Waktu jalan jalan ke  Ciwidey untuk keperluan sosialisasi , saya (yang gede di 
JaBar) terkejut , karena rupanya ada kebiasaan baru (paling tidak di Kabupaten 
Bandung ) , yaitu selain mengucapkan kata pembuka AssWW , juga ada kata baruyg 
berasal dari bhs Sunda yaityu "SAMPURASUN" , yang kemudian dijawab dengan 
"RAMPES".
Dibawa saya sampaikan pengertian - nya menurut yang saya ambil dari Mbah Google.
Semoga bermanfaat.

sampurasun
SAMPURASUN...Rampes...Kata tersebut
tidak pernah lupa diucapkan Walikota Cimahi H.M. Itoc Tochija
dalam setiap kali kesempatan dan bertatap muka dengan siapapun. Kata
Sampurasun  kini sudah akrab dan tidak hanya menjadi kosakata para
orangtua tetapi populer juga dalam pergaulan anak-anak. 
Sampurasun dan Rampes memang tidak dapat dipisahkan. Ketika ada orang yang
mengucap sampurasun maka jawabannya rampes. Dalam kesempatan
acara sosialisasi tentang perundang-undangan Lingkungan Hidup, Itoc sempat
bertutur soal kebiasaannya mengucapkan sampurasun.
Sampurasun, Rampes artinya, tolong maafkan kami. "Mohon maaf  takut
ada kesalahan", kata Itoc.
Ia mengatakan pengucapan kata Sampurasun yang dijawab Rampes merupakan salah
satu kearifan lokal terutama bagi masyarakat Sunda. Meskipun saat
ini, dihadapkan pada kemajuaan zaman di era globalisasi bukan
berari melupakan nilai-nilai budaya lokal. "Bumi dan tanah ini tidak berpindah,
yang bergerak adalah manusiannya. jadi meskipun zaman sudah maju bukan 
berarti harus
melupakan budaya lokal. Nilai-nilai budaya harus tetap terpelihara dan
dilestarikan," ujarnya. 
Kendati sudah akrab ditelinga, tidak salahnya untuk mengetahui filosofi kata
sampurasun.
Dalam sejarahnya peradaban Sunda, kata
Sampurasun merupakan singkatan dari Sampura
(hampura) yang artinya punten. Kata ini
singkatan dari "abdi nyuhungkeun dihapunten" (Saya mohon
dimaafkan). Sehingga, ketika seseorang mengucapkan Sampurasun maka jawabannya
yaitu rampes, artinya baik dimaafkan (mangga dihapunten).
Maka kata Sampurasun Rampes menjadi frase yang
pengucapannya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. 
Kata ini biasa dipakai orang Sunda ketika bertamu ke rumah orang. Dipakai pula
untuk menyapa khalayak sebagai kata pembuka dalam kesempatan
berpidato maupun memberikan sambutan.  Atau kata yang ditulis saat mengawali
kalimat dalam surat. Sampurasun boleh jadi hanya secuil dari bentuk pelestarian
kearifan lokal. Paling tidak, kata sederhana itu paling mudah dilakukan dan
dipraktekan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Meskipun
sejatinya, kearifan lokal dalam tatakrama Sunda tidak sekedar kata sampuran.
(cucu sumiati/"GM")** 
Diposkan oleh Ucu Lucu di 07:03
 
si Abah

Kirim email ke