Tks Pak Taufik atas bahan bahan yang dikirimkan.

si
Abah


On Fri, April 15, 2011 2:54 pm, OK Taufik wrote:
> dicopas dari FB nya Pak RP Koesoemadinata
> 
>
Struktur Majalengka, yang (Diduga) Kawah Meteor
> by Ma'rufin
Sudibyo <http://www.facebook.com/profile.php?id=1363776334> on
> Thursday, April 14, 2011 at 9:19pm
> 
> Struktur
Majalengka, demikian nama (resmi) yang (mungkin) akan diberikan
>
terhadap kawasan di sekitar kota Majalengka (Jawa Barat), yang
belakangan
> ini menyedot perhatian dunia ilmu kebumian Indonesia.
Khususnya setelah
> geolog sepuh pak RP. Koesoemadinata memaparkan
hipotesisnya yang
> menggegerkan pada akhir Maret lalu (tepatnya
28 Maret 2011), yang kemudian
> banyak diperbincangkan entah di
berbagai milis, blog maupun secara
> personal.
> Hingga
akhirnya tim geologi ITB pun diberangkatkan ke lokasi untuk
>
menyingkap rahasianya.
> Struktur Majalengka berdasarkan citra
Google Earth, dengan kelima kandidat
> kawahnya.
> 
> Sumber : Koesoemadinata, 2011
> 
> 
> 
> Di sekitar kota Majalengka, tepatnya di kawasan Daerah Aliran
Sungai (DAS)
> Cilutung, terdapat sejumlah struktur melingkar
berukuran besar baik yang
> berbentuk nyaris utuh maupun kurang
dari separuh. Dalam citra Google Earth
> struktur-struktur ini
nampak cukup jelas. Ada 5 struktur dengan beragam
> ukuran yang
tersebar di kawasan seluas 12,7 x 12,7 km persegi. Agar lebih
>
mudah, saya mencoba melabeli kelima struktur tersebut dan pengukuran
> sederhana menggunakan Google Earth dikombinasikan Corel Draw
(dengan
> asumsi
> struktur berbentuk lingkaran sempurna)
menghasilkan data diameter: kawah A
> =
> 8,5 km, kawah B
= 3,9 km, kawah C = 4,3 km, kawah D = 3,5 km dan kawah E =
> 4,9
km. Kawah A dan E relatif terpisah dari yang lain sementara kawah B, C
> dan D nampak saling tumpang tindih.
> Peta geologi lokasi
struktur Majalengka.
> 
> Sumber : Koesoemadinata, 2011
> 
> 
> 
> Struktur ini sudah terlihat dalam
peta geologi yang diterbitkan P3G pada
> 1973 dan saat itu
ditafsirkan sebagai gejala pematahan menanjak/menaik
>
(thrust-faulting) yang melengkung. Dasar struktur dilapisi oleh sedimen
> yang
> menjadi bagian formasi Citalang yang berumur Pliosen
(4 juta tahun).
> Banyak
> geolog yang kemudian
menafsirkannya sebagai akibat bekerjanya tektonik
> lengseran
(gliding tectonic). Namun hipotesis ini sulit untuk
>
dipertahankan
> mengingat bentuk struktur tesebut melengkung ke
semua penjuru arah mata
> angin sehingga sulit dicari lokasi pusat
bebannya. Berangkat dari
> kesulitan
> ini pak
Koesoemadinata mencoba memecahkannya dengan hipotesis baru yang
>
ekstraterestrial. Struktur Majalengka diduga merupakan produk hantaman
> benda
> langit berkecepatan tinggi (hypervelocity impact)
yang sebelumnya telah
> terpecah-belah lebih dulu sebagaimana
halnya komet Shoemaker-Levy 9
> sebelum
> menumbuk Jupiter
(16-22 Juli 1994) sehingga membentuk struktur yang saling
>
tumpang tindih.
> Struktur Macha (Russia), salah satu contoh
struktur berkawah banyak. Di
> sini
> terdapat 5 buah
kawah yang terbentuk 8.000 tahun silam.
> 
> Sumber :
PASSC, 2011
> Struktur Henbury (Australia) dilihat dari udara.
Nampak 3 dari 14 kawah
> yang
> ada dalam struktur ini.
> 
> Sumber : PASSC, 2011
> 
> 
> 
> Planetary Space Science Data Center University of New Brunswick
(Canada)
> mencatat hingga 2011 di permukaan Bumi terdapat 178
struktur produk
> tumbukan
> benda langit yang berstatus
terbukti. Dan masih banyak lagi yang masih
> berstatus terduga,
menanti untuk dibuktikan. Dari jumlah itu, ada banyak
> struktur
yang berkawah banyak. Untuk struktur-struktur berusia sangat muda
> (Holosen) misalnya, kita bisa sebut nama struktur Macha (Russia),
Campo
> del
> Cielo (Argentina), Henbury (Australia),
Wabar (Saudi Arabia) maupun
> Sikhote-Alin (Russia) yang memiliki
lebih dari satu kawah. Sementara
> struktur tua berkawah banyak,
salah satunya Clearwater (East dan West) di
> Canada yang demikian
memukau.
> Jajaran kawah produk tumbukan benda langit yang
membentuk untaian
> (rantai),
> sepanjang 190 km, terekam
di permukaan Ganymede (satelit terbesar Jupiter)
> oleh wahana
Galileo. Beda dengan struktur berkawah banyak di Bumi,
>
struktur
> rantai ini ditimbulkan oleh hantaman benda langit yang
terlebih dulu
> terpecahbelah di angkasa.
> 
>
Sumber : NASA, 1995
> 
> 
> 
>
Berkebalikan dengan asumsi pak Koesoemadinata, struktur berkawah banyak
> terbentuk oleh benda langit yang mengalami pemecahan justru di
dalam
> lingkungan atmosfer Bumi, yang terjadi ketika tekanan ram
atmosfer (yakni
> tekanan udara yang terbentuk di depan obyek
berkecepatan sangat tinggi)
> telah demikian besar seiring kian
masuknya sebuah benda langit asing ke
> atmosfer hingga menemui
lapisan-lapisan udara yang kian memadat. Sehingga
> tekanan ram
tersebut melampaui ambang gaya ikat mineral-mineral penyusun
>
benda langit tersebut. Akibatnya terjadilah fragmentasi
(pemecahbelahan),
> yang umumnya terjadi di antara ketinggian 70
km hingga 30 km. Fragmentasi
> menghasilkan sejumlah pecahan yang
selanjutnya jatuh ke Bumi secara
> berdekatan. Sebaliknya, bila
pemecahan terjadi di angkasa (misalnya akibat
> bekerjanya gaya
tidal saat benda langit melanggar batas orbit Roche
> seperti
> dialami komet Shoemaker-Levy 9 dua tahun menjelang tumbukannya),
struktur
> tumbukannya berupa barisan kawah menyerupai untaian
tasbih (berjejeran),
> seperti bisa ditemukan di permukaan
Ganymede (salah satu satelit Jupiter).
> 
> 
> 
> Dengan menempati area yang tidak begitu luas, struktur
Majalengka
> konsisten
> dengan pola pemecahan benda
langit asing dalam atmosfer Bumi. Dengan
> bentuk
> tiap
kawah yang sferis nyaris mendekati lingkaran, bisa dikatakan bahwa
> benda langit yang membentuknya jatuh dari altitude tinggi dalam
tata
> koordinat horizon. Alm. Eugene M. Shoemaker, bapak
astrogeologi sekaligus
> salah satu pendiri cabang ilmu tumbukan
benda langit, menggarisbawahi
> bahwa
> benda langit yang
jatuh ke Bumi rata-rata memiliki altitude 45 derajat
> sehingga
kawah yang dibentuknya berbentuk bulat mirip mangkuk
>
(bowl-shaped).
> Hal ini nampak konsisten dengan ciri struktur
Majalengka.
> Foto mikrograf planar deformation features pada
kristal kuarsa dari
> struktur
> Charlevoix (Perancis).
Bentuk inilah yang harus dicari untuk membuktikan
> suatu struktur
adalah produk tumbukan benda langit.
> 
> 
> 
> Namun pembuktian sebuah struktur dibentuk oleh tumbukan benda
langit di
> masa
> silam tidak terletak pada analisis
bentuknya, melainkan pada eksistensi
> mineral-mineral kunci yang
khas, yang tidak terdapat dalam struktur
> geologi
> lain.
Tumbukan benda langit merupakan tumbukan dalam kecepatan sangat
>
tinggi
> sehingga melibatkan pelepasan energi kinetik sangat besar
yang menyamai
> magnitude ledakan nuklir, sehingga dampak yang
diakibatkannya pun setara
> dengan dampak ledakan nuklir (minus
radiasinya). Salah satu dampak yang
> menonjol adalah terjadinya
tekanan ekstratinggi (overpressure) di titik
> tumbuk yang
mencapai ratusan ribu hingga jutaan ton per meter persegi,
>
sehingga sanggup mengubah batuan menjadi batuan malihan dinamik
(metamorf
> tekanan).
> Shatter cones pada dolomit yang
berasal dari struktur Wells Creek (AS).
> Bentuk inilah yang harus
dicari untuk membuktikan suatu struktur adalah
> produk tumbukan
benda langit.
> 
> 
> 
> Bila di titik
tumbuk ada butir-butir silikat, ia bisa tertekan hebat
> sehingga
menjadi felspar (pada tekanan 5 juta ton per meter persegi) atau
>
koesit (200 ribu ton per meter persegi). Mineral tersebut juga memiliki
> fitur bidang-bidang deformasi mendatar (planar deformation
features/PDFs)
> yang khas bagi tumbukan benda langit. Dalam orde
tekanan yang lebih rendah
> akan terbentuk shatter cones, yakni
batuan dengan struktur makro
> menyerupai
> kerucut
terpecah atau ekor kuda. Pada tekanan yang jauh lebih tinggi,
>
batuan
> di titik tumbuk bisa meleleh (seperti lava), yang untuk
kemudian membeku
> kembali setelah tercampur dengan
bongkah-bongkah produk tumbukan sehingga
> menghasilkan breksi
tumbukan atau suevit atau breksi polimiktik.
> Breksi polimiktik
(suevit) dari struktur Ries (Jerman). Bentuk inilah yang
> harus
dicari untuk membuktikan suatu struktur adalah produk tumbukan benda
> langit.
> 
> 
> 
> Sehingga,
membuktikan struktur Majalengka sebagai kawah meteor sebenarnya
>
tinggal mencari adakah mineral koesit atau felspar, atau adakah
>
tanda-tanda
> planar deformation features secara mikroskopik, atau
adakah shatter cones
> secara makroskopik. Jika salah satu (lebih
bagus lagi ketiga-tiganya)
> ditemukan, maka struktur itu pun
terbukti (kawah meteor).
> 
> 
> 2011/4/11 Yanto
R.Sumantri <yrs...@rad.net.id>
> 
>>
>>
>> Mas Yatno
>>
>> Terima
kasih atas pencerahannya .
>> Pembentukan Tectite akibat
hantaman meteor itu dalam bentuk proses apa ?
>> Kalau
logikanya dalam fasa   fase cair ya ?s
>> Lantas bagaimana
seterusnya , maaf pertanyaannya "cerewed" soalnya 
>>
memang
>> saya ndak nggak ngerti hehehe.
>>
>> si Abah
>>
>> > YOn S at, April 9,
2011 10:40 am, Yustinus Suyatno Yuwono wrote:ang
>> jelas
>> akibat meteorit impact, selain terjadi pembentukan crater,
>>
>> > batuan permukaan (misalnya soil) akan
mengalami vitrikasi menjadi
>> butiran2
>> >
gelas yang disebut tectite, sisa material extra-terestria-nya sendiri
>> > disebut meteorite. Bahkan ada teori yg mengatakan, Deccan
Trapp di
>> India
>> > (plateau basalt) itu
akibat meteorit impact, bukan lelehan lava yg
>> berasal
>> > dari dapur magma(??), teori ini banyak yg menentang dari
fihak ahli
>> > volkanologi. Kitu Kang Yanto.
>>
> Salam,
>> > Yatno.
>> > ----- Original
Message -----
>> >
>>
From: Yanto
R.Sumantri
>> > To: iagi-net
>> > Sent:
Friday, April 08, 2011 12:13 PM
>> > Subject: Re:
[iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta
>> >
Tahun Lalu !
>> >
>> >
>> >
>> >
>> > Betul pak Koesoema , memang sulit untuk
menerangkan mekanisme
>> > nya.
>> > Saya
masih bertanya apa pengaruh suatu tumbukan terhadap komposisi
>> > suatu masa di bumi ? bagaimana dan apakah terjadi
perubahan kimia /
>> > fisika dari masa yang ditumbuk ?
>> >
>> > Mungkin ada rekan yang tahu atau
mengetahu reference - nya
>> >
>> >
>> > si Abah
>> >
>> > On Fri,
April 8, 2011 9:09 am, R.P.Koesoemadinata wrote:
>> > >
Young Earth argument, wah saya tidak membaca sampai kesitu.
>>
> >
>> > > Tetapi saya kira yg unik dari Majalengka
Crater Complex ini
>> merupakan
>> > >
multiple craters, yang mungkin ditumbuk oleh se-rentetan meteor yang
>> > pada
>> > > tempat yang sama, mungkin
seperti Levy-Schumacher meteors yang
>> > menghantam
>> > > Jupiter.
>> > >
>> >
> Saya belum pernah membaca adanya multiple craters ini ditempat
lain
>> di
>> > > bumi ini, barangkali ada
yang mengetahui?
>> > >
>> > >
>> > >
>> > > Dari segi ekonomi, barangkali
di bawah Majalengka Impact crater
>> > complex
>>
> > itu bisa terjadi akumulasi minyak bumi seperti di lapangan
Chicxulub
>> > di
>> > > Mexico. Daerah ini
sebelah utaranya masuk Block Jawa Barat Utara
>> dari
>> > > Pertamina, sedangkan bagian selatannya adalah masuk
Citarum Block.
>> > Tetapi
>> > > apakah
para pemegang block ini berani mengexplore lebih lanjut.
>>
> Seingat
>> > > saya di daerah ini ada beberapa
seismic lines, tetapi apa yg
>> > diperlihatkan
>> > > oleh seismic sections ini saya tidak tahu, mungkin
blur saja.
>> > Barangkali
>> > > ada yang
berpendapat lain?
>> > >
>> > >
>> > >
>> > > Sampai kini saya lihat di
forum ini belum ada bantahan mengenai
>> > hipotesa
>> > > impact craters ini, karena saya kira akan sulit
sekali dijelaskan
>> > dengan
>> > >
tectonics biasa maupun dengan gliding tectonics.
>> >
>
>> > > Wassalam
>> > >
>> > > RPK
>> > >
>> >
>
>> > >
>> > > To:
iagi-net@iagi.or.id
>> > > Sent: Friday, April 08, 2011
7:29 AM
>> > > Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka
Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta
>> > > Tahun Lalu !
>> > >
>> > >
>> > > Pak
Koesoema,
>> > > Sepertinya argumentasi "Young
Earth" tentang clues for meteoric
>> crater
>>
> > ini bagian dari diskusi creationism bahwa usia bumi tidak
milyaran
>> > tahun
>> > > itu ya ?
>> > >
>> > > Btw, kalau diameter crater
sebesar 3.5 Km, diperkirakan energi
>> > tumbukan
>> > > yg dihasilkan oleh meteor ini setara dengan 400
megaton atau setara
>> > > letusan Krakatau 1883. Ini
energinya, dampaknya tentu sangat
>> berbeda.
>>
> >
>> > > Salam
>> > >
>> > > rdp
>> > >
>> > >
2011/4/7 R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id>
>>
> >
>> > > Terima kasih
>> > >
R{K
>> > > ----- Original Message -----
>>
> >
>> >
>>
From: Edison Sirodj
>> > > To: <iagi-net@iagi.or.id>
>> >
> Sent: Thursday, April 07, 2011 8:42 PM
>> > >
Subject: Re: [iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4 Juta
>> > > Tahun Lalu !
>> > >
>>
> >
>> > > pak Kusuma, saya ada papernya pa Tjia,
sewaktu seminar expat di KL
>> > > 2008. InsyaAllah besok
sy upload.
>> > >
>> > >
>>
> > salam,
>> > > edison sirodj
>> >
>
>> > > Sent from my iPad
>> > >
>> > > On Apr 7, 2011, at 20:28,
"R.P.Koesoemadinata"
>> > >
<koeso...@melsa.net.id> wrote:
>> > > xpat
>> > > Memang saya pun pernah mendengar adanya ceramah Prof
Tjia itu
>> > > mengenai meteor crater itu serta potensi
minyak buminya di Jakarta
>> > >
>> > >
Saya check di internet publikasi mengenai meteor crater itu yang
>> > > saya ketemukan adalah
>> > > 1.
Meteor crater di Bukit Bunuh, Perak di mana diketemukan batuan
>> > > suevit sedangkan publikasinya adalah mengenai
paleo-anthropologi
>> > > (out of Malaysia) dimana
pemandangan geomorphologi dari crater
>> > > masih
terlihat
>> > > 2. Meteor crater di Langkawi (Seranai
Publications)
>> > > 3. Google juga menunjuk adanya
artikel Prof Tjia di Bull Geol Soc
>> > > Malaysia, Dec
2010, namun di periodical ini tidak diketemukan
>> > >
mengenai meteor crater.
>> > >
>> > >
Yang mengenai di Borneo belum diketemukan publicationsnya
>>
> > Wassalam
>> > > RPK
>> > >
>> > > ----- Original Message -----
>> >
>
>> >
>>
From: benyamin sembiring
>> > > To: iagi-net@iagi.or.id
>> > > Sent:
Thursday, April 07, 2011 5:37 PM
>> > > Subject: Re:
[iagi-net-l] Majelangka Dihantam Meteor Raksasa 4
>> > >
Juta Tahun Lalu !
>> > >
>> > >
>> > > salam,
>> > >
>> >
>
>> > > Pak Vic, sorry, karena judul yg dibawakan
Prof Tjia saat itu
>> > > adalah HYDROCARBON POTENTIAL OF
METEORITE IMPACT STRUCTURES
>> > > FOCUS ON SUNDALAND
>> > > Saya rasa untuk Indonesia, ternyata yang dibahas di
malaysia
>> > > (walaupun masih satu pulau dgn indonesia,
di kalimantan)
>> > > sori, ada sedikit kekeliruan
>> > >
>> > >
>> > > M A L
A Y S I A
>> > >
>> > >
>>
> > Identified 60 large to medium
>> > >
>> > > ring-like structures
>> > >
>> > >
>> > > 3 proven impact structures
>> > >
>> > > üPDFs
>> >
> üImpact breccia or suevite
>> > > üC r a t
e r s
>> > >
>> > >
>> >
> salam
>> > > benz
>> > >
>> > >
>> > > Pada 7 April 2011 17:10,
benyamin sembiring
>> > >
<benyaminsembir...@gmail.com> menulis:
>> > >
>> > > Salam,
>> > >
>> >
>
>> > > Pak Vic, tentang meteor impact sudah pernah
dilakukan
>> > > afternoon talk oleh IAGI di Tham Nak
Thai resto, Menteng,
>> > > tahun 2003/2004?. Saat itu
pembicaranya adalah Prof Tjia Hong
>> > > Jin. Seingat
saya beliau menjelaskan pembentukan
>> > >
cekungan-cekungan oleh karena adanya meteor impact. Banyak
>>
> > gambar-gambar yang disajikan, termasuk di Indonesia. Semoga
>> > > saya gak salah.
>> > > Acara itu
memang minim peserta, yang hadir nampaknya saat itu
>> >
> para senior/sepuh geologi, lebih tepat seperti reunian senior
>> > > geologi. Materi presentasi apakah diberikan kepada
IAGI waktu
>> > > itu saya agak lupa.
>> >
> Nampaknya, Prof Tjia sudah punya lebih dari satu meteoric
>> > > creater impact.
>> > >
>>
> >
>> > > Salam
>> > > benz
>> > >
>> > >
>> > >
>> > >
>> > >
>> > > Pada
7 April 2011 15:08, Rovicky Dwi Putrohari
>> > >
<rovi...@gmail.com> menulis:
>> > >
>>
> >
>> > > Sebuah hipotesa menarik dari Pak
Koesoema tentang
>> > > kemungkinan hantaman meteor di
dekat Majalengka. Meteoric
>> > > crater impact
diketemukan di hampir semua belahan dunia,
>> > > namun
sepi di Indonesia. Kalau saja hipotesa Pak
>> > >
Koesoemadinata ini benar, maka penemuan ini akan menjadi
>>
> > Meteoric Crater Impact pertama di Indonesia. Meteoric Impact
>> > > Ini sedang ditinjau oleh Mahasiswa dari Geologi
ITB
>> > >
>> > > Majelangka Dihantam
Meteor Raksasa 4 Juta Tahun Lalu !
>> > > Penyebaran
kawah benturan meteor di seluruh dunia.
>> > >
>> > > Selanjutnya silahkan baca di sini : Meteori crater
impact
>> > > pertama di Indonesia, Bahkan mungkin
pertama di Asia
>> > > Tenggara !!
>> >
>
>> > >
>> > >
>> >
> Rovicky
>> > >
>> > >
>>
> >
>> > >
>> > >
>>
> >
>> > >
>> > >
>>
> >
>> > >
>> > >
>>
> > __________ NOD32 5559 (20101024) Information __________
>> > >
>> > > This message was checked by
NOD32 antivirus system.
>> > > http://www.eset.com
>> > >
>> > >
>> > >
>> > >
>> > > --
>> > >
"Success is a mind set, not just an achievement"
>>
> >
>> > >
>> > >
>>
>
>> >
>> > --
>> >
_______________________________________________
>> >
Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate
>> > jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar
Ibadah kudu
>> > lakonan.
>>
>>
>> --
>>
_______________________________________________
>> Nganyerikeun
hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate
>>
jalma
>> hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah
kudu lakonan.
>>
> 
> 
> 
>
--
> Sent from my Computer®
> 


-- 
_______________________________________________
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.

Kirim email ke