Pak Dhe, dan pak Lik, saya mau off dulu sampek Desember yaa, terima kasih banyak sampai saat ini. Ip81
--- Pada Sel, 18/10/11, Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> menulis: Dari: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> Judul: [iagi-net-l] Re: [Geologi UGM] Penyerahan data ke Pusdatin Kepada: geologi...@googlegroups.com, "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id> Tanggal: Selasa, 18 Oktober, 2011, 1:11 PM 2011/10/18 Sumuyut Sarjono <ssumu...@yahoo.com> Minggu kemarin baru ngobrol dengan geologist Australia , dia cerita kalau di negaranya setelah 4 tahun data sudah di open, lain cerita di kita agak susah cari data dari sumbernya. Monggo PR buat RDP lam salam smy 73 Wak Muyut, Sakjane ya ndak "level' membandingkan Indonesia dengan Ustrali, atau negeri yang tidak mengenal PSC dg Cost Recovery. Bahkan kalau berbicara keterbukaan data dengan orang HANKAM akan lain lagi ceritanya. Data merupakan nilai harta dari isi dompet kita. Kalau kita memiliki tentara yang kuat untuk menjaga harta ini, maka dengan membuka bahkan "umuk" alias pamer ke negeri tetangga adalah "membanggakan" namun kalau kita ndak punya tentara yang mampu menjaga isi dompet kita, maka membuka informasi isi dompet merupakan tindakan yang "membahayakan". Lain lagi melihat gambaran yang diberikan Om Ziggie dengan keterbukaan data di Vietnam dimana data tidak ada yang rahasia, Di Vietnam tidak ada yang namanya tight hole, malam ini sumur di DST, besok pagi hampir seluruh Vietnam sudah tahu hasilnya dan dari reservoir mana, ini menunjukkan kemungkinan adanya "keuntungan" lain bila data itu dibuka bebas, tidak boleh ada kebijakan tight hole di Vietnam. Pasti akan ada pro-kontra kalau berbicara sampai level ini. Salam RDP