuhan manusia, tetapi energy loss nya akan besar
>> sekali,
>> (soalnya pertama membuat energy listrik, lalu energy
>> listriknya dipakai untuk membuat Hydrogen nya lalu
>> hydrogennya disimpan dan lalu ditransport ke tempat yang
>> akan memakai energy hydrogen ini). Siklus pembuatan energy
>> hidrogen ini memang seperti yang saya sebutkan diatas
>> apapun
>> sumber energy nya.
>>
>> yah, daripada energy geothermal nya tidak dipakai.
>>
>>
>> ijinkan saya mengulang lagi apa yang kita bahas diatas.
>> mari kita rangkum daftar challenges dari penyediaan sumber
>> energy yang besar : 1. Penyimpan energy (energy bank) belum
>> efisien dan tidak bisa menyimpan dalam jumlah besar. 2.
>> transportasi energy listrik masih dibatasi dengan
>> diperlukan
>> nya kabel dengan loss yang cukup besar  (sampai sekarang
>> masih banyak penelitian mengenai ini) 3. Sumber energy
>> alternative itu umumnya intermittent.
>> 4. Energy yang dihasilkan oleh 1 barrel minyak itu
>> equivalent dengan jumlah yang besar sekali dari sumber
>> energy lainnya (kecuali nuklir).
>>
>> nah keempat challenges ini bisa dijawab dengan membuat
>> tetes2 hydrogen disimpan disuatu tanki yang aman, dan bisa
>> ditransportasikan ketempat lain kalau jumlahnya sudah cukup
>> untuk menghasilkan energy listrik yang diperlukan.
>>
>> sekedar tambahan, kalau tidak salah pernah diposting di
>> milis IAGI,tentang  riset menghasilkan energy di angkasa
>> luar dan mengirimkannya ke bumi, lewat alat komunikasi.
>>
>> fbs,
>> catatan:  kalau tidak salah pesawat ulang alik pakai energy
>> hydrogen untuk mendorong  roket dan pesawat nya ke angkasa
>> luar.
>>
>>
>>
>> ________________________________
>> From: Wayan Heru Young
>> <londob...@yahoo.com<mailto:londob...@yahoo.com>> To:
>> "iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>"
>> <iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>> Sent:
>> Friday, March 9, 2012 10:28 PM
>> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>> Re:
>> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>>
>>
>>
>>
>> Saya sempat membaca artikel menarik dari pemuja matahari
>> (bukan dalam arti agama atau kepercayaan), mengenai fosil
>> fuel yang dikatakan sama dengan "ancient sunlight", yaitu
>> energi matahari yang diolah di Bumi (flora-fauna), yang
>> kemudian tertimbun dan perlahan menjadi bahan bakar fosil.
>> Dapat dibayangkan betapa tidak effisiennya proses tersebut,
>> dari begitu besarnya energi matahari yang sampai di Bumi,
>> hanya sebagian kecil sekali yang dapat diolah dengan
>> fotosintesa, dan dari itu hanya sebagian kecil yang
>> tertimbun dengan kriteria yang tepat, dan dari yang
>> tertimbun itu juga sebagian kecil saja yang mendapatkan
>> kondisi (P-T) yang tepat untuk mencapai maturasi, dan
>> seterusnya sepanjang perjalanan energi itu hingga menjadi
>> bahan bakar minyak atau batubara sebagai bentuk dari energy
>> storagenya.
>>
>> Orang-orang solar-power-minded  tersebut mengatakan
>> alangkah
>> baiknya jika kita memotong jalur yang sangat rumit, panjang
>> (ratusan juta tahun..) dan highly inefficient  itu dan
>> langsung mengubah energi surya menjadi energi listrik yang
>> kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Rata-rata solar
>> cell yang sudah dijual komersil memiliki efisiensi diatas
>> 10% dan ini sudah jauh lebih efisien dibandingkan "ancient
>> sunlight" yang tersimpan di fosil fuel. Rata-rata
>> fotosintesis hanya dapat mengubah 2% dari energi surya,
>> belum lagi menghitung energy-losses selama prosesnya untuk
>> menjadi fosil fuel.
>>
>>
>> Sumber aslinya saya tidak ketemu, tapi ada yang ini yang
>> cukup mirip konsepnya:
>> http://www.scienceminusdetails.com/2011/02/why-fire-is-cool-entry-4-ancient-energy.html>>
>>  >
>>
>> Dalam artikel yang lain di sumber yang lain pula
>> (http://www.kajul.org/welcomeEN.php) membagi energi dari
>> asal muasalnya:  - Solar Radiation derived (solar, wind,
>> hydro, bio, all fosil fuels)   - non solar radiation
>> derived
>> (nuclear & geothermal)
>>
>> Di website tersebut saya juga baru tau istilah baru:
>> burnivore.
>> Setelah vegetasi, herbivore, carnivore, dan omnivore,
>> muncul
>> jenis baru: burnivore. <quote>
>> Burnivore: Same as Omnivores; with the difference that the
>> burnivore uses 10 up to 1 million times more energy than
>> its
>> own body is able to use. The Burnivore accesses an energy
>> flow through a process of burning all kinds of Chemical
>> Energy (Wood, Coal, Oil, Gas) to release Heat Energy and
>> sometimes a tiny bit of Light. Heat is used to cook food to
>> make it easier to digest; and to expand air or gas to
>> create
>> kinetic energy to propel a bike, car, truck, boat, airplane
>> or rocket forward to transport either itself or goods which
>> it thinks are needed to improve its quality of
>> life. <unquote>
>>
>>
>> Dan karena pengetahuan bakar-membakarnya sudah tingkat
>> tinggi dan "addicted to burning things" (dan juga investasi
>> yang sudah ditanam di budaya membakar tersebut sudah sangat
>> banyak), sering kali mereka memilih alternatif dari fosil
>> fuel yang malah kurang tepat, maunya tetap mencari bahan
>> lain yang bisa dibakar, seperti bio-fuel contohnya yang
>> tidak mengurangi pembakaran malah justru menambah masalah
>> dengan membuka lahan baru dan persaingan dengan bahan
>> pangan.
>>
>> =======================================================================================Saatnya>>>
>>  geologist oil&gas cari perkerjaan baru?  Sepertinya tidak!
>> Masih banyak sekali kebutuhan manusia akan oil n gas.
>> Pertama, pengalihan sumber energi masih akan membutuhkan
>> masa transisi yang cukup lama (bayangkan untuk menunggu
>> sekian banyaknya mobil bensin perlahan-lahan habis
>> tergantikan dengan mobil listrik).  Kemudian bahkan Setelah
>> semua teralihkan ke energi lainpun minyakbumi masih akan
>> tetap dibutuhkan di dunia: secara terbatas untuk bahan
>> bakar
>> pada keperluan khusus, dan secara tak terbatas (limitless)
>> pada industri petrochemical untuk membuat berbagai macam
>> senyawa penting seperti plastik, polycarbon, dst  yang
>> sangat penting untuk kehidupan manusia modern seperti
>> peralatan, kendaraan, kosmetik, dst..dst.. (look it up in
>> google: "Oil is too Valuable to Burn" )
>>
>> Salam,
>> WHY
>>
>>
>> ________________________________
>> From: "koeso...@melsa.net.id<mailto:koeso...@melsa.net.id>"
>> <koeso...@melsa.net.id<mailto:koeso...@melsa.net.id>> To:
>> iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>
>> Sent: Friday, March 9, 2012 3:59 PM
>> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>> Re:
>> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>>
>>
>> Itulah pembicaraan mengenai energi alternatif itu biasanya
>> tdk bisa membedakan sumber energi dan penyimpan energi
>> (energy storage). Fuel cell disebut sebagai energy source,
>> padahal Hidrogen itu tdk didapatkan di alam, tetapi harus
>> dibuat, dan untuk pembuatannya perlu diinputkan energi
>> berupa listrik untuk electrolysis ini, jadi sumber energi
>> listrik ini dari mana? Dari solar cell kah, dari
>> hydro-electric plant, dari geothermal?, bahkan dari PLTU
>> (dg
>> batubara sebagai sumber) atau PLTD (dg minyakbumi)? Jadi
>> selalu kita harus bertanya: sumber energinya dari mana? RPK
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> ________________________________
>>
>> From:  Eko Prasetyo
>> <strivea...@gmail.com<mailto:strivea...@gmail.com>> Date:
>> Fri, 9 Mar 2012 15:40:00 +0800
>> To: <iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>>
>> ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id>>
>> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy
>> Re:
>> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>> http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm
>>
>> Fuel Cells: This method uses oxygen from the atmosphere to
>> complete the burning of the hydrogen in the fuel cell. What
>> comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor, but
>> the oxygen originally came from the atmosphere, not from
>> the
>> fuel. And so the use of fuel cells neither takes away nor
>> contributes to the oxygen content of the air.
>>
>> Hydrogen: This fuel is complete in itself. It does not need
>> oxygen from the atmosphere to burn, which is an improvement
>> over fossil fuels in saving the oxygen in our air supply.
>> In
>> fact, when hydrogen burns perfectly, nothing at all comes
>> out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used to
>> create hydrogen, then there will be residues of that in the
>> exhaust, but hydrogen fuel does not contribute oxygen to
>> the
>> atmosphere.
>>
>> Brown's gas: This is the most perfect fuel of all for
>> running our vehicles. Like pure hydrogen, it is made from
>> water, i.e., hydrogen and oxygen, but it burns in the
>> combustion engine so that, depending on the setup, it may
>> actually release oxygen into the atmosphere. In that case,
>> what comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor,
>> just as with fuel cells; but the oxygen comes from the
>> water
>> that's being used to create the Brown's gas fuel. So
>> burning
>> Brown's gas as fuel can add oxygen to the air and thus
>> increase the oxygen content of our atmosphere.
>
>
>
> ___________________________________________________________
> indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
>
>
>
> -------------------------------------------------------------------------------->
>  PP-IAGI 2011-2014:
> Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
> Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
> -------------------------------------------------------------------------------->
>  Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20
> September 2012. Kirim abstrak ke email:
> pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak
> 28 Februari 2012.
> -------------------------------------------------------------------------------->
>  To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> For topics not directly related to Geology, users are
> advised to post the email to:
> o...@iagi.or.id<mailto:o...@iagi.or.id> Visit IAGI Website:
> http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net
> Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be
> liable for any, including but not limited to direct or
> indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting from loss of use, data or profits, arising out of
> or in connection with the use of any information posted on
> IAGI mailing list.
> --------------------------------------------------------------------->
>
>
> ________________________________
> Registered in England and Wales No.811900
> Registered Office 33 Cavendish Square, London W1G 0PW
> This e-mail and any attachments are intended only for the
> addressee. It is to be treated as confidential and may not
> be used other than for the purpose for which it has been
> sent. If you are not the addressee any use of this
> communication is strictly prohibited. In this case please
> delete it and notify the sender immediately. Any
> communication of a defamatory or illegal nature is contrary
> to company policy and outside the scope of the employment of
> the individual. The company will not accept liability
> arising in respect of such communication and the employee
> will be personally liable. It is the responsibility of the
> addressee to scan this email and any attachments for
> computer viruses or other defects. The sender does not
> accept liability for any loss or damage of any nature,
> however caused, which may result directly or indirectly from
> this email or any file attached.



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke