Dari Pak Katili (1980) dan Collins (2003), data-data kuliah Pak Koesoemadinata 
(2001-2003), dan banyak lagi lainnya, maka Salamology, merumuskan gelombang 
space-time Alam, Masmar wave M(r) dan Salam wave S(t), simpulkan sbb:
1. Ada Jalur PermianTriasik Malaka-Bangka-Kalimantan, NW-SE Malaka-Bangka, lalu 
melengkung SWW-NEE Bangka-Kalimantan. 
2. Dalam satu sequence, terdapat 10 parasequence. Masing-masing sequence adalah 
sinusoidal, terdiri dari separo kompresi-dan separo extensi. Dalam sequence 700 
Ma "millian annum" terakhir alam, atau sejak sekitar 700 Maa "Millian annum 
ago", maka Bumi mengalami parasequence 70 Ma sbb: Compression1 Cambrian, 
Compression2 OrdovicianSilur, Compression3 Devon, Compression4 Carbonaferous, 
lowstand PermianTriassik, early synrift Jurassic, maximum synrift Cretaceous, 
dan late synrift Cenozoic. 
3. Subduction pada setiap 70 Ma. Lokasi mendekat ke sumbu PermianTriassic 
ketika kompresi, dan lokasi menjauh pada sumbu itu ketika ekstensi. Katili 
(1980) perlihatkan lokasi subduksi itu sejak PermianTriassic, sebelah 
barat-selatan sumbu Malaka-Bangka-Kalimantan, dan sebelah timur sumbu itu, 
masing-masing 3 buah. 
4. Jateng-Jatim hanya dipengaruhi oleh Cenozoic, sehingga siklus 70 km jarak 
antar gunungnya lebih gampang terlihat, mulai Pojoktiga, Slamet, Dieng, Merapi, 
Lawu, Wilis, Arjuno, Bromo, Argopuro, dan Ijen. Jabar-Banten di pengaruhi oleh 
Cenozoic dan Cretaceous, sehingga ada jalur gunung baris utara (Tangkuban 
perahu), dan jalur gunung selatan Jabar.  Sumatra umumnya 3 basement : 
Cenozoic, Cretaceous-Jurassic. Sehingga jalur gunungnya lebih kompleks di 
banding dengan Jabarbanten, atau lebih tak kompleks lagi JatengJatim.
5. Lowstand Permiantriassic ini umurnya 277-207 Maa, yang di detilkan menjadi 
error 1 th menjadi 277,394,381- 207,394,381 BC. Dari umur termuda itu, telah 
terjadi 2,9627764 siklus 70 Ma. Kepunahan masal, yang di cirikan dengan nama 
umur yang berbeda, dengan pergantiannya ada pada batas compresi2 dan compresi3. 
Ini pada SB "Sequence Boundary". Semakin panjang siklus Salam, maka semakin 
besar tingkat kepunahan masalnya. Kepunahan masal siklus 70 Ma kedepan adalah 
th 2,605,649 AD, atau 2,6 juta tahun lagi.KT Boundary sekitar 65 Maa, di 
dugakan oleh beberapa ilmuwan, di akibatkan oleh "meteor jatuh di Gulf of 
Mexico". Salamology melihat banyak "meteor jatuh di masa lain" yang tak tepat 
di "kepunahan masal pergantian umur-umur tadi". Di simpulkan menjadi: Kepunahan 
masal tak di sebabkan oleh meteor jatuh. 
6. Mengapa hanya 3 subduction saja setelah Permian Triassic di gambarkan Pak 
Katili 1980 ? Dalam siklus 700 Ma terakhir, ada perubahan kompresi sejak 
Cambrian hingga PermianTriassic, menjadi ekstensi Permiantriassic-hingga 
sekarang. Sehingga struktur sebelum Permiantriasic akan tertumpuk "overprinted" 
dengan struktur ekstensi itu, dan menjadi lebih sulit di petakan di banding 
struktur umur ekstensi Permiantriassic-present.
7. Mengapa amat populer nama  umur "pre Cambrium", tak populer umur : 
pre-silur, pre devon, pre carbonaferous ? Salamology melihat, perubahan 
ekstensi ke kompresi 700 Ma terakhir adalah Cambrian, sebagai compresi1. 
Struktur-struktur sebelum Cambrian telah mengalami overprinted, sehingga sulit 
di petakan. Ini lebih sulit di banding sebelum Carbonaferous, Devon, atau 
Ordovician. Parasequence mfs "maximum flooding surface" adalah tepat perubahan 
extensi-kompresi ini. Setidaknya, separo umur 70 Ma MFS ini akan ada sedimen 
yang mudah di amati. Saya pernah membaca nama umur ini.  
8. Dengan umur bumi 4,6 Gaa (4,617,394,381 BC) hingga kini, Bumi telah 
mengalami 6 siklus 700 Ma, dan sekarang adalah masa ke 7-nya. Dengan lowstand 
parasequencenya adalah terakhir ya PermianTriasic tadi, dan nx700 Ma 
sebelum-sebelumnya, untuk n=1 hingga n = 6. Ini memperbaiki Siklus Wilson yang 
sebut sekitar 500 Ma siklus supercontinent. Kami perbaiki menjadi setiap 
exactly 700 Ma. Lalu saya sebut Siklus Pangestu "Pangea Supercontinent Tectonic 
Undulation cycle" (Maryanto, 2005, 2006, 2007). 
9. Mengapa tak di temui sedimen Paleocene di Sunda Plate? Mid Eocene, adalah 
53,394,381 - 46,394,381 BC. Ini dari GTS "Geolgic Time Scale" 1983 Eocene Mid, 
Ypresian, 53.0-43.8 Maa. GTS 199 Ypresian-Lutetian, 54.8 - 41.3 Maa. GTS 2004, 
55.8 - 40.4 Maa. Salamology melihat, lowstand ini, sebagai perubahan kompresi 
ke ekstensi pada Cenozoic, siklus 70 Ma terakhir di alam. Perubahan kompresi ke 
ekstensi ini menjadikan : tak terlihat sedimen siklus 7 Ma pada Cenozoic 
sebelum lowstand ini, atau Paleocene di Sunda Plate. 
10. Tujuh (7) "planetary cyclone point", 1. pusat bumi Zen, 2 pusat Pangea AAN 
"Anticline Arabain-Nubian", 3. pusat laut Rahmat, 4 pusat laut kutub utara 
Wartono, 5 Pusat darat kutub selatan Hani, 6. pusat batas pangea-phantalassa 
barat Herman, dan 7 pusat pangea-phantalassa timur Bob, semuanya mengontrol 
pergerakan tektonik. Bob "Banda Ocean Basin center", posisi sekarang ada di 
pusat Laut Banda. Fosil batuan PermianTriassic-nya lurus Malaka-Bangka (yang  
N-S), kini ujung selatannya (ruas Bangka-Kalimantan) terputar 
"anti-clockwise"), menjadi kini berada di Kalimantan. Batas Pangea-Phantalassa 
Timur, bergerak ke timur, Kalimantan-Laut Banda. Kompresi 
Cambrian-Permiantriassic, lalu ekstensi Permiantriassic hingga kini, berkaitan 
dengan: mengecil-membesar jari-jari Pangea, mengecil-membesar jari-jari bumi, 
menanjang- memendek Jarak Bumi- Matahari rata-rata tahunan, 
mendingin-memanas global temperature, menurun-menaiknya, semakin banyak - 
semakin
 sedikit curah hujan, dst.  

Sudah 10 poin panjang perbaikan "Engineering" huruf-huruf, menjadi suatu sistem 
susunan kata yang bagus, maka ya itu dahulu. Mungkin ada komentar ?

Wass,
Maryanto.
Pemerhati evolusi alam.
Pak Yatno, terima kasih atas usulannya.

Beberapa publikasi lama pernah memuat radiometric dating di Bangka dan Belitung 
ini. Dating dengan Rb-Sr (Priem et al., 1975, Isotope geochronology in the 
Indonesian tin belt : Geol. Mijnbouw, 54, p. 61-
70. dan Katili, 1980, Note on tin granite ages, p. 23-25 : 
Geotectonics of Indonesia, a Modern View, Direkt. Jend.
Pertamb. Umum, Jakarta.) di Bangka menunjukkan umur 217 +/- 5 Ma (dengan K-Ar 
213 +/- 6 Ma), sedangkan di Belitung 213 +/- 5 Ma. Tidak diketahui apakah 
sampling dilakukan pada mineral biotit atau K-felspar. Sementara itu menurut 
Pulunggono dan Cameron (1984) di Belitung ditemukan umur 198 Ma yang 
diperkirakan merupakan collisional granite.

Kelihatanya, berdasarkan konsep terrane amalgamation, apalagi kalau kita 
mencurigai bahwa Bangka dan Belitung duduk di terrane yang berlainan sebelum 
collided, memang sampling granit dan mineralisasinya harus lebih hati-hati dan 
dilakukan di beberapa tempat. Sampling dan analisisnya pun harus dilakukan di 
protolithnya (pre-granite emplacement) / pre-suturing succession.

Di Bangka tersingkap kompleks batuan yang mungkin mirip kepunyaan terrane East 
Malaya maupun Malacca (bagian timur Sibumasu). Apa yang pernah disebut 
Zwierzycki (1930) atau Katili (1967)sebagai Formasi Bangka adalah berkorelasi 
dengan Papan Formation di Pulau Kundur, Selat Malaka yang terdiri atas 
pre-granite shales, sandstones dan reddened conglomerates (Germeraad, 1941; 
Cameron el al., 1982). Kedua kompleks ini pun sebenarnya berkorelasi dengan 
pre-suture succession quartzites (meta-sandstones), slates dan phyllites di 
Sumatra Tengah yang disebut Eubank dan Makki (1981) sebagai ”Quartzite Terrain” 
atau dalam disertasi Pak Pulunggono (1983) sebagai ”Quartzite Phyllite 
Terrain”. Semua batuan di atas mewakili terrane Malacca yang mendominasi Pulau 
Bangka.

Meskipun demikian, bagian timurlaut Bangka (Belinyu dan Klabat) menunjukkan 
kompleksitas litologi yang luar biasa. Pulunggono dan Cameron (1984) melaporkan 
ditemukannya Permian funas di wilayah ini, juga litologinya sangat sesuai 
dengan suksesi litologi East Malaya Mircoplate atau bahkan terusan paling ujung 
Raub-Bentong line yang di wilayah ini ditandai oleh muscovite schist. Rupanya 
separuh timurlaut dan selatan-tenggara Bangka merupakan area yang kompleks, 
sebab di selatan masih ditemukan kembali litologi East Malaya di wilayah yang 
harusnya domain Malacca terrane (Cobbing, 1984). Ini tak mengherankan sebab 
suatu suturing pasti akan kompleks, bisa saja dari dua terranes yang beradu itu 
menyumbangkan sebagian massa-nya dalam proses amalgamasi - dan kini menjadi 
lensoid fragments dari dua terranes yang tersingkap di suatu wilayah.

Tanpa data dan analisis yang cukup, kita hanya bisa berspekulasi soal setting 
petro-tektonik Bangka-Belitung.

salam,
Awang


--- On Mon, 8/10/09, yuw...@gc.itb.ac.id <yuw...@gc.itb.ac.id> wrote:

> From: yuw...@gc.itb.ac.id <yuw...@gc.itb.ac.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Granit Bangka-Belitung dan Suture Terranes
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>, "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>, "Geo 
> Unpad" <geo_un...@yahoogroups.com>, "Eksplorasi BPMIGAS" 
> <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
> Date: Monday, August 10, 2009, 4:38 PM
> Menambahkan sedikit anjuran Kang
> Awang.
> 
> Analisis radiometric dating akan sangat membantu pemecahan
> masalah ini
> disamping analisis lain yg diusulkan Kang Awang.
> Ada dua sampling yang sangat saya anjurkan untuk dating
> ini, I) sampling
> biotit di Bangka dan Belitung dan II) sampling K-Felspar
> untuk kedua
> lokasi tersebut. Sampling K-felspar utk umur magma,
> sampling biotit untuk
> umur mineralisasi. Dari dati dating ini dapat dibuat
> sintesa yang baik.
> Salam,
> Yatno(YSY)
> 
> > Seorang rekan milis menanyakan tentang granit2 di
> Bangka dan Belitung.
> > Saya jadi teringat bahwa ada sesuatu yang menarik
> tentang petro-tektonik
> > granit2 ini, saya tuliskan sedikit ringkasannya
> seperti di bawah ini.
> >
> > Publikasi lama dari Westerveld (1939) dan van Bemmelen
> (1949) menyatakan
> > bahwa granit Bangka dan Belitung termasuk ke dalam
> Jurassic intrusions of
> > the Malayan tin-belt (umur sebenarnya kemudian
> diketahui 198-217 Ma -
> > Trias berdasarkan absolute dating –Pulunggono dan
> Cameron, 1984).
> > Westerveld (1939) menyatakan bahwa “tin granites”
> ini merupakan
> > biotite granite porfiritik dengan fenokris ortoklas
> yang panjangnya bisa
> > sampai 8 cm, juga terdapat microcline, perthite, acid
> plagioclase,
> > biotite, quartz. Secara setempat, terdapat zirkon,
> apatit, titanit,
> > fluorit, black turmaline, kasiterit, amfibol. Granit
> Bangka dan Belitung
> > oleh Hutchison (1989) dimasukkan ke dalam Jalur Timah
> berumur Permo-Trias
> > sebagai hasil magmatisme yang berhubungan dengan
> subduksi dan
> > post-collision.
> >
> > Publikasi dari McCourt et al. (1996) menarik dicermati
> (“Mesozoic and
> > Cenozoic plutonic evolution of SE Asia : evidence from
> Sumatra, Indonesia
> > –Geol. Soc. London Spec Publ. 106, 321-335).
> Publikasi ini menaruh
> > jalur-jalur granit di Sumatra berdasarkan tipe
> genesanya (“S” type dan
> > “I” type) dan batas-batas jalur itu punya
> kemiripan yang besar dengan
> > jalur2 batas terranes (misalnya peta terranes SE Asia
> dari Metcalfe,
> > 1996).
> >
> > Suture line adalah sebuah batas geologi yang membatasi
> dua terrane.
> > Terrane adalah suatu provinsi (mandala) geologi yang
> punya karakter
> > tertentu secara regional dan bisa dibedakan dengan
> karakter terrane lain
> > di sebelahnya. Bila dua terrane kontinen berbenturan,
> ia akan memusnahkan
> > atau merusakkan kerak oseanik yang semula ada di
> antara kedua terrane itu
> > melalui proses subduction lalu collision. Tentu tak
> semua kerak oseanik
> > itu hilang, ada yang tersisa yang berasal dari
> keratannya yang lalu
> > terangkat, dan kita mengenalnya sekarang sebagi jalur
> kerak oseanik atau
> > jalur ofiolit di antara  dua kerak benua. Jalur
> benturan terrane inilah
> > suture line.
> >
> > Di daratan Malaysia ada sebuah suture line yang
> terkenal bernama suture
> > Raub-Bentong. Publikasi2 tektonik menyebutkan bahwa
> suture ini merupakan
> > jalur benturan antara terrane kontinen East Malaya
> dengan Sibumasu (atau
> > dengan bagian timur Sibumasu yang bernama Malacca).
> Suture Raub-Bentong
> > yang menjulur dari utara-selatan dan membelok ke
> tenggara ke wilayah
> > Indonesia telah lama menjadi bahan perdebatan. Yang
> diperdebatkan adalah
> > ke arah mana suture Raub-Bentong menerus. Menurut Tjia
> (1989), garis ini
> > berbelok agak ke selatan-baratdaya menuju Bengkalis,
> sehingga sambungannya
> > di wilayah Indonesia disebutnya sebagai
> Bentong-Bengkalis suture. Hamilton
> > (1979) membelokkannya lebih tajam lagi ke Sumatra
> Tengah daratan.
> > Sementara itu, Pulunggono dan Cameron (1984) dan
> Hutchison (1989)
> > meneruskan belokan ke tenggara itu melalui offshore
> sebelah timur Sumatra
> > melalui wilayah Riau Kepulauan sampai akhirnya
> berhenti di ujung timurlaut
> > Bangka.
> >
> > Setelah melihat kembali banyak publikasi dan
> analisis-analisis baru yang
> > dilakukan, saya berpendapat bahwa terusan Indonesia
> untuk garis suture
> > Raub-Bentong itu adalah seperti yang diusulkan oleh
> Pulunggono dan Cameron
> > (1984) dan Hutchison (1989). Apa hubungan terranes dan
> sutures ini dengan
> > pertanyaan adakah perbedaan granit antara Bangka dan
> Belitung ?
> >
> > Pemikiran yang sedang saya kembangkan adalah bahwa
> Bangka termasuk ke
> > dalam  terrane bagian timur Sibumasu (Malacca),
> sedangkan Belitung masuk
> > ke dalam terrane East Malaya. Dan karena kedua pulau
> berdekatan ini duduk
> > di dua terrane yang berbeda, maka genesa granitnya
> mungkin berlainan.
> > Pemikiran ini diinspirasi oleh van Bemmelen (1949)
> yang menyebutkan bahwa
> > granit Bangka dan Belitung berbeda sedikit dalam
> dimensi dan cirinya.
> > Hutchison (1989) sudah mengemukakan bahwa granit
> Bangka itu punya kesamaan
> > dengan Main Range Granite di Malaysia peninsular
> bagian barat, sedangkan
> > granit Belitung mirip dengan East Coast
> volcano-plutonic arc (Malaysia
> > peninsular bagian timur); dan antara Malaysia barat
> dan Malaysia timur ini
> > dipisahkan oleh jalur suture Raub-Bentong. Apakah
> Bangka dan Belitung juga
> > lalu dipisahkan oleh sebuah suture karena granitnya
> berbeda seperti juga
> > di Malaysia ?
> >
> > Tipe genesa granit dikenal ada dua : S-type
> (S=sedimentary) dan I-type
> > (I=igneous). S-type granite adalah granit yang
> dibentuk oleh partial
> > melting batuan asal (protolith) yang mengandung batuan
> (meta) sedimen
> > dalam jumlah signifikan. Prosesnya suka disebut
> anatexis atau
> > ultra-metamorphism. I-type granite adalah granit yang
> dibentuk dari
> > protolith  yang berkomposisi batuan beku (igneous
> rocks) atau dari
> > fraksionasi magma granitik atau granodioritik (Kanen,
> 2001).
> >
> > Mengacu kepada Hutchison (1989), Main Range Granite di
> Malaysia peninsular
> > bagian barat dan Granit Bangka adalah S-type,
> sedangkan East Coast
> > Malaysia peninsular bagian timur dan Granit Belitung
> adalah I-type.
> >
> > Secara umum, menurut Tulloch et al. (2001), S-type
> granite akan punya
> > rasio K/Na tinggi, low Ca, tak mengandung magnetit,
> biotit berwarna coklat
> > (menunjukkan low oxidation state). I-type granite
> punya rasio K/Na rendah,
> > high Ca, mengandung magnetit, biotit berwarna hijau
> atau kehijauan.
> > Publikasi lama dari O’Neil (1977) menyebutkan bahwa
> isotop oksigen
> > mungkin adalah cara terbaik untuk membedakan granit
> tipe-S dan tipe-I.
> > Granit Tipe-S punya whole rock isotop O-18 > 10 per
> mile dan granit tipe-I
> > punya whole rock isotop O-18 < 10 per mile. Harris
> et al. (1997)
> > menambahkan bahwa lebih baik menggunakan isotop O
> untuk fraksi kuarsa yang
> > telah dipisahkan daripada isotop O whole rock sebab
> kuarsa lebih tahan
> > terhadap perubahan hidrotermal. Nilai isotop kuarsa
> sekitar 1 per mile
> > lebih tinggi daripada whole rock-nya. Isotop O-18
> tahan terhadap proses
> > fraksionasi kristal, sehingga merupakan metode yang
> baik untuk mengetahui
> > komposisi protolith dan tingkat
> >  kontaminasi kerak.
> >
> > Apakah granit Bangka adalah  S-type granite dan
> berhubungan dengan genesa
> > di terrane Malacca/Sibumasu bagian timur, sedangkan
> granit Belitung adalah
> > I-type granite dan berhubungan dengan genesa di
> terrane East Malaya, masih
> > harus dibuktikan dengan analisis petrokimia dan isotop
> oksigen-18 kedua
> > granit itu. Evaluasi regional menunjukkan bahwa mereka
> mungkin berbeda.
> >
> > Bahwa Bangka dan Belitung terpisah secara tektonik
> oleh suatu suture
> > diindikasikan oleh :  (1) batas granit S dan I
> type di sebelah timurlaut
> > Bangka (Cobbing et al., 1992; McCourt et al., 1996)
> –makalah ini tak
> > memuat garis tegas batas jalur granit itu di antara
> Bangka-Belitung; (2)
> > analog perbedaan Main Range granite vs East Coast
> granite di Malayan
> > peninsular yang dipisahkan suture Raub-Bentong
> (Hutchison, 1989); dan (3)
> > ditemukannya discontinuous serpentinite (indikator
> suture) di timurlaut
> > Bangka (Pulunggono dan Cameron, 1984). Data
> petrokimia, isotop oksigen-18,
> > dan paleomagnetik granit Bangka dan Belitung akan
> membuktikan
> > kebenaran/kesalahan pemikiran ini, sehingga kuncinya
> adalah analisis
> > -interpretasi-sintesis  petro-tektonik Bangka dan
> Belitung.
> >
> > Salam,
> > Awang
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> --------------------------------------------------------------------------------
> > PP-IAGI 2008-2011:
> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> >
> --------------------------------------------------------------------------------
> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> > 13-14 Oktober 2009
> >
> -----------------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
> to information
> > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or
> others. In no event
> > shall IAGI and its members be liable for any,
> including but not limited to
> > direct or indirect damages, or damages of any kind
> whatsoever, resulting
> > from loss of use, data or profits, arising out of or
> in connection with
> > the use of any information posted on IAGI mailing
> list.
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> >
> >
> 
> 
> 
> --------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> --------------------------------------------------------------------------------
> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> 13-14 Oktober 2009
> -----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be
> liable for any, including but not limited to direct or
> indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting from loss of use, data or profits, arising out of
> or in connection with the use of any information posted on
> IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
> 
> 


      

______________________________________________
The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
fo...@hagi.or.id | www.hagi.or.id
* PIT HAGI ke 34, 8-13 November 2009, Yogyakarta
* Kunjungi http://pit34hagi.web.id/ untuk info lebih lanjut

________________________________

From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Eksplorasi BPMIGAS <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>; Geo Unpad 
<geo_un...@yahoogroups.com>; IAGI <iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI 
<fo...@hagi.or.id>
Sent: Monday, August 10, 2009 10:28:13 AM
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Granit Bangka-Belitung dan Suture 
Terranes



      

Kirim email ke